Tips Hadapi Virus Corona
Social Distancing Diperlukan Hingga Tahun 2022, Menurut Peneliti, Begini Penjelasannya
Pembatasan sosial seperti menutup sekolah, larangan berkumpul di area umum, dan tetap berada di rumah, bisa diperlukan hingga beberapa tahun mendatang
Beberapa negara di Eropa telah bergerak secara perlahan dan berhati-hati untuk keluar dari masa lockdown, setelah menjalani beberapa minggu pembatasan sosial dan ekonomi yang ketat.
Amerika Serikat, pusat pandemi global wabah virus corona, telah memberi isyarat 1 Mei sebagai tanggal potensial untuk mengendurkan pembatasan sosial.
Para peneliti di Harvard mengatakan, mereka sadar jarak sosial yang berkepanjangan, bahkan jika berselang, kemungkinan memiliki konsekuensi ekonomi, sosial, dan pendidikan yang sangat negatif.
Peneliti menekankan, tujuan mereka bukan mendukung kebijakan pemerintah, namun memacu ide-ide inovatif, dan memperluas daftar pilihan untuk mengendalikan pandemi dalam jangka panjang.
Studi juga menyebut, penting untuk memahami apakah orang dapat menjadi kebal terhadap virus corona setelah mereka terinfeksi, dan hal ini belum diketahui.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, bukti dari sejumlah negara di dunia memberi mereka gambaran lebih jelas tentang virus corona, bagaimana perilakunya, cara menghentikannya serta cara mengobatinya.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus memberikan komentar pada konferensi pers awal pekan ini.
"Keterkaitan global kita berarti risiko pengenalan kembali virus dan kebangkitan penyakit akan terus berlanjut."
"Pada akhirnya, pengembangan, dan pengiriman vaksin yang aman dan efektif akan diperlukan untuk sepenuhnya menghentikan penularan," kata Tedros.
Sampai hari Rabu (15/4/2020), hampir dua juta orang di seluruh dunia telah terinfeksi Covid-19, dan sebanyak 127.590 di antaranya meninggal dunia, menurut data dari Johns Hopkins University. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Akankah "Social Distancing" Berlangsung hingga Tahun 2022?"