Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Dunia

Seakan Covid-19 Bukan Masalah, Dunia Sedang Berjuang Melawan Virus Corona, Korut Sibuk Tes Rudal

Pemerintah Korea Utara melaporkan kepada WHO tanggal 13 Maret lalu, di negara itu tidak ada satu pun kasus Covid-19.

Editor:
KCNA via Sosok.ID
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. 

TRIBUNMANADO.CO.ID,- Saat ini diketahui tidak ada data-data yang bisa dikonfirmasi dari Korea Utara mengenai virus corona (Covid-19).

Karena hal tersebut sehingga fakta yang beredar hanya propaganda, dugaan-dugaan dan spekulasi.

Namun pada bulan Januari lalu, harian nasional Rodong Sinmum sudah menulis tentang virus corona.

Saat itu menyebutkan bahwa perjuangan melawan virus ini adalah pertaruhan "keberlangsungan bangsa”.

Pemerintah Korea Utara melaporkan kepada WHO tanggal 13 Maret lalu, di negara itu tidak ada satu pun kasus Covid-19.

 

Saat itu negara tetangganya, Cina, sudah melaporkan ada lebih dari 800.000 kasus Covid-19, sedangkan di Korea Selatan sekitar 8.000 kasus.

Di Korea Utara sendiri sudah diberlakukan karantina dan pembatasan sejak awal tahun sampai sekarang. Penerbangan dan kereta api berhenti beroperasi, sekolah dan universitas diliburkan, warga asing yang ada di wilayahnya diwajibkan melakukan karantina 30 hari, termasuk para diplomat.

Jerman sudah menarik pulang para diplomatnya akhir Februari lalu.

Yang penting tes rudal, bukan ancaman virus corona

Seperti ingin membuktikan bahwa corona sama sekali bukan masalah, Korea Utara bulan Maret melakukan empat uji coba rudal balistik.

Ketika itu, hampir seluruh negara dunia sedang sibuk menghadapi penyebaran Covid-19 yang sangat cepat.

Penguasa Korea Utara Kim Jong Un memang sudah mengumumkan  sejak awal tahun, bahwa negaranya tidak terikat lagi kepada kesepakatan menghentikan ujicoba atom, dan akan kembali melakukan tes rudal balistik, sekalipun itu berarti melanggar sanksi PBB.

"Sangat tidak mungkin” tidak ada kasus infeksi corona di Korea Utara, kata Andray Abrahamian, dosen di Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas George Mason di Incheon, Korea Selatan. Pakar politik asal Inggris itu dalam 15 tahun terakhir sudah beberapa kali berkunjung ke Korea Utara.

Tapi sekarang makin sedikit informasi, karena makin sedikit orang yang bisa melakukan perjalanan ke Korea Utara, katanya.

Propaganda dan infrastruktur kesehatan yang buruk

Memang sulit dibayangkan bahwa virus corona berhenti di perbatasan ke Korea Utara, apalagi mengingat bahwa negara itu memiliki perbatasan darat yang panjang dengan Cina, sekitar 1400 kilometer.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved