Update Virus Corona Indonesia
Penjualan BBM Anjlok Karena Dampak Virus Corona, Dirut Pertamina Nicke Widyawati Curhat Ini
BUMN yang menjadi penyedia bahan bakar ini kelimpungan karena pemakaian BBM di Indonesia kini anjlok drastis.
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Diketahui Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat pandemi covid-19 sangat berdampak besar.
Bahkan PSBB ternyata berimbas pada PT Pertamina juga.
Menurut informasi yang ada, BUMN yang menjadi penyedia bahan bakar ini kelimpungan karena pemakaian BBM di Indonesia kini anjlok drastis.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyampaikan turunnya permintaan konsumen Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam RDP panja BUMN energi dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (16/4).
Hal ini menyusul imbauan work from home serta kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat pandemi covid-19.
"Penurunan konsumsi BBM produk Premium dan Pertaseries ini mencapai 16,78 persen per hari dibandingkan Januari dan Februari 2020. PSBB membuat penjualan semakin tertekan," kata Nicke dalam virtual conference.
Di ibu kota Nicke mengatakan permintaan pasar BBM turun sangat dalam hingga 59 persen dibandingkan kota-kota besar lainnya. "Ini situasi yang belum pernah terjadi dalam sejarah Pertamina," terangnya.
Sementara penjualan produk gasoil atau solar juga rata-rata turun 8,38 persen dibanding Januari dan Februari 2020. Nicke menjelaskan turunnya permintaan konsumen ini berdampak besar pada operasional kilang dan keuangan perusahaan.
"Demikian juga untuk BBM aviasi penurunannya di atas 60 persen karena banyak maskapai berhenti operasi," tuturnya.
Lebih lanjut Nicke menjelaskan penurunan harga minyak dunia karena terjadinya over suplai dan diimbangi dengan penurunan demand.
Meski begitu penjualan LPG Pertamina subsidi maupun non-subsidi mencatat tren positif karena banyaknya masyarakat yang beraktivitas di rumah.
Kenaikan permintaan pasar gas mencapai 1,45 persen per hari jika dibandingkan periode Januari dan Februari 2020.
Dalam rapat tersebut, Nicke Widyawati mendapat pertanyaan tegas dari Anggota Komisi VI DPR terkait harga BBM yang belum turun di saat minyak dunia dunia murah.
Nicke menjelaskan dalam RDP Panja BUMN bidang energi tersebut bahwa harga BBM menjadi kewenangan dari Kementerian ESDM.
"Penetapan harga BBM regulated. Setiap bulan kami mengikuti formula yang ditetapkan ESDM. Harga ditetapkan pemerintah hari ini belum ada perubahan," terang Nicke.
Menurutnya, Pertamina secara korporasi sudah merespons harga minyak dunia yang turun dengan memberikan diskon.
"Kami melakukan langkah secara korpirasi karena memang boleh," urai mantan pejabat PLN tersebut.
Sebelumnya, Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PAN, Primus Yustisio mengkritisi harga BBM di Indonesia yang masih mahal kepada Dirut Pertamina.
"Bu Nicke kalau update harga minyak hari ini adalah 27 dolar AS per barel. Sedangkan harga yang ibu berikan 70 dolar AS per barel," kata Primus.
Menuru Primus, program subsidi sudah tidak diperlukan karena harga minyak sekarang sudah sangat murah."Bahkan harga BBM Pertamax Plus seharusnya bisa dibeli dengan kisaran Rp3.500-Rp4.000 per liter. Ibu sekarang juala berapa?" tegasnya.
Perlu diketahui, PT Pertamina (Persero) terakhir menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada 5 Januari 2020. Penurunan tersebut menyesuaikan harga jual BBM Umum jenis bensin dan solar Pertamax series dan Dex series di awal 2020.
Penyesuaian harga tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM 187K/10/MEM/2019 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang disalurkan melalui stasiun pengisian bahan bakar umum atau stasiun pengisian bahan bakar nelayan.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Saat Dirut Pertamina Nicke Widyawat Curhat Penjualan BBM Anjlok, https://www.tribunnews.com/bisnis/2020/04/17/saat-dirut-pertamina-nicke-widyawat-curhat-penjualan-bbm-anjlok?
Subscribe Youtube Channel Tribun Manado: