Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Virus Corona di Indonesia

Tips Dari Stafsus Jokowi Untuk Milenial yang Kesepian Saat Social Distancing

Staf Khusus Presiden Adamas Belva Syah Devara menyoroti penerapan social distancing di Indonesia bagi kaum milenial.

Editor: Rizali Posumah
pragativadi.com
Staf Khusus Presiden Adamas Belva Syah Devara mengakui kalau milenial cukup sulit untuk menerapkan social distancing di Indonesia. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Staf Khusus Presiden Adamas Belva Syah Devara mengakui kalau milenial cukup sulit untuk menerapkan social distancing di Indonesia.

Pasalnya social distancing memiliki kebutuhan yang tinggi untuk berinteraksi dengan orang lain.

Ujung-ujungnya, kaum milenial yang menerapkan social distancing berpotensi mengalami gangguan kesehatan mental. Mulai dari merasa kesepian hingga depresi.

"Enggak ada social distancing saja generasi milenial paling terpapar mental health. Problemnya depresi, merasa kesepian dan lain-lain," ujar Belva dalam konferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta, Senin (23/3/2020).

Oleh sebab itu, ia berharap kaum milenial mulai merubah pola pikir mereka.

Mereka harus berpikir bahwa tidak bertatap muka dan berinteraksi langsung dengan orang lain bukanlah sebuah persoalan yang substansif dalam kehidupan sosial.

Mereka harus memahami bahwa pada intinya hubungan antarpersonal itu tidak hanya berinteraksi secara fisik.

Semuanya bisa digantikan sementara dengan teknologi informasi yang kian canggih.

"Bisa dilakukan juga adalah ketika kita semua ada di rumah masing-masing, mungkin diganti jadi physical distancing. Karena kita tetap harus berkumpul sebagai makhluk sosial," kata Belva.

Salah satu bentuk interaksi nonfisik yang dapat dilakukan adalah menggelar konferensi video dengan para sahabat.

Melalui itu, kaum milenial tetap dapat mencurahkan isi hati, sekadar mengobrol dan yang paling relevan dilakukan di tengah pandemi virus corona ini adalah saling menyemangati satu sama lain.

"Itu penting sekali karena ada health impact," kata dia.

Belva menambahkan, potensi tertinggi penularan virus corona terjadi pada generasi milenial. Hal itu dilihat dari jumlah populasi dan karakteristiknya.

Namun bagi Belva, generasi milenial pula yang dapat membantu memutus rantai penyebaran virus corona di Indonesia.

"Kalau kita hanya fokus mitigasi, itu sangat sulit. Jadi penting adalah fungsi edukasi karena virus ini tidak menyebar sendiri, yang menyebarkan adalah kita semua," ujar Belva.

"Jadi kita harus aware, harus tahu peran kita sendiri untuk menghentikan penyebarannya, yaitu dengan jaga jarak," lanjut dia.

Diberitakan, jumlah pasien terjangkit virus corona atau Covid-19 di Indonesia hingga Minggu (22/3/2020), sebanyak 514 orang.

Dari jumlah tersebut, jumlah pasien sembuh dan diperbolehkan pulang sebanyak 29 orang. Adapun, jumlah pasien yang meninggal dunia sebanyak 48 orang.

Tips Bekerja di Rumah yang Ramai

Dalam sejumlah kondisi, bekerja di kantor kerap mampu memastikan tercapaikan produktivitas dan performa karyawan, ketimbang harus bekerja di rumah.

Ditambah lagi, tidak semua karyawan memiliki "ruang kerja" yang ideal untuk menyulap bagian dari tempat kerjanya sebagai kantor yang nyaman.

Apalagi jika ternyata tempat tinggal kita memang ramai, -entah karena diisi oleh banyak orang, atau karena memang luas rumah yang tak luas.

Atau, karena banyaknya anak kecil yang ada di rumah?

Pilihan bekerja di rumah dalam kondisi semacam itu, tentu perlu mendapat perhatian khusus dan trik tertentu agar target, performa, dan produktivitas kita tetap bisa terjaga baik.

Dalam artikel ini akan dibagikan sejumlah tips dari para pakar, yang bisa kita lakukan saat harus bekerja dari rumah di lingkungan yang crowded.

Membuat Workstation

Menetapkan workstation untuk setiap orang memberi setiap orang perasaan bahwa mereka masuk ke dalam ruang/ suasana kerja, -tentu idealnya dibarengi dengan menetapkan batasan untuk ruang pribadi.

Hal pertama yang perlu diingat adalah workstation harus masuk akal untuk pekerjaan yang dilakukan.

Jika pekerjaan membutuhkan -misalnya,  konferensi video atau streaming multimedia, lakukanlah pekerjaan itu di dalam ruangan dengan pintu.

Untuk pekerjaan yang tenang yang membutuhkan konsentrasi, headphone yang meminimalkan kebisingan mungkin akan membantu.

Jadi jelas, menyisihkan waktu beberapa saat untuk menyiapkan ruang akan amat menentukan kesuksesan dalam menyelamatkan kita - dan juga seluruh anggota keluarga, dari masalah dan perasaan lelah berlebih. 

Tentukan zona bebas-kerja

Jika kita memiliki rumah dengan ruang terpisah untuk bersantai, seperti ruang keluarga atau ruang kerja, pertimbangkan wilayah tersebut untuk menjadikan zona bebas kerja.

Termasuk menyiapkan spot bermain bagi anak-anak di titik tertentu. Ini bisa sangat membantu ketika ada anak-anak di tempat kita.

Jadi, menetapkan ruang yang bukan untuk pekerjaan adalah bagian dari menciptakan batas kehidupan kerja yang sehat untuk kesehatan psikologis.

Jadwal istirahat

Kesalahpahaman paling umum tentang pekerjaan jarak jauh adalah bahwa hal itu memungkinkan kita bermalas-malasan.

Padahal, kemalasan sering kali lebih terkait dengan kepribadian daripada konteks kerja dan di mana pekerjaan dilakukan.

Pekerja jarak jauh yang sukses didorong oleh hasil yang ingin dicapai. Dan, penelitian menunjukkan, gaya ini tidak selalu menjadi contoh keseimbangan kehidupan kerja dan keluarga.

Nah, mengambil istirahat yang dijadwalkan tidak hanya membuat pikiran segar, tetapi juga memberi sinyal kepada orang lain bahwa kesehatan itu penting.

Jika kita berada dalam masa isolasi bersama dengan anak-anak, perilaku kita pun akan mengajarkan kepada anak tentang seperti apa kehidupan kerja kita.

Jadi, pastikan untuk menanamkan prioritas untuk kesehatan dengan membuat model kerja dan istirahat yang jelas.

Perhatikan kegiatan fisik

Sebagai orang dewasa, kita tahu bahwa penting untuk meluangkan waktu berolahraga dan bergerak.

Lihat saja, anak-anak pun memiliki kegiatan yang dijadwalkan di hari sekolah mereka, melalui istirahat, olahraga, dan mata pelajaran kreatif seperti seni dan musik.

Jika kita menjalani masa isolasi sendiri, penting untuk menjadwalkan aktivitas fisik dan kreatif setiap hari - untuk semua orang.

Jika cuaca memungkinkan, keluar, atau rencanakan untuk melakukan aktivitas fisik. Jika di dalam ruangan, aktivitas yoga,  atau video game interaktif bisa menjadi pilihan.

Jadikan waktu itu menyenangkan. Yang penting adalah menjadwalkannya.

Tetapkan waktu berhenti yang tegas

Waktu berhenti yang ditentukan membantu kita merasa memiliki kendali psikologis atas pekerjaan kita. Ini juga menetapkan batasan dan rasa rutinitas.

Anak-anak yang terbiasa dengan periode waktu, lonceng untuk istirahat dan waktu untuk pulang masih memerlukan struktur dan rutinitas untuk membuat mereka merasa aman.

Perlakukan pula hal yang sama di rumah, terutama selama masa-masa yang tidak pasti ini seperti sekarang.

Untuk anak-anak dan orang dewasa, menetapkan timer dan menetapkan norma bahwa waktu-kerja memiliki awal dan akhir dapat menandakan norma-norma yang akrab di tempat kerja dan sekolah.

Hal ini -pada gilirannya, akan mengarah pada perilaku yang lebih efektif untuk berbagi ruang bersama.

Nah, selain kelima tips di atas, yang paling penting adalah memiliki dialog terbuka dengan keluarga, teman sekamar, atau siapa pun yang berbagi ruang dengan kita.

Berusahalah cukup fleksibel untuk beradaptasi dengan berbagai kebutuhan yang muncul saat kondisi itu ada di depan mata.

Percayalah, semua orang merasakan tekanan ketidakpastian; setiap orang ingin hidup terasa senormal mungkin. 

TERUNGKAP Pasien yang Positif Covid-19 di Papua Sempat Kunjungi Bogor pada Akhir Februari

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Milenial Kesepian Saat Social Distancing? Ini Tips dari Stafsus Jokowi".

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved