Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Dua Pasien Baru Positif Corona di Sulut dari Luar Negeri

Orang positif terpapar Coronavirus disease 2019 (Covid-19) di Sulawesi Utara bertambah. Satuan Gugus Tugas (Satgas) Covid-19 Sulut

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Tribun Manado / Jufry Mantak
Juru Bicara Satgas Covid-19 dr Steven Dandel 

Olly mengatakan, penanganan Covid-19 harus dihadapi bersama, murni untuk kemanusian. Ia menolak keras ada embel-embel pencitraan pilkada. "Tidak ada pencitraan pilkada, " ujarnya, Senin (6/4/2020).

Kata Gubernur, semua satu komando dari pusat, kemudian daerah ikut kebijkana pusat. Baik di pemerintahan, begitu pun di partai. PDIP mengambil kebijakan sesuai instruksi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri untuk melawan Covid-19.

Pemkab Minahasa Segera Bangun Rusun Tiga Lantai Sebagai Tempat Isolasi

Bentuk bantuan disalurkan berupa sembako dan penyemprotam disinfektan. Meski begitu tak ada embel-embel terkait pilkada. "Jadi fokus kita untuk membantu masyarakat dan pemerintah melawan Covid -9 sesuai instruksi Ketua Umum, tidak ada pencitraan pilkada," tambah Franky Wongkar, Sekretaris DPD PDIP Sulut.

Kata Wakil Bupati Minahasa Selatan ini, kader di eksekutif, legislatif dan struktur partai turun lapangan membantu masyarakat. Dalam setiap aktivitasnya, kader PDIP menyuarakan semangat gotong royong lawan Corona. "Kita buat tagar sosialiasikan ke masyarakat," ujarnya. 

dr Jonesius Manopo, Dosen Epidemologi Jurusan IKM FIO Unima
dr Jonesius Manopo, Dosen Epidemologi Jurusan IKM FIO Unima (istimewa)

Seperti Api dalam Sekam

Jonesius Manoppo, Dosen Epidemiologi, FIKM, Unima menilai, pemerintah perlu lebih keras lagi melakukan pengawasan dan penanganan pencegahan pandemi Covid-19. Saat ini, sudah terbukti penderita atau orang tanpa gejala memang semakin meningkat. Kalau rata-rata orang menginfeksi 2-3 orang dalam waktu 6-7 hari seharusnya sekarang sudah ada sekitar 16 pasien lebih di minggu ini.

Keadaan saat ini, sama seperti api dalam sekam, di permukaan tampak tenang, tapi di bawah membara. Untuk penanganan pasien bagi tim medis di Sulut perlu melihat ada tren peningkatan pneumonia akhir-akhir ini atau penyakit paru-paru. Hanya itu tidak bisa masuk kategori pasien dalam pengawasan (PDP) karena tidak ada riwayat kontak erat dan tidak melakukan perjalanan.

Ini Covid-19 kan kalau berat akan menyebabkan pneumonia. Itu kalau pneumonia berat, pasien bernafas harus dibantu ventilator. Nah, apakah ventilator ini tersedia nanti atau malah terbatas. Itulah sebenarnya yang ditakutkan para tenaga medis yang menangani langsung pasien Covid-19.

Seandainya ada 20 saja positif yang gejalanya berat, kalau tenaga medis dalam hal ini rumah sakit kekurangan ventilator, kita nanti akan memilih siapa yang perlu diselamatkan nanti. Maka penanganan soal ini benar harus dipandang serius dan dipikirkan langkah penanganan yang lebih efektif ke depan.

Saya mendukung upaya pemerintah untuk melakukan Perbatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Upaya ini merupakan langkah yang baik dari pemerintah untuk mencegah penularan Covid-19 tersebut. Kesadaran masyarakat juga sangat penting di sini. Saya khawatirkan ada sejumlah masyarakat yang tidak mengindahkan kebijakan pencegahan dari pemerintah.

Nah kelemahan masyarakat sekarang berpikir baru lima pasien kok yang positif, pasti kebijakan PSBB itu tidak akan maksimal terutama dalam pengawasan, seperti tempat umum masih ramai, toko belum semua menyediakan tempat cuci tangan atau menyediakan antiseptik, menggunakan masker juga belum dikelola ketat.

Ditakutkan juga masih ada upaya-upaya politik memanfaatkan situasi, masih ada dari pihak-pihak terkait bahkan menganggap penularan virus ini remeh temeh. (juf/ryo/mjr)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved