Virus Corona di Indonesia
Jokowi Minta Transparansi Data Virus Corona di Indonesia, Tenaga Ahli KSP: Selama Ini Ada Kendala
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Brian Sriprahastuti mengakui adanya kendala dalam masalah keterbukaan data.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Tak hanya pasien positif terinfeksi Covid-19, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP) di Indonesia mengalami peningkatan dari hari ke hari.
Presiden Jokowi sempat meminta pihak-pihak terkait untuk buka-bukaan soal data Virus Corona di Indonesia.
Terkait hal tersebut, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Brian Sriprahastuti mengungkap masalah keterbukaan data bukan lah kesengajaan.
Namun, Brian Sriprahastuti mengakui adanya kendala dalam masalah keterbukaan data.
"Ya sebetulnya masalah transparansi data dan integrasi data juga itu sudah apa namanya menjadi isu yang setiap saat kita angkat disampaikan Bapak Presiden setiap saat."
"Tetapi memang kita harus akui ada keterbatasan selama sejak ada kasus pertama hingga bulan-bulan ini kan kita masih mengalami kendala," ujar Brian seperti dikutip TribunWow.com dari Kompas TV pada Jumat (17/4/2020).
Namun, kendala yang dimaksud bukan karena kesengajaan.
Melainkan adanya keterbatasan laboratorium tes Virus Corona.
Sehingga, pemerintah harus menunggu lebih lama hasil tes yang didapatkan.
"Nah kendala utama ini sebetulnya bukan masalah transparansi datanya, kendala utama yang kita hadapi adalah masalah bahwa untuk menyampaikan kasus yang ada itu kan harus dikonfirmasi secara laboratorium."
"Dan laboratorium itu saat pada awal itu hanya terbatas ada di beberapa tempat saja," ujar dia.
Akan tetapi kini Indonesia lebih banyak memiliki laboratorium Virus Corona.
Semakin banyak laboratorium Virus Corona semakin banyak pula data yang bisa disampaikan pemerintah.
Tak hanya itu, kini laboratorium Covid-19 tersebut juga sudah tersedia di daerah-daerah.
"Ada di Jakarta dan sekarang perkembangannya kan sudah berubah ada 32 laboratorium yang sudah tersebar di beberapa daerah yang sudah mampu melakukan konfirmasi diagnostik secara positif."