PDIP-Nasdem-Golkar Adu Kuat: VAP Berterima Kasih ke JWS
Pilkada Serentak Sulawesi Utara bakal diikuti 25 pasangan calon (lihat grafis). PDIP, Partai Nasdem dan Golkar menjadi kekuatan utama
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Pilkada Serentak Sulawesi Utara bakal diikuti 25 pasangan calon (lihat grafis). PDIP, Partai Nasdem dan Golkar menjadi kekuatan utama disamping partai pendukung. Pesta demokrasi juga diramaikan 4 pasangan calon independen.
• Persipura Dijamu Persebaya: Peluang ‘Pecah Telur’ Comvalius
Untuk Pilkada Sulut, petahana Olly Dondokambey-Steven Kandouw dari PDIP yang sudah dipastikan melenggang. Sedangkan dua poros lain, Nasdem dan Golkar masih menimbang siapa figur yang diusung. Pertarungan di Nyiur Melambai berlangsung panas.
Manuver politik oleh figur cagub dan cawagub sedang berlangsung. Bahkan aksi ‘lompat pagar’ dari elite politik tak terelakan. Mantan Ketua DPC PDIP Minahasa Jantje Wowiling Sajow (JWS) yang pernah menggoreskan tinta emas bagi PDIP bermanuver.
Pilgub 2020, Sajow balik kanan. Ia mendukung calon gubernur dari Nasdem.
Rabu (11/3/2020), JWS bertemu Bupati Minut Vonnie Anneke Panambunan (VAP), satu di antara cagub dari Nasdem. Pertemuan berlangsung di
satu restoran di Manado. JWS membeber, dalam pertemuan itu, ia memberikan saran dan masukan kepada VAP yang hendak maju di pilgub. "Saya bicara apa adanya pada Ibu VAP," kata dia.

Ungkap JWS, VAP minta dukungan padanya untuk bertarung di pilgub. Hal itu disanggupinya. "Saya katakan siapapun calon dari Nasdem akan saya
dukung. Sebelumnya, Pak Elly (Elly Engelbert Lasut) dan Vicky (Vicky Lumenut) sudah bertemu saya," kata dia. Mengenai siapa calon favoritnya, ia berdiplomatis dengan mengatakan, siapapun yang dapat surat keputusan (SK) penetapan calon dari Nasdem pasti didukung. "Calonnya yang pasti jangan hanya tahu tambah dan kali tapi juga mesti tahu berbagi," katanya.
Ia menilai VAP adalah tokoh yang suka berbagi dan berbaur dengan masyarakat. VAP mengucapkan terima kasih pada JWS atas masukannya. "Ini sangat berharga bagi perjuangan ke depan," kata dia.
Kordinator Pemenangan Wilayah (Kopemwil) Partai Nasdem Sulut Felly Runtuwene berjanji mengakomodir figur dari Bolaang Mongondow Raya (BMR). Menurut dia, figur BMR bisa diplot pada posisi gubernur, wakil gubernur dan sekretaris provinsi. "Ada beberapa figur BMR yang masuk bursa pencalonan. Kami sudah kirim nama namanya ke pusat," kata dia di sela reses di Lolak, Bolmong, Selasa lalu.
• Jumlah Kasus 12.462 Orang: WHO Nyatakan Corona Pandemi Global
Sebutnya, Nasdem mengutamakan harmonisasi politik. Untuk itu, wakil
dari BMR harus ada. "Pemimpin itu kan ada gubernur, wagub dan sekprov, nah wakil BMR harus ada, jangan nanti dibilang semua dari Minahasa," kata dia.
Felly pun mengajak warga BMR berpikir tentang masa depan. "Kalau Anda sudah merasa puas ya seperti ini saja, kalau belum puas ya mari kita lakukan perubahan," kata dia.
Untuk calon gubernur dan wakil gubernur yang bakal diusung, ungkap Felly, pihaknya masih menanti putusan DPP. Diketahui, figur BMR yang masuk bursa Nasdem adalah Siswa Rahmat Mokodongan, Djainuddin Damopolii dan Sehan Landjar.
VAP mengatakan, keinginan masyarakat Sulut agar dia menjadi gubernur. "Doa saya agar Tuhan mengabulkan cita-cita saya untuk mendapat SK dari Partai Nasdem sebagai calon gubernur. Saya memiliki keyakinan dan percaya, Tuhan pasti menolong saya. Sejak awal sebelum mendaftar sebagai bakal calon di Partai Nasdem, saya meminta kepada Tuhan untuk memberikan kesehatan dan puji Tuhan sampai saat ini sehat selalu. Kedua saya meminta agar cost politik itu terpenuhi, dan Tuhan menjawab dengan memberikan berkat kepada saya, hingga saat ini bisa berbagi berkat untuk masyarakat Sulut," katanya.
PDIP menjadi satu-satunya partai yang memiliki hak mengusung pasangan calon di Pilwako Manado tanpa harus berkoalisi. PDIP berhasil menguasai parlemen Manado dengan 10 kursi. Jumlah itu sudah lebih dari cukup untuk mengusung calon. Sementara di belakangnya ada Demokrat dan Nasdem yang sama-sama mendapat 6 kursi, lalu Golkar dengan 5 kursi, ketiganya harus mencari koalisi agar dapat mengusung calon.
Selain itu, PAN dan Gerindra juga punya peluang karena punya masing-masing empat kursi.
Namun, sejauh ini baru pasangan calon dari independen yang sudah paten, yakni Frangky VT Kambey dan Daud Kirojan. Dua sosok berlatar belakang dokter tersebut mengusung nama ‘Kaki’ atau singkatan dari ‘Kambey-Kirojan’.
Sementara dari parpol, belum satupun yang sudah paten, termasuk PDIP. Partai berlambang banteng moncong putih ini masih menimbang sejumlah nama kuat untuk diplot sebagai calon wali kota. Meski begitu, Ketua DPD PDIP Sulut Olly Dondokambey dalam beberapa kesempatan menyebut nama Ketua DPRD Sulut Andrei Angouw sebagai pilihan.
Angouw sendiri mengungkapkan dirinya siap mengemban amanat partai walau saat ini dirinya sudah merasa nyaman dengan posisi sebagai Ketua DPRD Sulut.
"Saya menyerahkan sepenuhnya keputusan partai kepada pimpinan partai. Mengenai pencalonan saya sebagai calon Wali Kota Manado, saya menunggu instruksi lebih lanjut dari pimpinan partai," kata Bendahara DPD PDIP Sulut.
• Jerry Sambuaga Pastikan Stok Gula Aman: Corona Bikin IHSG Anjlok 16,37%
Selain Angouw, PDIP juga memiliki banyak calon kuat, yakni Bupati Minahasa Royke Octavianus Roring, Bupati Minahasa Tenggara James Sumendap, Anggota DPRD Sulut yang juga Ketua DPC PDIP Manado, Richard Sualang. Selain mereka, Mor Dominus Bastian, Pdt Lucky Rumopa, Mahmud Turuis, Abu Bakar Idris, Abid Takalamingan, Harley Mangindaan, Ayub ali, Sonya Selviana Kembuan, Ulyas Taha, dan Novi Lumowa.
Adapun Partai Demokrat juga masih menimbang sejumlah nama. Saat ini baru Mor Dominus Bastiaan, Wakil Wali Kota Manado, yang tampak begitu gencar bersosialisasi. Nama mantan Wakil Wali Kota Manado, Harley Mangindaan, juga menjadi calon potensial selain putra Wali Kota Manado, Kristo Ivan Lumentut yang sempat mendaftar saat Demokrat membuka pendaftaran.
Partai Nasdem yang membuat kejutan di Pileg 2019 juga punya peluang untuk mengusung. Sejauh ini baru Julyeta PA Runtuwene, istri Wali Kota Manado yang juga Rektor Unima, yang begitu getol menyosialisasikan diri. Namun, hingga kini Nasdem masih adem ayem di tengah suasana pilkada yang sudah menghangat.
Sementara Golkar yang sudah mendengungkan nama Jimmy Rimba Rogi, mantan Wali Kota Manado, sebagai calon wali kota, juga masih mencari-cari pasangan koalisi. Lima kursi yang dimiliki partai berlambang beringin ini belum menjadi titik aman karena partai-partai yang memiliki jumlah kursi sedikit bisa saja merapat ke partai lainnya.
Gerindra dan PAN juga berpotensi menjadi partai pengusung. Dengan modal masing-masing empat kursi di DPRD, dua partai ini punya posisi tawar yang tinggi. Hanya saja sejauh ini kedua partai juga belum menampakkan arah koalisinya.
Golkar dan PDIP akan menjadi rival dalam Pilwako Tomohon 2020. Keduanya punya hak mengusung pasangan calon tanpa harus berkoalisi.
Golkar tetap menancapkan dominasinya setelah meraup 10 kursi di DPRD. Perolehan ini sangat berlimpah mengingat syarat partai mengusung adalah 4 kursi. PDIP memenuhi syarat itu karena punya 4 kursi. Sisanya, Gerindra dan Nasdem masing-masing punya 2 kursi, serta Demokrat dan Hanura yang memiliki masing-masing 1 kursi.
Dengan kondisi tersebut, wajar baliho calon Golkar dan PDIP yang mendominasi sejumlah wilayah di Tomohon. Hanya saja, hingga saat ini belum ada pasangan calon yang paten, baik Golkar maupun PDIP masih menggodok siapa-siapa saja yang bakal dijagokan. Satu-satunya pasangan calon yang sudah mengemuka justru berasal dari jalur perseorangan, yakni pasangan Robert Pelealu dan Franciskus Hermanus Angelo Soekirno.
Golkar sendiri punya banyak calon potensial.
Sebut saja Syerly Adeline Sompotan, Wakil Wali Kota Tomohon saat ini. SAS, demikian nama tenarnya, mendapat dukungan penuh Ketua DPD I Partai Golkar Sulut Tetty Paruntu. Meski begitu, Golkar juga mempertimbangkan calon lainnya, yakni Miky JL Wenur, mantan Ketua DPRD Tomohon yang saat ini anggota DPRD. Santer terdengar Miky akan berpasangan dengan Gebby Eman, putri Wali Kota Jimmy Eman yang juga Ketua DPD II Partai Golkar Tomohon. Namun, hingga kini Golkar belum memberi ‘kisi-kisi’ siapa pasangan calon yang bakal diusung.
Setali tiga uang dengan PDIP. Ketua DPD PDIP Sulut Olly Dondokambey pernah menyebut nama Ketua DPC PDIP Tomohon Caroll Senduk sebagai calon wali kota. Namun nama calon lainnya juga mencuat seperti Roland Roeroe dan Sherly Tamuntuan, ipar Olly, dan Johny Runtuwene, Bendahara DPC PDIP Tomohon. Selain itu, ada juga nama Wenny Lumentut, kader Partai Gerindra, yang memiliki kedekatan dengan Olly. Empat nama terakhir ini bisa saja diplot sebagai papan dua.
"Itu keputusan partai, apapun keputusannnya saya siap menjalani. Sebagai kader partai, petugas partai harus siap dengan penugasan partai," ujar Caroll.
Baik Wenny maupun Roland, keduanya menyatakan tidak keberatan bila diplot sebagai papan dua. Wenny dan Roland sadar bahwa mereka adalah ‘orang luar’.
"Saya akan fokus untuk melaksanakan tugas di Tomohon, terserah baik dipercaya untuk papan dua saja tidak masalah, karena saya mengerti papan satu itu adalah hak partai pengusung," ucap Wenny. "Sedari awal komitmen saya, saya siap ditugaskan di mana saja. Saya juga mendaftar di semua posisi (papan 1 dan papan 2)," kata Roland.

Warganet Ramai-ramai Promosi Figur
Joune Ganda dan Kevin William Lotulung (JG-KWL) menjadi pasangan pertama untuk bertarung di Pilkada Minut 2020. PDIP sudah selesai melakukan seleksi pasagan calon. JG mengatakan, tahapan seleksi oleh Tim DPP PDIP telah final, sehingga mengundang JG-KWL dalam rangka konsolidasi internal.
Dalam konsolidasi ini calon kepala daerah yang siap diusung PDIP mendapat arahan DPP. Selain itu, diminta untuk menandatangani kesiapan menjadi bakal cabup dan cawabup Minut. "Usai arahan dan konsolidasi internal kami berdua menandatangani surat pernyataan bersedia dengan sejumlah syarat teknis dan nonteknis lainnya," kata JG, Kamis (12/3/2020).
Penandatanganan bersedia ini akan menjadi dasar tim DPP untuk menerbitkan SK sebagai landasan juridis untuk bertarung pada Pilkada Minut. "Yang pasti hari ini tahapan seleksi oleh tim DPP PDIP telah final, untuk itu saya dan Kevin telah resmi sebagai cabup dan cawabup Minut," katanya.
Ketua DPC PDIP Minut, Denny Lolong bersyukur dan terima kasih atas direstuinya pasangan JG-KWL. "Setelah ini tentunya pasangan JG-KWL langsung konsolidasi dengan partai baik dari DPP, DPD hingga DPC serta turun sosialisasi kemasyarakat," Ketua DPRD Minut ini.
Joune merupakan sosok pengusaha muda yang namanya melejit dipercaturan politik Minut. Putra Tonsea ini sebagai pemilik grup bisnis kelas nasional, Raewaya Group. Joune saat ini menjabat Wakil Ketua DPP PDIP Bidang Ekonomi.
Kevin Lotulung, pengusaha muda yang terjun ke dunia politik. Ia menjabat Wakil Ketua DPC PDIP Minut. Kevin putra dari Adriana Dondokambey, Anggota DPR RI. Ia juga menantu Ketua Sinode GMIM Pdt Hein Arina.
Tak kalah menyita perhatian publik soal penetapan pasangan calon pada pilkada di Kabupaten Minahasa Selatan. Di masyarakat sudah terbentuk faksi-faksi pendukung masing-masing bakal calon. Warganet ramai membicarakan figur jagoannya.
Masyarakat memasang foto atau citra diri calonnya. Mereka siap meluruskan di kolom komentar jika junjungannya 'di-bully' pendukung calon lain. Setali tiga uang dengan kondisi di masyarakat, di Dewan Minsel juga terjadi hal serupa. Malah di lembaga negara ini, suasana persaingan untuk pilkada bukan panas lagi tapi sudah seperti 'terbakar'.
Ada dua kelompok di DPRD Minsel yang disebut 14 dan 16. Kelompok 14 ini dimotori oleh Golkar dan kelompok 16 dipimpin oleh PDIP. Akibat pertikaian dua kelompok ini, APBD 2019 Kabupaten Minsel yang seharusnya dibahas tahun lalu, urung terlaksana. Ini diduga oleh banyak pihak adalah awal menuju persaingan Pilkada Minsel 2020.
Jefry Kembau, pengamat politik mengatakan, pilkada kemungkinan besar hanya akan diikuti tiga pasangan calon. Pertama dari Golkar, kedua PDIP dan ketiga jalur perseorangan.
Dia berpendapat partai yang tidak bisa mengusung calon sendiri akan berbaur atau berkoalisi dengan dua partai besar tersebut. "Dua kelompok di dewan dengan masing-masing partainya akan terus bersaing sampai di pilkada bahkan sampai terpilihnya bupati baru dan pemerintahan sudah berjalan," kata dia, Kamis kemarin.
Golkar sudah pasti mengusung Michaela Elsiana Paruntu sebagai cabup. Sedangkan PDIP menjagokan Franky Donny Wongkar. Tapi dari masing-masing partai itu belum jelas siapa cawabup. Untuk calon independen hampir pasti Royke Sondakh dan Harits Umboh akan menjadi pesaing bagi Paruntu dan Wongkar. Pasangan jalur perseorangan ini membawa sekitar 20 ribu dukungan masyarakat ke KPU Minsel.

Calon Independen Punya Peluang
Ferry Liando, Pengamat Politik dari Unsrat mengatakan, ada keuntungan dan kelemahan mengumumkan bakal calon lebih awal. Pertama, keuntungannya adalah parpol makin leluasa bersosialisasi dengan masyarakat terkait alasan parpol mengusung calon.
Parpol semakin diuntungkan juga dengan lamanya bersosialisasi. Semakin lama bersosialisasi, maka akan semakin diuntungkan dari aspek popularitas. Kerugiannya ketika nama calon sudah ditampilkan lebih awal maka menjadi kesempatan bagi lawan-lawan politik. Lawan politik akan mengekspose kelemahan dari bakal calon yang sudah diusung lebih awal.
Dua, hambatan terbesar adalah menemukan pola yang ideal antara figur yang populer di satu sisi dan kemampuan finansial di sisi lain. Dalam menemukan kombinasi keduanya tentu sangat sulit.
Namun, ada juga parpol yang belum mengumumkan bakal calonnya karena hendak menunggu pengumuman bakal calon dari parpol lain. Parpol menyadari bahwa bakal calon yang diusung itu memiliki kekuatan elektabilitas yang besar.
Sehingga, bakal calon yang diusung sangat dipengaruhi oleh bakal calon yang sudah diusung parpol lain. Parpol punya kepentingan untuk formasi pasangan bakal calon kepala daerah dan bakal calon wakil kepala daerah.
Peluang calon independen atau calon nonparpol memang terlalu berat.
Sebab, mereka tidak didukung oleh kelembagaan tim sukses yang kuat dibanding dengan calon yang diusung parpol. Calon yang diusung parpol memiliki struktur tim sukses yang kuat dan mengakar hingga ke tingkat desa atau kelurahan.
Namun, demikian peluang mereka tetap akan terbuka apalagi jika kontestasi diikuti oleh tiga pasangan. Jika dua pasangan berasal dari dua parpol besar dan seimbang maka pemilih-pemilih yang tidak bersimpati dengan figur yang diusung di parpol besar akan berpisah memilih calon dari unsur independen. (ryo/art/fer/ang)