Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Dunia

Kisah Pasangan Beda Negara yang Harus Terpisah karena Corona, Fakta Lain Hubungan Mereka Terungkap

Selain itu, beberapa pasangan juga harus terpisah karena aturan lockdown yang ditetapkan oleh pemerintah.

Editor: Indry Panigoro
tribunnews
ilustrasi LDR 

Mereka bisa memahami bahwa cinta yang ada di dalam diri mereka bukan hanya ketertarikan yang bersifat fisik semata.

Pagar pembatas cegah penyebaran virus corona 

Pagar itu sendiri sebetulnya sengaja didirikan untuk memperlambat penyebaran virus corona dan mengurangi frekuensi kontak fisik antar-satu orang dan orang lainnya.

Akan tetapi, para pasangan beda negara itu memutuskan untuk pergi ke wilayah perbatasan yang dihalangi pagar tersebut untuk bertemu kekasihnya.

Mereka duduk berhadapan dengan kekasihnya yang juga datang ke sana.

Mereka bisa saja bertemu dan bertatap muka, tetapi ada pagar kawat tinggi yang membentang di hadapan mereka.

Mau tak mau mereka pun harus menjalani hubungan jarak jauh meski sebenarnya posisi mereka berdekatan.

Disebutkan, awalnya pagar pembatas hanya setinggi pinggang. Dengan pagar yang hanya berukuran rendah, pasangan-pasangan ini tetap bisa datang dan memeluk atau mencium pasangannya masing-masing.

Dirasa tidak efektif untuk mencapai tujuan utama yang ingin dicapai, didirikanlah pagar yang lebih tinggi sehingga tidak memungkinkan orang di seberangnya untuk kontak fisik dengan orang di belakang pagar.

Sejauh ini, tidak ada yang tahu sampai kapan pagar itu akan terpasang dan virus corona memisahkan mereka dalam jarak yang sebenarnya amat dekat.

Pasangan Paula Fastuca dan Ken Caccavale menggelar pernikahan di atap apartemen mereka di Brooklyn
Pasangan Paula Fastuca dan Ken Caccavale menggelar pernikahan di atap apartemen mereka di Brooklyn (Yumi Matsuo Studio)

Mereka mengaku akan sangat senang ketika pagar telah dicabut dan mereka bisa kembali bertemu secara normal seperti sedia kala.

Pada akhir pekan, ada lebih dari 100 pasangan mendatangi perbatasan Konstanz dan Kreuzlingen ini untuk menemui kekasih mereka masing-masing.

Terlebih lagi, ketika suhu udara memanas dan nyaman untuk melakukan pertemuan di luar ruangan seperti itu.

Wali Kota Kreuzlingen, Thomas Niedererger, menyebutkan, kota-kota di wilayahnya juga kota-kota sekitar yang masuk wilayah Jerman sudah biasa terhubung sejak 2009.

Banyaknya aktivitas masyarakat kedua kota yang membutuhkan akses keluar masuk membuat tidak ada pembatasan khusus yang didirikan di sana.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved