Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Nasional

Rupiah Jadi Mata Uang dengan Nilai Terlemah di Asia, Hampir Cetak Rekor Terburuk Sepanjang Masa

Selangkah lagi, rupiah mengincar rekor terburuknya sepanjang masa yang sebelumnya dicetak pada 17 Juni 1998, yakni di level 16.650 per dolar AS.

Editor: Frandi Piring
kontan
Mata uang dolar AS 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sempat menyandang mata uang paling perkasa di kawasan Asia, kini rupiah lemah tak berdaya. Bahkan, kini posisi rupiah tinggal selangkah lagi untuk mencetak rekor terburuk sepanjang masa.

Mengutip Bloomberg, Senin (23/3) pukul 10.45 WIB, rupiah masih berada di level Rp 16.550 per dolar Amerika Serikat, turun 3,69% dibanding penutupan Jumat (20/3) di Rp 15.960 per dolar AS.

Selangkah lagi, rupiah mengincar rekor terburuknya sepanjang masa yang sebelumnya dicetak pada 17 Juni 1998, yakni di level 16.650 per dolar AS.

Dengan posisi saat ini pun, rupiah menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di kawasan. Sepanjang tahun ini, mata uang Garuda tersebut sudah anjlok 19,35%. Mengingat pada 31 Desember 2019 lalu, rupiah masih tenang di posisi Rp 13.866 per dolar AS.

Ilustrasi Rupiah dan Dollar AS
Ilustrasi Rupiah dan Dollar AS (Tribun News)

Koreksi rupiah sudah jauh di atas mata uang di kawasan lainnya. Lihat saja, won Korea yang sebelumnya menyandang mata uang dengan pelemahan terdalam, kini ada di level 1.277,57 atau turun 10,53% secara year to date (ytd).

Pelemahan terbesar lainnya adalah baht Thailand. Sepanjang tahun ini, baht sudah ambles 10,10% ke level 32.995 per dolar AS.

Hingga saat ini, rupiah masih dalam tekanan dari penyebaran virus corona. Jakarta, yang merupakan pusat perekonomian Indonesia, merasakan dampak paling besar. Di sisi lain, rupiah juga di hadang oleh defisit transaksi berjalan yang masih menghantui.

Nilai Rupiah Merosot, IHSG Bergerak ke Zona Merah, Ekonom Ungkap Pemicunya

Dampak Covid-19, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin (23/3/2020) pagi menunjukkan tren semakin melemah.

Begitu juga halnya dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang bergerak ke zona merah.

Dua tren kurang menggembirakan dinilai sebagai dampak dari munculnya dua sentimen negatif pasca mewabahnya virus corona (Covid-19).

uang rupiah
uang rupiah (tribunnews.com)

Ekonom INDEF Bhima Yudhistira mengatakan, sentimen pertama adalah terkait terganjalnya paket stimulus AS oleh Senatnya dalam mengatasi dampak corona.

Perlu diketahui, paket stimulus senilai USD 1 triliun yang akan digunakan untuk mengatasi corona ini terganjal di Senat AS karena pihak Demokrat

menilai paket itu tidak merepresentasikan perlindungan terhadap kaum buruh serta usaha-usaha kecil yang terdampak.

Pada Minggu (22/3/2020) kemarin waktu AS, paket ini tidak memperoleh cukup dukungan dalam penerapan voting prosedural.

Sumber: Kontan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved