Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Wabah Virus Corona

Pandemi Virus Corona Masih Berlanjut, China dan AS Malah Bikin Medan Pertempuran Baru

Mereka malah terlibat dalam persaingan kekuatan besar dan bertekad untuk saling memandang melalui lensa teori konspirasi dan permusuhan.

Editor: Alexander Pattyranie
afp
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pandemi virus corona hingga saat ini masih terus berlanjut.

Namun, dua negara adikuasa yakni Beijing dan Washington tetap masih berperang.

Mereka sempat terpukul oleh Pandemi virus corona covid-19.

Secara efektif kedua negara ini berada dalam keadaan darurat nasional.

Mereka terus berupaya memutus hubungan perjalanan dan mengisolasi diri mereka dari virus corona.

Melansir South China Morning Post, alih-alih memimpin dunia dalam menghadapi ancaman kesehatan publik global yang telah menewaskan lebih dari 6.000 orang, mereka malah terlibat dalam persaingan kekuatan besar dan bertekad untuk saling memandang melalui lensa teori konspirasi dan permusuhan.

Sejak virus korona pecah di China akhir tahun lalu, kedua negara telah dengan jelas menyuarakan retorika satu sama lain, memperdagangkan duri untuk segala hal mulai dari asal virus, dan apakah para ahli medis Amerika harus diizinkan mengunjungi Wuhan kepada siapa yang seharusnya disalahkan atas pandemi.

Ketidakpercayaan itu terbukti tak lama setelah penguncian kota Wuhan, China tengah, dilakukan pada 23 Januari.

AS adalah negara pertama yang mengevakuasi ratusan warganya dari kota dan Departemen Luar Negeri AS meningkatkan kewaspadaan bagi China ke tingkat tertinggi.

Washington juga mendesak warga Amerika untuk tidak melakukan perjalanan ke negara itu karena wabah tersebut.

Dalam minggu-minggu sejak itu, lebih dari 60 negara telah memberlakukan beberapa bentuk pembatasan perjalanan terhadap China dan sekitar dua lusin negara telah mengevakuasi warganya dari Wuhan.

Tetapi Beijing tampaknya sangat marah atas "reaksi berlebihan" AS, dan mengatakan bahwa itu "memberi contoh buruk" bagi negara-negara lain.

Kementerian luar negeri dan diplomat China telah menggunakan setiap kesempatan untuk menyerang AS, di mana Menteri Luar Negeri Wang Yi menggarisbawahi hal itu di Konferensi Keamanan Munich sebulan lalu.

Sementara banyak analis mengabaikan kritik keras Beijing sebagai reaksi berlebihan mereka sendiri, Beijing bersikeras bahwa langkah AS didasarkan pada stigma dan bermotivasi politik, yang dalam kata-kata Wang disebut sebagai hal yang "memicu kepanikan yang tidak perlu".

Seorang petugas mendisinfeksi seorang dokter dengan alkohol saat petugas medis meninggalkan sebuah hotel yang menampung penduduk yang dikarantina di Wuhan. Beijing telah mengirim lebih dari 6.000 pekerja medis ke Wuhan.
Seorang petugas mendisinfeksi seorang dokter dengan alkohol saat petugas medis meninggalkan sebuah hotel yang menampung penduduk yang dikarantina di Wuhan. Beijing telah mengirim lebih dari 6.000 pekerja medis ke Wuhan. (Daily Mail)

“Sejujurnya, pada saat krisis seperti ini, kita berharap AS untuk mengambil tempat tinggi dan menunjukkan lebih banyak dukungan untuk China. Ternyata AS terus mengejar China,” kata Yun Sun, seorang senior di Stimson Center di Washington kepada South China Morning Post.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved