Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Dunia

Pemerintah Sri Lanka Dapat Kecaman Karena Perintahkan Jenazah Covid-19 agar Dikremasi

Pemerintah tetap melakukan kremasi terhadap jenazah meski diprotes kerabatnya. Langkah itu juga menuai kecaman dari kelompok HAM.

(AFP/BRYAN R SMITH)
Perlengkapan medis dan deretan tempat tidur terlihat di dalam tenda rumah sakit lapangan darurat yang didirikan sukarelawan dari organisasi bantuan Kristen Internasional Samaritans Purse untuk pasien virus corona di Central Park, New York, Senin (30/3/2020). AS kini resmi menjadi epicenter corona di dunia dengan data hingga Selasa (31/3/2020) terdapat 163.429 kasus positif dan korban meninggal 3.148 orang, melebihi Italia, China, dan Spanyol. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kecaman muncul terkait wacana jenazah korban Covid-19 dikremasi.

Pemerintah Sri Lanka menerima kecaman dari warga Muslim, setelah memerintahkan agar jenazah korban Covid-19 dikremasi.

Di antara tujuh korban meninggal yang positif terinfeksi virus corona, tiga dari para korban merupakan pemeluk agama Islam.

Pelanggar Lockdown di Israel Ditendang dan Disemprot Lada, Malah Ancam Bunuh Polisi

" Jenazah dari orang yang meninggal karena, atau diduga, terinfeksi Covid-19 harus dikremasi," kata Menteri Kesehatan Pavithra Wanniarachchi.

Dilansir AFP via Al Jazeera Minggu (12/4/2020), keputusan tersebut menuai protes dari kalangan Muslim, sebab tak sesuai dengan keyakinan mereka.

Meski begitu, pemerintah tetap melakukan kremasi terhadap jenazah meski diprotes kerabatnya. Langkah itu juga menuai kecaman dari kelompok HAM.

"Di saat situasi sulit ini, pemerintah harusnya menyatukan semua warga, bukan memecah belah," keluh Direktur Amnesty Asia Selatan, Biraj Patnaik.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) sudah menekankan, jasad korban virus bernama resmi SARS-Cov-2 tersebut bisa dikremasi atau dimakamkan.

Partai politik yang mewakili Muslim, juga menuding Colombo sudah tidak menghormati ritual keagmaan maupun permintaan dari keluarga korban.

Komisi Kebebasan Beragaman Internasional AS (USCIRF) juga menyayangkan Sri Lanka yang melanggar praktik ritual pemakaman secara Islam.

Total, 210 orang terpapar Covid-19 di negara Asia Selatan tersebut, sementara kasusnya di seluruh dunia sudah melebihi 1,8 juta.

Gebrakan Terbaru Ahok di Tengah Pandemi Covid-19, Driver Ojol Beruntung, Berhadiah Mobil Porsche

New York Akan Makamkan Jenazah Korban Covid-19 di Taman

Pemerintah New York menyatakan, mereka akan memakamkan jenazah korban Covid-19 di taman untuk sementara karena kamar mayat hampir penuh.

Ketua dewan kota menyatakan, saat ini petugas di ruang mayat berhadapan dengan "momen setara dengan tragedi 9/11" setelah virus corona menyebar.

"Parit akan digali untuk 10 peti mati secara berjejer," ujar Mark Levine dalam kicauannya di Twitter, seperti dikutip Sky News Senin (6/4/2020).

Levine menerangkan, proses pemakaman jenazah korban Covid-19 di taman itu akan dilakukan sesuai prosedur dan bersifat sementara.

"Tapi, saya yakin ini momen yang sangat sulit bagi warga New York untuk memahaminya," lanjut Levine dalam pernyataannya itu.

Kamar mayat rumah sakit, yang biasanya menampung 15 jasad, telah penuh. Jadi, 80 lemari pendingin dilaporkan mulai dikerahkan.

Tetapi lemari pendingin juga mulai mendekati kapasitasnya. Sementara rumah duka kewalahan dengan dinas pemakaman kota tak bisa dengan cepat menguburkan korban.

Levine mengatakan, petugas rumah duka sampai kewalahan tidak hanya karena jumlah kematian di rumah sakit mengalami peningkatan.

"Pada momen sebelum krisis, rata-rata kami menerima kabar adanya 20-25 kematian di rumah seluruh New York City," papar Levine.

Dalam Waktu Dekat Amalia Landjar Akan Bagi-bagi Masker Gratis untuk Warga Boltim

Kini, sejak virus corona menyebar, Levine menuturkan bahwa pemerintah kota mendapatkan laporan 200-215 korban meninggal.

Dia mengaku pihaknya berusaha menghindari situasi seperti di Italia, yakni tatkala militer terpaksa dikerahkan untuk mengumpulkan jenazah.

Meski memaparkan bahwa rencana itu bersifat darurat, Levine berujar dirinya terpaksa menerapkannya secepat mungkin, dan menyebut wilayahnya mulai memasuki pekan terburuk.

Lokasi pemakaman bagi korban Covid-19 belum diputuskan, dengan Wali Kota Bill de Blasio juga enggan untuk mengungkapkannya.

"Saya tidak ingin menjabarkannya, karena saya merasa tidak pantas juga jika harus mempublikasikannya," tegas De Blasio.

Saat ini, AS adalah dengan kasus infeksi tertinggi dunia, di mana mereka melaporkan 367.385 penderita, dengan 10.876 di antaranya meninggal.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Perintahkan Jenazah Covid-19 agar Dikremasi, Pemerintah Sri Lanka Dikecam

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved