Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

DKI Jakarta

Gubernur Anies Resmi Tutup Kegiatan Belajar di Sekolah Selama 2 Pekan

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menutup kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah selama dua minggu kedepan.

Editor: Rizali Posumah
Tribunnews.com/Danang Triatmojo
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menutup kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah selama dua minggu kedepan. 

Hal itu sebagaimana yang dikatakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta, Sabtu (14/3/2020).

"Kami menyadari bahwa langkah yang harus dilakukan saat ini melakukan semua prosedur mengurangi interaksi antar warga. Artinya mobilitas penduduk ditekan sekecil mungkin, kegiatan tidak perlu ditiadakan," kata Anies Baswedan.

Menurutnya, dari hasil diskusi pembahasan yang dilakukan dengan sejumlah pihak Pemprov DKI menutup kegiatan belajar mengajar di sekokah.

"Kami menyimpulkan bahwa Pempov DKI memutuskan untuk menutup semua sekolah di lingkungan Provinsi DKI dan melakukan proses belajar mengajar."

"Ini berlaku 2 minggu dan kami akan mengevaluai di akhir pekan kedua," kata Anies.

Dia menjelaskan proses belajar mengajar dilakukan dengan sistem jarak jauh dan digital.

"Lakukan dengan metode jarak jauh, lakukan dengan proses digital, tujuannya untuk mengurangi interaksi yang punya potensi penularan," kata Anies.

Sri Mulyani Umumkan, Karyawan dengan Gaji 16 Juta Perbulan Tak Perlu Bayar PPH, Mulai April 2020

Eropa Ditetapkan Sebagai Pusat Pandemi Virus Corona

Saat ini pemerintah tetapkan Eropa sebagai pusat pandemi virus Corona di dunia.

Mengenai hal tersebut, disampaikan oleh Dirjen World Health Organization (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, Jumat (13/3/2020) waktu setempat.

Dalam pernyataan tersebut dideklarasikan ketika beberapa negara Eropa melaporkan peningkatan tajam dalam infeksi dan kematian akibat Corona.

Saat ini sudah lebih dari 143.000 orang telah didiagnosis Covid-19 di 135 negara, per Sabtu (14/3/2020).

Jumlah kematian telah mencapai sebanyak 5.391 orang.

Tedros menyebut jumlah itu sebagai "tonggak yang tragis."

"Eropa sekarang telah menjadi pusat pandemi, dengan lebih banyak kasus dan kematian yang dilaporkan di seluruh dunia, selain dari China," katanya, dilansir BBC.com.

Dirjen WHO itu menambahkan, lebih banyak kasus yang dilaporkan setiap hari sekarang, dibandingkan di China.

Oleh karena itu, Tedros mendesak negara-negara untuk melakukan langkah-langkah agresif, mobilisasi masyakarat, dan jarak sosial untuk menyelamatkan diri.

Kontrol juga diberlakukan di lebih banyak perbatasan di Eropa.

Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus yang cepat.

"Jangan biarkan ini semakin menjadi-jadi," kata Tedros.

Italia telah memiliki jumlah korban harian tertinggi.

Ada 250 kematian yang tercatat selama 24 jam terakhir.

Sebanyak 1.266 orang telah meninggal dunia dan 17.660 terinfeksi secara keseluruhan.

Sementara itu, Spanyol menjadi negara kedua di Eropa yang terkena dampak terburuk.

Spanyol melaporkan lonjakan 50 persen dalam jumlah kematian.

Hingga Jumat (13/3/2020), sebanyak 120 jiwa melayang.

Infeksi meningkat menjadi 4.231 kasus.

Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, mengumumkan keadaan siaga sejak Sabtu (7/3/2020) selama dua minggu.

Selain peningkatan di Italia dan Spanyol, Prancis kini telah mengonfirmasi 3.661 kasus dan 79 kematian.

Jumlah tersebut naik dari hari sebelumnya, yakni 61 kematian pada Kamis (12/3/2020).

Di Jerman, terdapat 3.675 kasus yang dilaporkan dan 8 kematian.

Sementara itu, 798 orang terinfeksi Corona di Inggris.

11 di antaranya tewas akibat Covid-19.

Apa yang dilakukan negara-negara Eropa untuk mengatasinya?

Penumpang yang mengenakan masker wajah, di tengah kekhawatiran tentang wabah COVID-19, menunggu di luar terminal kedatangan di Bandara Linate di Milan. Italia. Minggu (8/3/2020). Pemerintah Italia mengambil langkah drastis dalam upaya untuk menghentikan penyebaran coronavirus mematikan yang melanda dunia, dengan mengkarantina paksa 15 juta orang di wilayah luas Italia utara hingga 3 April, kerena lebih dari 230 kematian, Italia telah mencatat kematian terbanyak akibat penyakit COVID-19 di negara mana pun di luar China, tempat wabah dimulai pada bulan Desember.(AFP/Piero CRUCIATTI) *** Local Caption *** Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengeluarkan larangan pendatang dari sejumlah negara untuk masuk wilayah Indonesia. Pendatang yang dilarang adalah mereka yang datang atau punya riwayat perjalanan dari wilayah-wilayah tertentu dari 4 negara yaitu China, Iran, Korea Selatan, dan Italia.
Penumpang yang mengenakan masker wajah, di tengah kekhawatiran tentang wabah COVID-19, menunggu di luar terminal kedatangan di Bandara Linate di Milan. Italia. Minggu (8/3/2020). Pemerintah Italia mengambil langkah drastis dalam upaya untuk menghentikan penyebaran coronavirus mematikan yang melanda dunia, dengan mengkarantina paksa 15 juta orang di wilayah luas Italia utara hingga 3 April, kerena lebih dari 230 kematian, Italia telah mencatat kematian terbanyak akibat penyakit COVID-19 di negara mana pun di luar China, tempat wabah dimulai pada bulan Desember.(AFP/Piero CRUCIATTI) *** Local Caption *** Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengeluarkan larangan pendatang dari sejumlah negara untuk masuk wilayah Indonesia. Pendatang yang dilarang adalah mereka yang datang atau punya riwayat perjalanan dari wilayah-wilayah tertentu dari 4 negara yaitu China, Iran, Korea Selatan, dan Italia. ((AFP/PIERO CRUCIATTI))

PM Spanyol, Sanchez, mengatakan pemerintah akan memobilisasi semua sumber daya negara untuk melindungi kesehatan warga.

Langkah tersebut akan membatasi kepergian masyarakat dan melarang akses ke tempat-tempat tertentu hingga 15 hari.

"Kemenangan tergantung pada kita masing-masing," kata Sanchez.

"Mencuci tangan dan tetap tinggal di rumah juga termasuk heroik," imbuhnya.

Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris juga melarang semua perjalanan ke beberapa wilayah Spanyol, kecuali perjalanan penting.

Sementara itu, pemerintah Italia telah mengunci negara.

Setidaknya, 10 negara lain di Eropa turut memberlakukan penutupan perbatasan, antara lain :

  • Denmark: Menutup perbatasan untuk pengunjung asing mulai Sabtu (14/3/2020)
  • Republik Ceko: Melarang semua orang asing memasuki negara, kecuali mereka yang memiliki izin tinggal. Larangan sebagian besar warga negaranya sendiri agar tidak pergi.
  • Slovakia: Menutup perbatasan untuk semua orang asing kecuali yang memiliki izin tinggal.
  • Austria: Menutup tiga batas perlintasan darat dengan Italia untuk semua orang asing, kecuali yang memiliki sertifikat medis yang dikeluarkan dalam waktu empat hari. Tidak ada batasan pada warga negara Austria.
  • Ukraina: Menutup perlintasan perbatasan ke orang asing (kecuali diplomat) selama dua minggu.
  • Hongaria: Menutup perbatasan darat dengan Austria dan Slovenia.
  • Polandia: Mulai hari Minggu (15/3/2020) akan menutup perbatasan dengan pengunjung asing.
  • Belgia, Prancis, Swiss, dan beberapa wilayah Jerman adalah negara-negara terakhir yang meliburkan sekolah.

Ada juga pembatasan luas pada pertemuan besar dan penutupan teater, restoran, dan bar.

Bundesliga Jerman, satu-satunya dari lima liga sepak bola besar Eropa yang masih dimainkan, akan menangguhkan pertandingan di dua divisi teratas mulai Selasa (17/3/2020).

Louvre Paris, museum seni terbesar di dunia, mengumumkan akan ditutup mulai Jumat, begitu juga Menara Eiffel. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul WHO Tetapkan Eropa Sebagai Pusat Pandemi Virus Corona di Dunia, https://www.tribunnews.com/internasional/2020/03/14/who-tetapkan-eropa-sebagai-pusat-pandemi-virus-corona-di-dunia? dan BREAKING NEWS Pemprov DKI Resmi Tutup Kegiatan Belajar di Sekolah 2 Minggu Kedepan.

Subscribe Youtube Channel Tribun Manado:

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved