Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tangkal Virus Corona

Ibaratkan Jemur Kasur Zaman Dulu, Dokter Ahli Bantah Pemahaman Berjemur Bisa Matikan Virus Corona

Berbagai macam pemahaman soal menangkal virus corona atau Covid-19, tersebar di masyarakat.

Editor: Alexander Pattyranie
Internet
Berjemur di bawah sinar matahari pagi 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Berbagai macam pemahaman soal menangkal virus corona atau Covid-19, tersebar di masyarakat.

Pasalnya, keberadaan Covid-19 masih menjadi momok bagi dunia, termasuk masyarakat Indonesia.

Masyarakat pun aktif melakukan langkah pencegahan Covid-19 ini. 

Setelah sebelumnya beredar kabar temulawak serta tanaman rempah Indonesia lainnya manjur sebagai obat, kini masyarakat heboh berjemur di panas matahari.

Pasalnya ada informasi menyebut Virus Corona akan mati di bawah sinar matahari.

Makanya Lantas, banyak orang yang sengaja berjemur di bawah sinar matahari karena terlalu taku terjangkit.

Hal ini disorotipara ahli medis.

Salah satunya datang dari dokter ahli gizi dan magister filsafat, Dr dr Tan Shot Yen M Hum.

Ia membantah pemahaman bahwa berjemur badan di bawah sinar matahari secara langsung bisa mematikan virus corona yang ada di dalam tubuh, ataupun yang sekadar menempel.

Menurut Tan, ini adalah pemahaman yang harus diluruskan karena keliru.

“Berjemur badan atau menjemur atau kena matahari itu tidak sama dengan bayangan menggoreng virusnya,” kata Tan dalam Facebook Live-nya, Sabtu (21/03/2020).

Kekeliruan tersebut, kata dia, bisa jadi berasal dari kebiasaan orang tua jaman dahulu yang menjemur perabot rumah tangga seperti kasur dan bantal di bawah sinar matahari dengan maksud mematikan kuman jahat yang menempel di perabot tersebut.

Diakui Tan, memang ada mematikan kuman yang mati saat terpapar sinar ultraviolet dan direbus dengan suhu tinggi.

Akan tetapi, tidak benar bahwa dengan berjemur di bawah sinar matahari, maka virus corona yang ada di dalam tubuh orang bisa mati.

"Tidak benar orang dengan berjemur di bawah sinar matahari dapat mematikan virusnya. Ultraviolet digunakan cara mematikan kuman itu masih dalam penelitian,” ujar dia.

Contoh lainnya, kata Tan, di luar negeri perihal yang masih kontroversial di medis internasional adalah ultraviolet yang digunakan untuk melakukan desinfeksi pada kendaraan.

"Berjemur badan (di bawah sinar matahari) itu tidak mematikan kuman yang ada di dalam tubuh atau yang menempel di tangan kita,” tuturnya.

Kendati berjemur badan tidak dapat membunuh virus corona atau SARS-CoV-2, tetapi berjemur badan di bawah sinar matahari yang tepat dapat menghasilkan vitamin D3 yang dibutuhkan oleh tubuh.

Vitamin D3 ini hanya bisa didapatkan dan dihasilkan di dalam tubuh tanpa overdosis dari cahaya matahari pagi.

“Makanya vitamin D3 ini disebut the sunshine vitamin, vitaminnya matahari,” kata dia.

Vitamin D3 dibutuhkan oleh tubuh untuk membantu tubuh menyerap kalsium dan fosfor yang penting untuk membangun dan menjaga tulang yang kuat.

Kenali Gejala Baru Virus Corona Mendadak Tak Bisa Cium Bau, Usia Muda Tak Tunjukkan Tanda-tanda

Semakin hari semakin banyak orang yang berstatus dalam pantauan Virus Corona.

Dipantau dari laman kawal Covid, terdapat 514 kasus di Indonesia.

437 orang dalam perawatan.

29 orang dinyatakan sembuh.

Sementara yang meninggal dunia sudah mencapau angkat 48 orang. 

Dan terbaru ada temuan gejala yang tidak sama dari sebelumnya. 

Siapapun yang mendadak tidak bisa mencium bau adalah pembawa virus corona tak kasat mata.

Dalam kondisi ini, mereka biasanya tidak memiliki gejala umum Covid-19 seperti demam dan batuk.

Studi ini diungkap oleh ahli rinologi terkemuka di Inggris.

Di Korea Selatan, China, dan Italia, sekitar sepertiga pasien yang dites positif Covid-19 mengaku penciumannya terganggu atau hilang.

Menurut ahli THT di Inggris, kondisi ini dikenal sebagai anosmia atau hyposmia.

"Di Korea Selatan, di mana pengujian dilakukan sangat luas, 30 persen pasien yang dites positif Covid-19 memiliki anosmia (hilangnya penciuman)," kata president of the British Rhinological Society Professor, Clare Hopkins, dan president of the British Association of Otorhinolaryngology, professor Nirmal Kumar.

Dilansir Business Insider, Senin (23/3/2020), para profesor mengatakan bahwa banyak pasien diseluruh dunia yang positif Covid-19 terinfeksi tanpa gejala demam tinggi atau batuk.

Sebagai gantinya, mereka sulit mencium bau dan mengecap rasa.

"Ada sejumlah laporan yang berkembang pesat tentang peningkatan signifikan dalam jumlah pasien Covid-19 yang hanya mengalami anosmia tanpa adanya gejala lain," kata peneliti dalam sebuah keterangan.

"Iran telah melaporkan peningkatan signifikan dalam kasus anosmia. Selain itu, banyak pasien dari AS, Perancis, dan Italia Utara yang juga memiliki pengalaman sama," imbuhnya.

Minimnya gejala atau tanpa gejala yang umum terjadi pada Covid-19 membuat pasien yang mungkin positif tidak memeriksakan diri, dan tidak mengkarantina diri.

Jika ini terjadi, pasien Covid-19 yang tanpa gejala justru berkontribusi besar terhadap penyebaran penyakit.

Orang muda mungkin tidak menunjukkan gejala virus corona yang umum

Profesor Kumar mengatakan kepada Sky News bahwa pasien berusia muda justru menunjukkan tanda tidak dapat mencium bau atau mengecap rasa.

Mereka tidak menunjukkan gejala virus corona yang umum seperti demam tinggi atau batuk terus menerus.

"Pada pasien muda, mereka tidak memiliki gejala yang signifikan seperti batuk dan demam. Namun mereka mungkin kehilangan indera penciuman dan pengecapan, yang menunjukkan bahwa virus ini tinggal di hidung," katanya.

Para profesor menyerukan siapa saja yang memiliki gejala kehilangan indra penciuman dan perasa untuk mengisolasi diri selama tujuh hari untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut. 

Beda Gejala Influenza dan Flu Biasa dengan Ciri-ciri Terinfeksi Virus Corona yang Harus Kamu Tahu

Pandemi virus corona masih jadi kekhawatiran masyarakat di dunia.

Terlebih angka kasusnya masih mengalami kenaikkan di sejumlah negara.

Meskipun tingkat kesembuhan pasien juga terus mengalami lonjakan.

Sehingga penting untuk memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai virus corona.

WHO menyebutkan, secara umum gejala Covid-19 yang disebabkan virus corona adalah demam, batuk, sesak napas, hingga dada terasa sakit.

Kendati demikian, masyarakat Indonesia tidak perlu panik, tapi tetap harus waspada.

Melansir dari Tribunnews.com virus yang berasal dari Wuhan, China ini dapat menyebar melalui infeksi ke orang lain dengan berbagai cara.

Bisa melalui udara lewat batuk dan bersin atau melalui kontak langsung seperti menyentuh atau berjabat tangan.

Oleh karena itu, kita harus lebih berhati-hati dan melakukan pencegahan terhadap tersebarnya virus corona.

Penting bagi kita untuk mengantisipasi dan mencegah penularan virus corona ini dengan mengetahui ciri dan gejalanya.

Dilansir kemenkes.go.id, ada 5 ciri orang yang terjangkit virus corona:

1. Demam

2. Batuk, Pilek

3. Gangguan Pernapasan/Sulit Bernapas

4. Sakit Tenggorokan

5. Letih, Lesu

Gejala virus corona ini hampir mirip dengan flu biasa atau influenza.

Kesamaan gejala antara infeksi virus corona dengan flu biasa atau influenza karena keduanya menyerang saluran pernapasan manusia.

Namun yang perlu diketahui, keduanya terdiri dari dua golongan berbeda dengan karakteristik yang juga berbeda.

Dilansir Instagram @bappedajabar, berikut perbedaan virus corona, influenza dengan flu biasa:

1. Virus Corona

Virus corona atau yang sering disebut dengan COVID-19 memiliki gejala klinis sebagai berikut:

- demam

- batuk-batuk

- pernafasan cepat dan tak normal

- dahak kental (kuning-kehijauan)

- anggota tubuh lemas

- sinar x pada paru-paru

2. Influenza

Influenza merupakan penyakit yang juga menyerang infeksi saluran pernapasan, ini memiliki gejala klinis sebagai berikut:

- demam

- batuk-batuk

- hidung meler

- bersin-bersin

- muntah-muntah

- diare

- otot-otot nyeri

3. Flu Biasa

Flu biasa merupakan penyakit yang juga menyerang infeksi saluran pernapasan yang dapat sembuh dengan sendirinya, ini memiliki gejala klinis sebagai berikut:

- batuk-batuk

- hidung tersumbat

- bersin-bersin

- tenggorokan sakit

- tenggorokan tidak nyaman

Jadi yang membedakan virus corona dengan flu biasa dan influenza, virus corona menyebabkan pernapasan menjadi cepat dan tak normal.

Selain itu, anggota tubuh orang yang terserang virus corona menjadi lemas.

Pengobatan virus corona jelas tidak bisa disamakan dengan influenza dan flu biasa.

Virus corona dianggap lebih membutuhkan penanganan khusus, karena dapat mengakibatkan kematian.

Corona virus adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pernapasan seperti flu biasa, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Dalam beberapa kasus, virus dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan bawah seperti pneumonia dan bronkitis.

Penamaan virus corona berasal dari kata crown yang berarti mahkota jika dilihat dengan mikroskop.

Bentuk mahkota ini ditandai oleh adanya "Protein S " yang berupa sepatu, sehingga dinamakan spike protein, yang tersebar di sekeliling permukaan virus (tanda panah).

"Protein S " inilah yang berperan penting dalam proses infeksi virus terhadap manusia.

Tampak pada panah "Protein S " disekeliling permukaan virus sehingga membuat bentuk virus seperti mahkota.

Coronavirus adalah virus yang berbentuk bulat dan berdiameter sekitar 100-120 nm.

Dilansir dari website resmi WHO, virus corona akan menular apabila penderita berhubungan langsung dengan orang lain yang daya tubuhnya lemah.

Penyakit ini dapat menyebar dari orang ke orang melalui tetesan kecil dari hidung atau mulut yang menyebar ketika penderita batuk, bersin atau menghela napas.

Cairan tubuh penderita ini akan mendarat pada benda dan permukaan di sekitar orang tersebut.

Inilah penyebab orang lain bisa dengan mudah tertular virus, karena mereka menyentuh benda yang telah terkontaminasi.

Menyentuh mata, hidung, atau mulut ini juga dapat memicu seseorang tertular virus corona.

Karena virus masuk ke dalam tubuh melalui mata, lubang hidung atau mulut.

Inilah sebabnya mengapa penting untuk menjaga jarak dengan penderita lebih dari 1 meter (3 kaki).

Berikut cara pencegahan virus Corona menurut WHO

Langkah Pencegahan Virus Corona dikutip dari Twitter remi WHO:

1. Hindari mengkonsumsi daging dan telur mentah

2. Hindari area berasap atau merokok

3. Minum obat segera setelah gejalanya muncul dan jangan biarkan kondisinya menjadi parah

4. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut

5. Tutup mulut sebelum batuk atau bersin dengan tisu atau siku, atau gunakan masker

6. Jika Anda yakin telah terinfeksi, hindari kontak dekat dengan orang-orang

7. Harus berolahraga dan memiliki waktu istirahat yang tepat

8. Menjauhi area-area keramaian,pertahankan jarak setidaknya 1 meter (3 kaki) antara Anda dengan orang yang batuk atau bersin

9. Secara teratur dan menyeluruh bersihkan tangan Anda dengan gosok berbasis alkohol atau cuci dengan sabun dan air

10. Jika memasak daging untuk dikonsumsi, sebaiknya Anda memperhatikan tingkat kematangan daging dengan baik

11. Menggunakan perlindungan atau pengaman tubuh ketika akan melakukan kontak dengan binatang liar atau binatang peliharaan.

(tribun-timur.com/Rasni)

BERITA TERPOPULER :

 Anggota Banser Dikeroyok Sampai Babak Belur Usai Minum Kopi, Ini Fakta dan Kronologi Kejadiannya

 KRONOLOGI Puluhan Orang Positif Corona Usai Hadiri Pernikahan, Pengantin Dituduh Tak Tanggung Jawab

 Terkini, Jumlah Terbaru Korban Virus Corona di Indonesia, Hingga Hari Ini Minggu (22/3/2020)

TONTON JUGA :

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Berjemur Bisa Matikan Virus Corona? Ini Kata Ahli

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved