Berhasil Jaya Pada Pekan Ini, Rupiah Diprediksi Masih Bisa Menguat Pekan Depan

bTRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Pergerakan nilai tukar rupiah sepanjang pekan ini menguat karena ditopang sentimen eksternal.

Berkaca dari penguatan pekan ini, kondisi tersebut diprediksi masih bisa terus berlanjut di pekan depan.

Dikutip dari Bloomber, rupiah berhasil menguat 2,61 persen dalam sepekan dari Rp 15.880 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis (9/4/2020) menjadi Rp 15.464 per dolar AS pada Jumat (17/4/2020).

Pada kurs tengah Bank Indonesia, kurs Jisdor hari ini berada di Rp 15.503 per dolar AS. Dalam sepekan, Jisdor menguat 4,54 persen dari posisi Rp 16.241 pada perdagangan terakhir pekan lalu.

Analis HFX Internasional Berjangka Ady Phangestu menjelaskan, sentimen nilai tukar rupiah sepekan mengacu pada perputaran roda ekonomi China yang berangsur membaik.

Kondisi tersebut turut memicu kembali manufaktur Negeri Tirai Bambu, sehingga kebutuhan bahan tambang dari Indonesia dan Australia akan membaik.

"Diperkirakan membaiknya manufaktur China bakal memulihkan alur perdagangan Asia secara berangsur," kata Ady kepada Kontan.co.id, Jumat (17/4/2020).

Sementara itu, laporan data tenaga kerja AS terbaru yang tercatat memburuk.

Klaim pengangguran naik 5,2 juta orang hingga akhir pekan lalu sehingga menekan kurs dolar AS.

Selain itu, neraca perdagangan AS yang defisit turut menjadi sentimen yang menguatkan hampir sebagian besar mata uang di Asia, termasuk rupiah.

Di samping itu, beberapa negara barat bersiap melonggarkan lockdown.

"Untuk jangka pendek, rupiah masih cukup menguat, tetapi untuk jangka menengah masih ada ruang untuk melemah ke kisaran Rp 15.500 per dolar AS," tandasnya.(*)

Artikel ini telah tayang di KONTAN dengan judul Perkasa dalam sepekan terakhir, analis: Rupiah berpeluang menguat dalam jangka pendek.