Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pandemi Global

7 Polisi Spanyol Dikarantina, Diludahi Wanita yang Ternyata Positif Corona

Wanita yang meludahi 7 polisi di Spanyol ternyata positif virus corona. Walhasil 7 polisi di Spanyol itu pun harus menjalani karantina.

Editor: Rizali Posumah
AFP
Seorang polisi wanita Spanyol mengatur lalu lintas di perbatasan Spanyol dengan Prancis, Selasa (17/3/2020). Negara Uni Eropa penerapkan kebijakan penutupan perbatasan untuk menghentikan penyebaran virus Corona. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Wanita yang meludahi 7 polisi di Spanyol ternyata positif virus corona. 

Walhasil 7 polisi di Spanyol itu pun harus menjalani karantina.

Awalnya, Garda Sipil mendapat laporan adanya kekerasan domestik di kota Zaragoza bernama Cuarte de Huarve, sekitar 321 km dari Madrid.

Dilansir Newsweek Jumat (20/3/2020), ketika dia hendak ditangkap, wanita itu meludah ke polisi. "Saya punya virus corona," teriaknya.

Perempuan yang tidak disebutkan identitasnya itu terus berteriak dan meludah ke aparat meski dikawal dan dijeblokan ke penjara.

Otoritas segera melakukan tes ke pelaku, di mana hasilnya adalah dia positif Covid-19. Hasil itu keluar tatkala pelaku dilepas dari penjara.

Luis Angel Marcen, pengacara yang diminta mewakili pelaku diminta untuk mengaratina diri, setelah dia terlibat kontak dengan pelaku.

"Saya diminta untuk tetap berada di rumah selama 15 hari, dan terus dipantau apakah nantinya saya mengalami demam," kata Marcen dikutip El Heraldo.

Berdasarkan laporan media lokal, Marcen datang ke rumah sakit untuk mencoba memeriksakan diri dan melakukan tes untuk menerima konfirmasi.

"Kami bertugas. Kami membela hak terdakwa karena ini adalah layanan penting yang tak bisa dicabut. Saya tak mengerti kenapa mereka tak memeriksa pengacara juga," jelas Marcen.

Hingga Sabtu (21/3/2020), Spanyol telah melaporkan 21.571 kasus penularan Covid-19, dengan 1.093 orang dinyatakan meninggal. (KOMPAS.COM)

Ilmuan Sebut Corona Bukan Flu

Sejak pertama dilaporkan pada akhir 2019, virus corona atau Covid-19 telah menginfeksi lebih dari seperempat juta orang.

Belum banyak pengetahuan apa yang penyebab virus corona bisa menyebar begitu ekstrem di ratusan negara di dunia.

Sedikit kabar baiknya adalah virus corona bisa dihancurkan oleh sabun dengan pencucian tangan selama 20 detik.

Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa virus corona bisa bertahan di udara selama beberapa waktu, bergantung pada panas dan kelembabannya.

Selain itu, virus tersebut juga bisa bertahan selama satu hari di permukaan kertas karton serta dua hingga tiga hari pada permukaan baja dan plastik.

Namun, masih sangat banyak informasi yang belum jelas soal virus yang bermula di Kota Wuhan, provinsi Hubei, China itu.

Perlu diketahui bahwa virus corona atau SARS-CoV-2 bukanlah flu. 

Virus corona menyebabkan penyakit dengan gejala yang berbeda, menyebar dan membunuh lebih mudah serta berasal dari keluarga virus yang sama sekali berbeda dengan penyebab flu biasa.

Bentuk Virus

Angela Rasmussen dari Columbia University mengatakan, struktur virus corona memberikan petunjuk bagaimana virus itu menyebar begitu cepat.

Menurutnya, virus corona berbentuk bola runcing, seperti paku.

Paku-paku itu kemudian mengenali dan menempel pada protein ACE2 yang ada pada permukaan sel manusia. Ini menjadi langkah awal menuju infeksi.

ACE2 adalah enzim yang menjadi perantara perubahan angiotensin atau hormon untuk mengerutkan pembuluh darah sehingga terjadi peningkatan tekanan darah.

ACE2 adalah tempat masuknya beberapa jenis virus corona ke dalam sel tubuh manusia, termasuk SARS-CoV yang menyebabkan SARS.

"Kontur yang tepat memungkinkan SARS-CoV-2 untuk menempel jauh lebih kuat pada ACE2 dari pada yang dilakukan SARS-klasik," kata Angela, dilansir dari The Atlantic.

"Kemungkinan ini sangat penting untuk penularan dari orang ke orang. Secara umum, semakin ketat ikatannya, semakin sedikit virus yang diperlukan untuk memulai infeksi," sambungnya.

Sementara itu, seorang ilmuwan dari Scripps Research Translational Institute Kristian Andersen menyebut, paku pada virus corona terdiri dari dua bagian yang terhubung.

Lonjakan jumlah virus akan aktif ketika bagian tersebut dipisahkan. Dalam SARS-klasik, pemisahan ini terjadi dengan beberapa kesulitan.

Tetapi dalam SARS-CoV-2, jembatan penghubung kedua bagian dapat dengan mudah dipotong oleh enzim furin yang dibuat oleh sel manusia.

"Ini mungkin penting untuk beberapa hal yang benar-benar tidak biasa yang kita lihat dalam virus ini," kata Andersen.

Sifat virus 

Sebagai contoh, sebagian besar virus pernapasan cenderung menginfeksi saluran udara bagian atas atau bawah.

Secara umum, infeksi saluran pernapasan atas lebih mudah menyebar, tetapi cenderung lebih ringan.

Sementara infeksi saluran pernapasan bawah lebih sulit ditularkan, tetapi lebih parah.

Menurut Andersen, SARS-CoV-2 tampaknya menginfeksi saluran udara bagian atas dan bawah, mungkin karena dapat mengeksploitasi furin di mana-mana.

Saat virus tersebut berada di dalam tubuh, mereka akan menyerang sel-sel ACE2 yang melapisi saluran saluran udara manusia.

SARS-CoV-2 tampaknya menginfeksi saluran udara bagian atas dan bawah, mungkin karena dapat mengeksploitasi furin di mana-mana.

Ketika infeksi berlanjut, paru-paru tersumbat dengan sel-sel mati dan cairan serta membuat pernapasan menjadi lebih sulit.

Dalam kondisi ini, sistem kekebalan tubuh akan melawan dan menyerang virus, sehingga menyebabkan peradangan dan demam.

Tetapi dalam kasus yang ekstrem, sistem kekebalan tubuh mengamuk, menyebabkan kerusakan lebih dari virus yang sebenarnya.

Reaksi tubuh terhadap virus

Reaksi berlebihan yang merusak ini disebut badai sitokin.

Mereka secara historis bertanggung jawab atas banyak kematian selama pandemi flu 1918, wabah flu burung H5N1, dan wabah SARS 2003.

Selama badai sitokin, sistem kekebalan tubuh tidak hanya mengamuk tetapi juga umumnya tidak aktif, menyerang sesuka hati tanpa mengenai target yang tepat.

Badai sitokin juga dapat mempengaruhi organ-organ lain selain paru-paru, terutama jika orang sudah memiliki penyakit kronis.

Ini mungkin menjelaskan mengapa beberapa pasien Covid-19 berakhir dengan komplikasi seperti masalah jantung dan infeksi sekunder.

Studi pemodelan terbaru menyimpulkan bahwa SARS-CoV-2 dapat berkembang biak setiap sepanjang tahun.

"Saya tidak memiliki kepercayaan diri yang besar bahwa cuaca akan memiliki efek seperti yang orang harapkan."

"Kecuali orang dapat memperlambat penyebaran virus dengan tetap berpegang pada rekomendasi social distancing, musim panas saja tidak akan menyelamatkan kita," kata Lisa Gralinski, ilmuwan dari University of North Carolina.

Ini Alasan Pemerintah Imbau Bahwa Klorokuin Tak Perlu Dibeli dan Disimpan Masyarakat

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wanita di Spanyol yang Ludahi 7 Polisi Saat Ditangkap Positif Virus Corona".

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved