Lifestyle
Tips WFH: Bangun Kekompakan dengan Pasangan untuk Urus Rumah
Jangan sampai ketika wfh kita juga harus memikul sendiri urusan rumah. Ajak pasangan untuk membantu agar semua urusan bisa selesai.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sedang fokus bekerja, tiba-tiba harus pergi mengangkat jemuran karena sudah mau hujan.
Belum lagi ketika sedang mengejar deadline tiba-tiba si kakak rewel minta makan.
Atau kemudian si adik minta ditemani belajar, lalu tiba-tiba teringat rumah masih berantakan.
Ya kalau punya ART di rumah yang bisa bantu, sih, bukan jadi soal.
Tapi, kalau semuanya dikerjakan sendiri, bisa jadi emosi, stres, dan malah bisa sakit karenanya.
Padahal, kan, kita di rumah untuk menjaga tubuh dan juga mental tetap fit.
Lantas, mesti bagaimana?
Ajak pasangan turut berperan.
Jangan sampai kita pusing sendiri, tapi pasangan santai-santai saja.
Atau bahkan mirisnya, pasangan tidak tahu kalau kita kewalahan menangani pekerjaan rumah dan pekerjaan kantor.
Ya, tidak bisa dipungkiri bahwa menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga memang sangat menantang.
Maka, dibutuhkan cara yang tepat, salah satunya bekerja sama sebagai pasangan.
Dalam masa-masa work from home (WFH) atau bekerja di rumah seperti ini, justru sangat tepat untuk memupuk kekompakan antara kita dan pasangan dalam mengatur keluarga.
Asal tahu saja, melibatkan pasangan dalam urusan pekerjaan rumah tangga dan juga anak, bukan sekadar meringankan beban fisik kita saja, lho.
Akan tetapi juga bisa menjaga mood serta emosi kita tetap baik selama bekerja di rumah.
“Secara prinsip, saat jam bekerja diputus-putus dengan urusan rumah, pasti akan mengganggu mood kerja," ujar Dr. Sukma Rani Moerkardjono, M.Si., Psikolog., dosen Fakultas Psikologi Universitas Kristen Krida Wacana.
Ia menambahkan, bila kita punya perencanaan kerja yang matang, maka hal ini ini dapat diatasi.
Kita bisa berbagi tugas dengan anggota keluarga yang ada di rumah dan membuat suatu kesepakatan selama WFH.
"Sikap disiplin dan komitmen dengan kesepakatan yang kita buat sebagai aturan itu sangat penting, sehingga kita tetap good in mood di dalam menjalankan tugas dan pekerjaan kita, meskipun WFH,” lanjutnya.
Sukma melanjutkan, cara yang perlu dilakukan pertama kali dengan pasangan adalah melakuan komunikasi dan perundingan mengenai pembagian peran dan juga beban kerja dengan pasangan.
Kita berdua juga perlu memahami sejauh mana beban tugas pekerjaan di kantor dari masing-masing pasangan.
Jangan sampai malah memberatkan dan menimbulkan konflik karena ketidaktahuan dan ketidakterbukaan.
Jadi, kita harus membuatnya fleksibel bersama pasangan dengan memberikan pengertian.
Misalnya, pasangan bantu anak belajar dulu, selagi kita mengerjakan deadline dari kantor.
Tapi ingat, kita juga mesti pintar-pintar mengatur emosi dan juga ekspektasi.
Sadari bahwa masa-masa ini memang tidak mudah bagi siapa pun, sehingga perlu adaptasi yang bertahap.
Jadi, jangan langsung menuntut telalu banyak kesempurnaan.
Selain itu, pembagian tugas ini alangkah baiknya juga dikomunikasikan dengan anak- anak dengan alasan melatih sikap tanggung jawab dan kemandirian.
Alhasil, semuanya bisa bersinergi menciptakan suasana WFH yang menyenangkan.
“Jangan menuntut kesempurnaan ketika mereka menjalankan peran, tetapi berikan pujian karena hasil kerja yang telah mereka lakukan, kalau perlu kasih reward. Kita juga perlu memberikan apresiasi untuk diri kita sendiri, hasil kerja keras yang sudah kita lakukan dan tetap bahagia,” pungkas Sukma.(*)
Artikel ini telah tayang di NOVA dengan judul Work From Home, Saatnya Kompak dengan Pasangan Soal Urusan Rumah.