Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Dunia

Dianggap Tutupi Angka Kasus Corona di China, Politisi AS Ingin Dirjen WHO Turun Jabatan

Tedros menghadapi komentar pedas karena dianggap gagal mengawasi wabah corona dan mempercayai saja data sebaran infeksi dari China.

Editor: Rizali Posumah
AFP/FABRICE COFFRINI
Politisi AS dari Partai Republik, Martha McSally mengatakan, Tedros harusnya mengundurkan diri. Menurutnya, kesalahan Dirjen WHO karena kurangnya transparansi terkait pandemi di China. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sejumlah politisi Amerika Serikat dan dunia menyerukan agar Tedros Adhanom Ghebreyesus mundur dari posisinya sebagai Dirjen WHO.

Sebelumnya, Tedros menghadapi komentar pedas karena dianggap gagal mengawasi wabah corona dan mempercayai saja data sebaran infeksi dari China.

Politisi AS dari Partai Republik, Martha McSally mengatakan, Tedros harusnya mengundurkan diri.

Menurutnya, kesalahan Dirjen WHO karena kurangnya transparansi terkait pandemi di China.

"Dr Tedros menipu dunia. Pada satu titik, ia bahkan memuji 'transparansi China selama upaya menghadapi virus corona', meskipun ada banyak bukti yang menunjukkan rezim menyembunyikan keseriusan wabah itu," cuit Martha.

"Penipuan ini sudah menghabiskan banyak biaya," tambahnya.

Senator Republik Texas, Ted Cruz juga menilai, WHO sudah kehilangan kredibilitas terkait pengendalian pandemi corona di dunia ini.

Kritik keras yang ditujukan pada Tedros tidak jauh dari anggapan, dia mendukung China terkait data wabah di sana.

Pada awal Februari, beberapa hari setelah Presiden AS Donald Trump menangguhkan perjalanan bagi warga asing yang baru bepergian ke China, Tedros mengungkapkan hal yang mengejutkan.

Melansir Reuters, saat itu dia mengatakan, tidak perlu menganggu perjalanan dan perdagangan internasional.

Dia juga menulis cuitan pada 20 Maret silam, memuji China tentang nol kasus domestik.

Pada tulisannya, dia juga mengatakan, virus corona bisa dibasmi.

Namun cuitan Tedros ini muncul pada saat yang kurang tepat.Sebab ketika itu, China dituduh melaporkan data yang tidak akurat.

Negeri Tirai Bambu ini diduga memanipulasi laporan baik itu untuk memperlihatkan, China bisa mengalahkan pandemi ini.

Sejauh ini, China mencatat lebih dari 81.000 kasus infeksi dan lebih dari 3.300 korban jiwa akibat Covid-19.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved