Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Info Penting

Tak Dianjurkan Buat Hand Sanitizer Sendiri, Ini Penjelasan Ahli

Dalam pembuatan hand sanitizer, alkohol yang digunakan memiliki standarisasi kadar 95 persen.

(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia memproduksi hand sanitizer, Rabu (18/3/2020). Produksi hand sanitizer untuk lingkungan UI, fakultas, dan rumah sakit UI sebagai usaha pencegahan penyebaran infeksi Covid-19 di Universitas Indonesia. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, mengimbau agar masyarakat tidak membuat sendiri hand sanitizer.

"Ada standarnya dalam membuat hand sanitizer. Kepada masyarakat kalau tidak memiliki pengetahuan tentang pembuatan hand sanitizer, jangan membuat sendiri," ujar Profesor Ari, dalam konferensi pers daring #FKUIPeduliCOVID19, Jumat (20/3/2020).

Sebab, kata Prof Ari, dalam membuat hand sanitizer terdapat takaran dan komposisi yang tepat, karena produk ini mengandung bahan-bahan kimia. Di antaranya alkohol 95 persen, gliserol, H2O2 dan beberapa zat kimia lainnya.

"Sekali lagi, kami tidak menganjurkan kepada masyarakat untuk membuatnya sendiri," tegas Prof Ari.

Dalam pembuatan hand sanitizer, alkohol yang digunakan memiliki standarisasi kadar 95 persen.

Beberapa penelitian menyebutkan, kata Prof Ari, alkohol 95 persen mampu membunuh virus dalam waktu satu menit.

"Oleh karena itu, kalau kita menggunakan hand sanitizer, didiamkan dulu satu menit," imbuh Prof Ari.

Imbauan produksi hand sanitizer untuk institusi

Saat ini, kata Prof Ari, sejumlah dokter dan perawat mulai mengeluhkan kekurangan stok hand sanitizer. Padahal, bagi tenaga medis, ini adalah kebutuhan yang sangat mendesak.

FKUI telah mencoba membuat hand sanitizer untuk memenuhi kebutuhan tim medis di rumah sakit yang merawat pasien-pasien Covid-19.

"Kami coba memberikan informasi ini lebih luas untuk kepentingan lokal. Akhirnya kami berikan (hand sanitizer) ini secara gratis," jelas Prof Ari.

Kini proyek tersebut diambil alih oleh Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI). Produk hand sanitizer ini kemudian akan didistribusikan oleh para alumni tersebut.

"Baru saja kami mendapatkan informasi, sudah ada 600 liter hand sanitizer yang diproduksi. Dan sebagian besar telah diberikan kepada dokter-dokter di RSCM, RS Persahabatan, yang tengah menangani pasien-pasien Covid-19," sambung Prof Ari.

Kendati demikian, dia mengimbau agar institusi-institusi pendidikan di seluruh Indonesia, yang memiliki laboratorium kimia, untuk membantu masyarakat menyediakan hand sanitizer.

"Karena memang mungkin hand sanitizer sekarang harganya mahal. Jadi tolong untuk masyarakat jangan membuat hand sanitizer sendiri, di kami pun yang membuat adalah departemen kimia," kata Prof Ari. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ahli Tidak Rekomendasikan Pembuatan Hand Sanitizer Sendiri, Mengapa?

https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/20/173100023/ahli-tidak-rekomendasikan-pembuatan-hand-sanitizer-sendiri-mengapa-?page=all#page3

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved