Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

RSHS Bandung Gunakan Strategi Ini, untuk Tangani Corona Karena Pasien Terinfeksi Semakin Bertambah

Saat ini Penjagaan Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung semakin diperketat untuk kawasan isolasi dalam sejumlah ring dan zona.

Editor:
Tribun Jabar/M Syarif Abdussalam
Simulasi penanganan pasien dalam status pengawasan virus corona di RSHS Bandung, Jumat (6/3/2020). 

Kami ajak mereka untuk simulasi memakai skenario ring-ring tadi," katanya.

Untuk menjaga keselamatan karyawan dan pasien, RSHS juga membuat zona-zona. Di sekitar RIIKK disebut zona merah agar tidak sering dilewati orang lain, termasuk karyawannya.

Kemudian ada zona kuning yang memang masih bisa dilalui. Satu lagi zona hijau, untuk area pelayanan.

Pembagian zona itu dimaksudkan untuk keselamatan pasien dan karyawan. Pihaknya juga memenuhi sarana hand hygiene dan masker untuk tenaga kesehatan dan orang sakit.

"Di IGD kami membuka poliklinik infeksi khusus di rawat jalan, dan MCU. Jadi jika ada pasien sehat mau ke luar negeri, ini kami menyediakan unit untuk dicek kesehatannya, itu untuk orang sehat. Kami juag menyediakan untuk orang yang pulang dari luar negeri, yang ingin cek kesehatan. Banyak juga yang datang. Tapi kami tidak mengeluarkan surat sehat bebas virus corona," katanya.

Tim infeksi khusus yang disiapkan, katanya, memiliki anggota 65 orang, yang terdiri atas 14 unit terkait, ada subspesialis, spesialis, ada dokter umum, farmasi, perawat, bagian laboratorium, rontgen, dan semua multidisiplin ilmu.

"Kemudian alat pelindung diri ini memang kami berusaha untuk terus memenuhi. Sampai sekarang, sih, dikatakan cukup. Itu memang cukup mahal, sekali pakai sekitar Rp 300.000 dan 1 pasien itu ada 18 kali ganti-ganti yang pakai itu, dipakai 18 set per pasien per hari, karena ada tiga sif," ujarnya.

Sejauh ini RSHS telah merawat 12 orang pasien suspect virus corona. "Sampai kemarin sore di RIIKK ada lima pasien, tapi satu sudah kami pindahkan ruangannya karena sudah ada perbaikan.

Kemudian rencananya hari ini dua orang akan dipulangkan dan satu orang juga akan pindah ruangan karena membaik. Satu orang yang masih tertinggal di RIIKK.

Orang ini keadaannya sudah baik tapi dalam status masih pendalaman Kementerian Kesehatan," katanya.

Kasus Impor

Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto. (ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK A via Kompas.com)

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus virus corona, Achmad Yurianto, mengatakan, tujuh kasus baru virus virus corona, Rabu (11/3), semuanya kasus impor.

"Kondisinya rata-rata tampak sakit ringan, kecuali nomor 30 dan nomor 29 tampak sakitnya sedang. Semuanya imported case," ucap Yuri di kantor Presiden, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (11/3/2020).

Kasus kematian pertama pengidap virus corona di Indonesia, ujar Yuri, terjadi pada seorang WNA perempuan berusia 53 tahun yang disebut sebagai kasus 25.

Yuri mengatakan, pasien yang meninggal memang memiliki penyakit penyerta (komorbid) berupa diabetes hingga hipertensi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved