IHSG
IHSG Diprediksi Menurun Pekan Depan, Ini Penyebabnya
"Pasar menutup akhir pekan dengan kinerja positif juga akibat kenaikan harga minyak mentah dunia dan stimulus fiskal," kata Hans Kwee.
Ini terjadi, jika indikator makroekonomi seperti inflasi melesat ke kisaran 3,9 persen-5,1 persen.
Posisi ini di atas target Bank Indonesia yang menebak kisaran inflasi ada di 3,1 persen.
Sementara itu, harga minyak mentah di akhir 2020 berada di US$ 31-US$ 38 per barel.
Dan pertumbuhan ekonomi juga akan tertekan hanya 2,3 persen atau bahkan kontraksi 0,4 persen.
"Pergerakan IHSG akan sangat di pengaruhi pasar global dan regional. Support IHSG di level 4.393 sampai 3.918 dan resistance di level 4.848 sampai 5.112. Cenderung BOW atau beli ketika terjadi pelemahan di pasar," tambah dia.
Asal tahu saja, berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, IHSG dan bursa global lainnya biasanya menghijau.
Penguatan didorong laporan keuangan yang mulai bermunculan dan pembagian dividen oleh emiten.
Akan tetapi menurut Hans Kwee, untuk kali ini akan berbeda.
Bursa cenderung masih akan lesu karena dampak dari virus corona.(*)
Artikel ini telah tayang di KONTAN dengan judul IHSG pekan depan diprediksi terseret kasus virus corona dan pelemahan rupiah.