Jokowi Prioritaskan Tenaga Medis Serta Keluarga Lakukan Rapid Test, Tolak Anggota DPR Ikut
Jokowi memprioritaskan tenaga medis serta keluarga untuk melakukan Rapid Test Virus Corona
TRIBUNMANADO.CO.ID - Jokowi memprioritaskan tenaga medis serta keluarga untuk melakukan Rapid Test Virus Corona.
Para tenaga medis memiliki risiko penularan tertinggi, lantaran berhadapan langsung dengan pasien Covid-19.
Sedangkan prioritas selanjutnya yaitu orang dalam pantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).
Tenaga medis dianggap lebih layak untuk dilakukan rapid tes dibandingkan dengan para anggota DPR yang bisa melakukan tes sendiri.
Menurut Jokowi, rapid test ini jumlahnya hanya terbatas.
Maka dari itu Jokowi berharap rapid test bisa dilakukan secara efektif dan bisa tepat sasaran.
"Tadi pagi setelah memerintahkan kepada Menteri Kesehatan untuk rapid test yang diprioritaskan adalah dokter dan tenaga medis, serta keluarganya, terlebih dahulu," ujar Jokowi menegaskan.
"Dan juga para ODP dan PDP serta keluarganya, ini yang harus didahulukan," imbuhnya.
Jokowi juga tidak ingin rapid test yang dilakukan secara gratis tersebut ditujukan kepada orang yang tidak tepat.
Simak videonya:
Jokowi Ungkap Alasan Belum Terapkan Lockdown
Presiden Joko Widodo (Jokowi) terang-terangan mengungkap alasan kebijakan lockdown belum juga diterapkan di Indonesia meskipun korban terus bertambah.
Dilansir TribunWow.com, Jokowi pun menyinggung tingkat kedisplinan masyarakat Indonesia dalam menjalankan imbauan pemerintah.
Jokowi menilai, setiap negara memiliki kondisi yang berbeda.
Sehingga, tak semua negara harus menerapkan kebijakan lockdown untuk mencegah pandemi Corona.
Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam Rapat Terbatas (Ratas) dengan gubernur seluruh Indonesia yang disiarkan saluran YouTube tvOneNews, Selasa (24/3/2020).
"Ada yang bertanya pada saya, kenapa kebijakan lockdown tidak kita lakukan?," ucap Jokowi.
Terkait hal itu, ia pun menyinggung kondisi dan kedispilinan setiap negara yang berbeda-beda.
"Perlu saya sampaikan bahwa setiap negara memiliki karakter yang berbeda, memiliki kebudayaan yang berbeda, memiliki kedisiplinan yang berbeda," ucap Jokowi.
"Oleh sebab itu kita tidak memilih jalan itu."
Hingga kini, Jokowi mengaku sudah memiliki analisa soal negara yang menerapkan kebijakan lockdown akibat Corona.
Ia menilai, kebijakan paling tepat untuk diterapkan di Indonesia yakni jaga jarak dengan orang lain atau physical distance.
"Dan itu sudah saya pelajari, saya memiliki analisa-analisa sewaktu ini dan semua negara ada semuanya kebijakan mereka apa, mereka melakukan apa, kemudian hasilnya seperti apa, semuanya dari Kementerian Luar Negeri," kata Jokowi.
"Terus kita pantau setiap hari sehingga negara kita memang yang paling pas adalah physical distancing."
Jokowi meyakini, phisical distancing adalah cara paling tepat untuk mencegah penyebaran virus dengan nama lain Covid-19 itu.
"Menjaga jarak aman, itu yang paling penting," ujar Jokowi.
"Kalau itu bisa kita lakukan saya yakin bahwa kita akan bisa mencegah penyebaran Covid-19 ini."
Karena itu, mantan wali kota Solo itu mengajak semua masyarakat Indonesia untuk disiplin menjaga jarak dari orang lain.
Bahkan, Jokowi turut menyinggung warga yang diisolasi namun tetap melakukan kegiatan di luar rumah.
"Tetapi dibutuhkan sebuah kedisiplinan yang kuat, membutuhkan ketegasan yang kuat," imbuh Jokowi.
"Jangan sampai yang sudah diisolasi, saya membaca sebuah berita sudah diisolasi masih membantu tetangganya yang mau hajatan."
"Ada yang sudah diisolasi masih beli handphone dan belanja di pasar. Saya kira kedisplinan untuk diisolasi itu yang paling penting."
Simak video berikut ini:
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Jokowi Tolak Anggota DPR Ikut Rapid Test Virus Corona, Ada 3 Kategori yang Diprioritaskan