Udpate Virus Corona Indonesia
Anak Usia 3,5 Tahun yang Positif Corona, Sudah Dinyatakan Sembuh pada Hari Ini
Seorang anak berusia 3,5 Tahun mengalami kesembuhan dari Virus Corona, Minggu (12/4/2020).Anak tersebut berasal dari Purwakarta
Proses persalinanya sangat dramatis, karena semua tim dokter mengakan alat pelindung diri (APD) protokol penanganan pasien positif virus corona.
Sang ibu bayi pun mengenakan masker agar sang bayi lahir sehat dan tidak tertular virus corona.
Bagimana nasib sang bayi yang lahir dari ibu positif terinfeksi virus corona?
Tim dokter di Kamerun membantu proses persalinan seorang perempuan berusia 19 tahun, yang positif terinfeksi virus corona.
Dokter bernama Sone Charles menjelaskan, pasien tersebut awalnya mengeluhkan masalah pernapasan.
Selanjutnya, petugas medis di Rumah Sakit Pusat Yaoundé, Kamerun, menahannya di dalam ruang isolasi, setelah mendapati hasil tes positif Covid-19.
Charles menjelaskan, perempuan yang tidak diungkap namanya oleh pihak berwenang, menjalani proses persalinan prematur pada Sabtu malam lalu (4/4/2020).
Tim dokter yang bertugas berusaha untuk menyelamatkan bayi dan ibu tersebut. Persalinan terjadi dalam satu jam tanpa adanya komplikasi.
Penjelasan ini disampaikan Dr. Yaneu Ngaha, yang memimpin tim membantu proses persalinan.
"Itu cukup cepat. Bayinya keluar dan kami (langsung) memisahkannya dari ibu, yang tidak menyentuh anak itu."
"Kami mengenakan jaket pelindung dan ibu juga mengenakan masker,” kata Ngaha. “Ibu dan bayinya kini dalam kondisi baik,” sambung dia.
Ngaha menambahkan, sampel diambil dari bayi 14 jam setelah dilahirkan, dan rumah sakit kini sedang menunggu hasil tesnya.
"Bayi itu telah dipindahkan ke unit neonatal dan disimpan di inkubator karena dia prematur dengan berat sekitar dua kilogram." "Kami memeriksa suhunya tiga kali sehari," kata Ngaha lagi.
Kamerun telah melaporkan 650 kasus virus corona dalam waktu satu bulan dari kasus pertamanya. Demikian data yang dilansir oleh lembaga kesehatan dunia, WHO.
Lonjakan dalam kasus-kasus tersebut diduga terjadi karena ketidakdisiplinan orang-orang dengan riwayat perjalanan ke luar negeri, yang menghindari karantina.