Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Wabah Penyakit

Rasulullah SAW: Jika Kalian Mendengar Suatu Negeri Terjangkit Wabah, Janganlah Kalian Menuju ke Sana

Berdasarkan data dari Coronavirus COVID-19 Global Cases by the Center for Systems Science and Engineering (CSSE) at Johns Hopkins University.

Penulis: Rizali Posumah | Editor: Rizali Posumah
(AFP/GIOVANNI ISOLINO)
Ilustrasi. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Berdasarkan data dari Coronavirus COVID-19 Global Cases by the Center for Systems Science and Engineering (CSSE) at Johns Hopkins University, Sabtu (14/3/2020) pukul 18.13, total korban yang terinfeksi COVID-19 adalah 145.377. 

Dari sejak kemunculan COVID-19, tercatat korban meninggal sudah 5.429 orang. 

COVID-19 terus menyebar dan belum menunjukan tanda-tanda untuk berhenti. 

Pun para ahli dan ilmuan di bidangnya masih terus berlomba-lomba menciptakan vaksin penangkal COVID-19. 

Beberapa negara seperti Filipina, China, Italia hingga Denmark bahkan telah mengambil langkah Lock Down atau isolasi massal sejak mulai merebaknya wabah corona di masing-masing negara tersebut. 

Sementara itu di Indonesia, mengutip Kompas.com, Presiden Joko Widodo mengatakan, belum akan melakukan lockdown atau melakukan isolasi terhadap wilayah yang diwaspadai sebagai lokasi penyebaran virus corona.

Presiden Jokowi mengapresiasi sejumlah langkah yang telah dilakukan oleh kementerian dan lembaga dalam menangani penyebaran virus corona.

Lock down sendiri adalah sebuah situasi di mana orang tidak diperbolehkan untuk masuk atau meninggalkan sebuah bangunan atau kawasan dengan bebas karena alasan sesuatu yang darurat.

Sementara itu, Profesor Hukum Kesehatan dari Washington College of Law Lindsay Wiley, seperti dikutip Vox, Selasa (3/3/2020), mengatakan, istilah lockdown atau penguncian bukan istilah teknis yang digunakan oleh pejabat kesehatan masyarakat atau pengacara.

Daerah Lockdown dapat digunakan untuk merujuk pada apa saja dari karantina suatu wilayah.

Keputusan lockdown atau penguncian bisa dibuat di tingkat kota, maupun negara. Hal-hal yang diterapkan saat penguncian bisa berupa menunda atau membatalkan pertemuan massal seperti event olahraga, konser, atau pertemuan keagamaan.

Selain itu, bisa juga menutup sekolah dan mendorong pembelajaran jarak jauh.

Selama wabah meluas. masyarakat juga diminta tetap berada di rumah jika sakit, menutup mulut atau mengenakan masker saat batuk dan bersin, serta membiasakan cuci tangan.

Hadits tentang menyikapi wabah penyakit

Sejak ribuan tahun lalu, Rasulullah Muhammad SAW telah memperingatkan umatnya untuk menjauhi tempat yang terkena wabah. 

Rasulullah juga memperingatkan bila berada di wilayah yang terkena wabah, dilarang untuk ke luar. 

Berikut haditsnya: 

(إذا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأرْضٍ، فلاَ تَقْدمُوا عَلَيْهِ، وإذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا، فَلا تخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ)

“Apabila kalian mendengar tentangnya (wabah penyakit) di sebuah tempat, maka janganlah kalian masuk ke dalamnya, dan bila kalian berada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar daripadanya sebagai bentuk lari daripadanya”. (HR.Bukhari dan Muslim)

Wasiat Nabi Muhammad

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari Abdul Hamid bin Abdurrahman bin Zaid bin Al Khatthab dari Abdullah bin Abdullah bin Al Harits bin Naufal dari Abdullah bin Abbas bahwa Umar bin Khatthab pernah bepergian menuju Syam, ketika ia sampai di daerah Sargha, dia bertemu dengan panglima pasukan yaitu Abu 'Ubaidah bersama sahabat-sahabatnya, mereka mengabarkan bahwa negeri Syam sedang terserang wabah.

Ibnu Abbas berkata; "Lalu Umar bin Khattab berkata; 'Panggilkan untukku orang-orang muhajirin yang pertama kali (hijrah), ' kemudian mereka dipanggil, lalu dia bermusyawarah dengan mereka dan memberitahukan bahwa negeri Syam sedang terserang wabah, merekapun berselisih pendapat. Sebagian dari mereka berkata; 'Engkau telah keluar untuk suatu keperluan, kami berpendapat bahwa engkau tidak perlu menarik diri.'

Sebagian lain berkata; 'Engkau bersama sebagian manusia dan beberapa sahabat Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam. Kami berpendapat agar engkau tidak menghadapkan mereka dengan wabah ini, ' Umar berkata; 'Keluarlah kalian, ' dia berkata; 'Panggilkan untukku orang-orang Anshar'.

Lalu mereka pun dipanggil, setelah itu dia bermusyawarah dengan mereka, sedangkan mereka sama seperti halnya orang-orang Muhajirin dan berbeda pendapat seperti halnya mereka berbeda pendapat. Umar berkata; 'keluarlah kalian, ' dia berkata; 'Panggilkan untukku siapa saja di sini yang dulu menjadi tokoh Quraisy dan telah berhijrah ketika Fathul Makkah.'

Mereka pun dipanggil dan tidak ada yang berselisih dari mereka kecuali dua orang. Mereka berkata; 'Kami berpendapat agar engkau kembali membawa orang-orang dan tidak menghadapkan mereka kepada wabah ini.' Umar menyeru kepada manusia;

'Sesungguhnya aku akan bangun pagi di atas pelana (maksudnya hendak berangkat pulang di pagi hari), bagunlah kalian pagi hari, ' Abu Ubaidah bin Jarrah bertanya; 'Apakah engkau akan lari dari takdir Allah? ' maka Umar menjawab; 'Kalau saja yang berkata bukan kamu, wahai Abu 'Ubaidah! Ya, kami lari dari takdir Allah menuju takdir Allah yang lain.

Bagaimana pendapatmu, jika kamu memiliki unta kemudian tiba di suatu lembah yang mempunyai dua daerah, yang satu subur dan yang lainnya kering, tahukah kamu jika kamu membawanya ke tempat yang subur, niscaya kamu telah membawanya dengan takdir Allah.

Apabila kamu membawanya ke tempat yang kering, maka kamu membawanya dengan takdir Allah juga.' Ibnu Abbas berkata; "Kemudian datanglah Abdurrahman bin 'Auf, dia tidak ikut hadir (dalam musyawarah) karena ada keperluan.

Dia berkata; "Saya memiliki kabar tentang ini dari Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Jika kalian mendengar suatu negeri terjangkit wabah, maka janganlah kalian menuju ke sana, namun jika dia menjangkiti suatu negeri dan kalian berada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar dan lari darinya."

Ibnu 'Abbas berkata; "Lalu Umar memuji Allah kemudian pergi." (HR. Bukhari: 5288) –

BEBERAPA PELAJARAN DARI HADITS:

Berikut beberapa pelajaran dari hadits sebagaimana yang dikutip dari tribunnews.com: 

- kebiasaan Musyawarah adalah karakteristik pemimpin muslim

- Hasil musyawarah dapat dijadikan pegangan jika anggotanya terdiri dari para ahli ilmu yang beramal

- Pemimpin sangat hormat kepada Seorang tokoh seperti abu ubadidah meski pemikirannya tidak langsung dia terima

- Allah Mahakuasa menurunkan wabah sesuai dengan kehendaknya

- Banyak orang shaleh terkena wabah karena mereka perlu meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Maka dengan datangnya wabah, mereka akan berlindung kepada Allah dari bahanyanya.

- Bahaya yang paling penting untuk diwaspadai adalah bahaya kehilangan rasa takut dan harap kepadaNya.

- Ketika orang zalim terkena wabah maka orang taat akan senantiasa mengambil pelajaran yang sangat berarti bagi kepentingan taqarrub kepada Allah.

- Dengan datangnya wabah maka orang beriman akan berusaha meningkatkan taqarrub kepadaNya dengan berbagai aktivitas yang bermakna bagi peningkatan kualitas ketakwaan termasuk menghindar dari bahayanya.

- Bagi siapa yang berada di daerah terkena wabah maka hendaklah tidak keluar sebab akan sangat berpengaruh secara psikologis hingga membuat pihak luar ketakutan, yang pada gilirannya akan berakibat negatif.

- Bagi yang berada di luar daerah wabah maka hendaklah jangan memasukinya agar tidak terkena penyakit sebab hal itu tidak menggambarkan ada kehati-hatian. Kehati-hatian adalah termasuk amal yang terpuji dalam Islam.

- Menjauhi daerah wabah merupakan ajaran yang bermakna bagi meningkatnya kepasrahan diri kepada Allah.

- Karena semua peristiwa tidak pernah terjadi selain atas izin-Nya, maka berusahalah menjauhi daerah yang terkena wabah dengan niat melaksankan perintah-Nya.

- Keberhasilan usaha akan mengingatkan pentingnya banyak aktivitas yang menunjukkan rasa syukur pada-Nya

- Jika upaya yang dilaluinya tidak mencapai sasaran, maka atas upaya tersebut Allah sedikan pahalanya pada hari kemudian. Dan upaya tersebut akan meningkatkan jiwa pasrah dan sabar yang akan menambah kualitas ketakwaan. (Tribun Manado/Kompas.com/tribunnewsWiki.com/*)

Virus Corona Ternyata Bisa Sembuh Sendiri, Ini Penjelasan Ahli dan Dokter Spesialis Infeksi

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved