Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pandemi Global

Selama Pandemi Corona, Bintang Star Strek Patrick Stewart Hibur Penggemar dengan Cara Unik

Kebijakan lockdwon dan social distancing banyak di terapkan negara-negara di dunia menyusul adanya wabah corona yang saat ini jadi pandemi global.

Editor: Rizali Posumah
AFP PHOTO / Ben STANSALL
Aktor asal Inggris Patrick Stewart saat menghadiri BAFTA British Academy Film Awards di Royal Albert Hall, London, Inggris, pada 18 Februari 2018. Di masa pandemi corona sekarang ini 2020 ia menghibur para penggemarnya. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kebijakan lockdwon dan social distancing banyak di terapkan negara-negara di dunia menyusul adanya wabah corona yang saat ini jadi pandemi global.

Saat harus melakukan karantina diri sendiri demi mencegah penyebaran virus corona, bintang serial  Star Trek: Picard, Patrick Stewart memiliki cara unik dan seru untuk hibur penggemarnya.

Patrick Stewart mencoba melakukan suatu hal kecil yang bisa membantu untuk membangkitkan semangat orang lain.

Sebelum dikenal sebagai bintang film, Patrick Stewart lebih dulu dikenal sebagai pemeran Shakespeare.

Oleh karenanya, Patrick Stewart kembali lagi ke asalnya lewat sebuah unggahan video di media sosial. ia membacakan Sonnet 116 Shakespeare.

Sepertinya dia mendapat respon yang baik, sehingga keesokan harinya, Patrick Stewart kembali membagikan pesan bijak dari ibunya atas kondisi yang saat ini terjadi.

"Saat saya kecil di tahun 1940an, ibu saya akan memotong buah untuk saya (tidak tersisa banyak) dan dia meletakkannya di depan saya. Kemudian berkata, "sebuah apel sehari akan menjauhkan dari dokter," ujarnya.

"Bagaimana jika "Satu sonnet per hari menjauhkan dari dokter?" Jadi inilah: Sonnet 1," ujarnya.

Dari ucapannya, Patrick Stewart sepertinya akan membacakan Sonnet setiap hari selama masa karantina. (KOMPAS.COM)

Menhan Prabowo Kerahkan Pesawat TNI Jemput Alat Kesehatan dari China

Alasan Kenapa Virus Corona Jarang Menyerang Bayi dan Anak-anak

Indonesia makin tegas menggalakkan social distancing demi memutus mata rantai penularan virus Covid-19.

Hal tersebut tentu saja membuat masyarakat harusnya makin waspada, meski tak disarankan untuk panik.

Kini, pemerintah Indonesia terus berjibaku memerangi pandemik ini.

Bahkan pemerintah sudah membeli obat dan peralatan rapid test untuk menangani virus corona.

Sampai Minggu (22/3/2020), tercatat lebih dari 400 orang dinyatakan positif corona, dengan angka kematian yang semakin meningkat.

Kementerian Kesehatan mengungkapkan jumlah tersebut disinyalir akan terus meningkat.

Meski begitu, sebelum virus ini sampai ke Indonesia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah meneliti bila wabah ini akan jarang menyerang bayi dan anak-anak.

Mengapa demikian?

Mengutip dari NewYorkTimes, sebagian besar pengidap virus corona berusia 45-56 tahun.

Usia tersebut dianggap berisiko tinggi mengalami virus corona.

Jarang ditemukan kasus pada bayi dan anak-anak.

Bahkan di Indonesia, angka positif terinfeksi virus corona pada bayi dan anak-anak sangat rendah.

Dalam laporan yang ditulis New York Times beberapa waktu lalu, Dr Malik Peiris mengungkap bila bayi dan anak tetap bisa terinfeksi, namun risikonya sangat rendah.

"Dugaan saya adalah orang yang lebih muda tetap bisa terinfeksi, tetapi mereka mendapatkan risiko yang relatif lebih ringan,” kata Dr Malik Peiris, Kepala Virologi di Universitas Hong Kong, yang telah mengembangkan tes diagnostik untuk virus corona.

Mengutip dari Tribun Jogja, beberapa waktu lalu insiden virus corona menjangkit satu keluarga yang bepergian ke Wuhan, Cina.

Salah satu anggota keluarganya berusia 10 tahun.

Sekembalinya ke Shenzhen, anggota keluarga lain terinfeksi.

Usianya beragam, sekitar 36 hingga 66 tahun. Mereka menderita demam, sakit tenggorokan, diare, dan radang paru-paru.

Sementara itu, anak yang berusia 10 tahun itu juga memiliki tanda-tanda pneumonia di paru-paru, tetapi tidak ada gejala di luar.

Beberapa ilmuwan menduga bahwa ini merupakan tipikal infeksi virus corona pada anak-anak.

"Memang benar bahwa anak-anak dapat terinfeksi tanpa gejala atau memiliki infeksi yang sangat ringan," kata Dr Raina MacIntyre, seorang ahli epidemiologi di Universitas New South Wales di Sydney, Australia, yang telah mempelajari penyebaran virus corona.

Sama dengan kasus SARS dan MERS yang juga sempat mewabah, gejala pada anak-anak hanya ditunjukkan secara ringan.

Anak-anak di bawah usia 12 tahun memiliki kemungkinan lebih kecil untuk dirawat di rumah sakit atau membutuhkan oksigen atau perawatan lain. 

Para peneliti menemukan anak-anak di atas usia 12 memiliki gejala seperti orang dewasa.

“Kami tidak sepenuhnya memahami alasan peningkatan keparahan terkait usia ini. Tapi kami melihat itu sekarang dan dengan SARS, Anda bisa melihatnya lebih jelas,”  kata Dr. Peiris. 

Bukan hal yang aneh jika virus hanya memicu infeksi ringan pada anak-anak dan penyakit yang jauh lebih parah pada orang dewasa.

Cacar air, misalnya, sebagian besar tidak penting pada anak-anak, namun sangat berbahaya pada orang dewasa.

Menhan Prabowo Kerahkan Pesawat TNI Jemput Alat Kesehatan dari China

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cara Unik Bintang Star Strek Patrick Stewart Hibur Penggemar Selama Pandemi Corona".

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved