Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pandemi Global

Brasil Siapkan Stadion Timnas Sebagai Rumah Sakit Darurat

Lebih dari separuh klub Seri A Brasil telah melepas "kandang" mereka ke pihak berwenang di Sao Paulo dan Rio de Janeiro.

Editor: Rizali Posumah

TRIBUNMANADO.CO.ID - Lebih dari separuh klub Seri A Brasil telah melepas "kandang" mereka ke pihak berwenang di Sao Paulo dan Rio de Janeiro, untuk memperluas kapasitas rumah sakit dalam menangani krisis ini.

Flamengo juara musim 2019, telah menyerahkan Stadion Maracana yang juga merupakan kandang timnas Brasil, ke otoritas kesehatan setempat.

"Pada saat yang suram ini, saya ingin mengundang para pendukung 'Merah dan Hitam' (warna jersey Flamengo) yang agung, untuk memperbarui harapan dan bekerja untuk hari yang lebih baik."

"Mari kita jaga orang tua kita, bantu mereka yang paling membutuhkannya," tulis presiden klub Rodolfo Landim dalam sebuah pesan pada para suporter Flamengo, dikutip dari AFP.

Kemudian pihak berwenang di Sao Paulo, kota terbesar di Brasil, mengatakan akan memasang 200 tempat tidur di rumah sakit darurat di stadion kota Pacaembu.

Sebab, tekanan pada rumah sakit kota perlu dikurangi, sementara dua klub besar di kota itu juga ikut membantu.

Klub Corinthians mengatakan mereka juga menyediakan Stadion Itaquerao atau Arena Corinthians serta markas latihannya.

Ini dilakukan agar pihak berwenang dapat mengevaluasi bagaimana fasilitas itu sebaiknya dipakai untuk menekan penyebaran penyakit Covid-19.

Kemudian klub Santos mengumumkan bahwa klinik sementara akan didirikan di salah satu ruang tunggu di dalam Stadion Vila Belmiro.

Hingga berita ini dirilis, Brasil telah mencatatkan total 1.546 kasus virus corona.

25 orang meninggal sedangkan 2 pasien sembuh, menurut data dari Worldometers.

Menteri Kesehatan Luiz Henrique Mandetta pada Jumat (20/3/2020) memperkirakan kasus virus corona akan mencapai puncaknya di Brasil antara April dan Juni.

Kemudian penurunan infeksi mungkin akan terjadi pada September 2020.

Mandetta juga memperingatkan sistem kesehatan di Brasil, negara dengan populasi 210 juta penduduk, bisa mencapai kejenuhan di akhir April.

Saat Demam Tidak Boleh Mandi, Mitos atau Fakta?

20 Vaksin Virus Corona

Sedikitnya 20 vaksin virus corona yang berbeda tengah dikembangkan saat ini oleh World Health Organization (WHO).

Vaksin tersebut dikembangkan WHO dengan bantuan para ilmuwan di seluruh dunia. 

Beberapa vaksin telah dalam tahap uji klinis pada waktu singkat --hanya 60 hari setelah pengurutan gen.

"Akselerasi proses ini benar-benar dramatis pada apa yang dapat kami lakukan, membangun pekerjaan yang dimulai dengan SARS, MERS dan sekarang digunakan untuk COVID-19."

Demikian keterangan Dr. Maria Van Kerkhove, pemimpin teknis untuk program kedaruratan WHO, pada konferensi pers di kantor pusat organisasi di Jenewa, Jumat lalu.

Namun vaksin masih belum tersedia untuk penggunaan publik, pejabat WHO mengingatkan.

Ilmuwan mengatakan uji coba klinis dan persetujuan keamanan yang diperlukan untuk mengeluarkan vaksin ke pasar bisa memakan waktu hingga 18 bulan.

Dr. Mike Ryan, direktur eksekutif program kedaruratan WHO mengatakan alasan perlunya uji coba.

"Hanya ada satu hal yang lebih berbahaya daripada virus jahat, dan itu adalah vaksin yang buruk," katanya.

"Kita harus sangat berhati-hati dalam mengembangkan produk apa pun yang akan kita suntikkan ke dalam sebagian besar populasi dunia."

Ia menambahkan, uji coba manusia pertama pada vaksin yang dimulai minggu ini di AS adalah "hal yang tidak pernah terjadi sebelumnya."

Ryan mengatakan, vaksin tidak akan bisa dibuat secepat ini jika China dan negara-negara lain tidak berbagi urutan genetik COVID-19 dengan seluruh dunia.

National Institutes of Health telah bekerja cepat dengan perusahaan biotek Moderna untuk mengembangkan vaksin menggunakan urutan genetik dari virus corona.

Uji coba dimulai Senin di Kaiser Permanente Washington Health Research Institute di Seattle, Washington.

Uji coba tahap awal, atau fase 1, akan menguji vaksin pada 45 pria dan wanita yang tidak hamil berusia antara 18 - 55 tahun, menurut rincian uji coba di situs NIH.

Setelah vaksin ditemukan, para pejabat WHO mengingatkan rintangan logistik, keuangan, dan etika lain yang akan dihadapi para pemimpin dunia.

"Bahkan jika kita mendapatkan vaksin yang efektif, kita harus memiliki vaksin yang tersedia untuk semua orang. Harus ada akses yang adil dan merata ke vaksin itu untuk semua orang," kata Ryan.

Ryan melanjutkan, dunia tidak akan terlindungi dari virus corona kecuali semua orang divaksinasi.

Tugas selanjutnya adalah bagaimana kita memastikan kita mendapatkan vaksin itu tepat waktu, mendistribusikan vaksin itu kepada populasi di seluruh dunia dan meyakinkan orang untuk memperoleh vaksin.

Direktur General WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus telah menghubungi para pemimpin global tentang masalah ini, kata Ryan.

"Pemberian vaksin ini tidak boleh pilih-pilih, misalnya untuk yang kaya saja, namun juga bagi mereka yang tidak mampu membelinya," kata Tedros.

"Kita harus menjawab pertanyaan itu sedini mungkin."

Sebagai catatan, virus corona telah menginfeksi lebih dari 245.000 orang di seluruh dunia dan menewaskan sedikitnya 10.031 orang, menurut data dari Johns Hopkins University.

Wabah dimulai di Wuhan, China pada bulan Desember 2019 dan sejak itu menyebar cepat ke seluruh dunia.

Pada pekan lalu, WHO mengumumkan wilayah Eropa telah menjadi pusat penyebaran baru virus corona.

Ahok Ungkap Cara PT Pertamina Hindari Covid-19, Lakukan Sistem Ini Untuk Membantu Masyarakyat

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hadapi Corona, Brasil Siapkan Stadion Timnas Jadi Rumah Sakit Darurat".

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved