Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Diponegoro Selalu Sebut Keris Bondoyuda

Pemerintah Belanda resmi mengembalikan keris milik Pangeran Diponegoro. Pengembalian keris Nogo Siluman yang sudah ratusan tahun

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Warta Kota/Alex Suban
Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo bersama Raja Belanda Willem Alexander berfoto di depan Keris Diponegoro di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/3/2020). Kunjungan kenegaraan Raja dan Ratu Belanda tersebut untuk peningkatan kerja sama bilateral di bidang ekonomi dan peningkatan sumber daya manusia. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, KULON PROGO – Pemerintah Belanda resmi mengembalikan keris milik Pangeran Diponegoro. Pengembalian keris Nogo Siluman yang sudah ratusan tahun berada di Belanda, Selasa (10/3) diserahkan oleh Raja Belanda Willem Alexander kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Kasus Kedua di Liga Italia: Penyerang Sampdoria, Manolo Gabbiadini Positif Virus Corona

Salah satu cucu Pangeran Diponegoro yang juga Ketua Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro (Patrapadi), Ki Roni Sadewo angkat bicara terkait kontroversi yang kemudian berkembang pasca pengembalian keris oleh pemerintah Belanda. Berikut wawancara khusus dengan Ki Roni dengan Tribun Jogja, Rabu (11/3).

Tanggapan keluarga mengenai pengembalian Keris Nogo Siluman?

Terlepas dari kontroversi yang sekarang ini ada, pengembalian keris pangeran Diponegoro ini ditanggapi oleh keluarga sebagai sesuatu hal yang bagus. Sekali lagi, bukan hanya keluarga Diponegoro tentu yang senang, saya yakin seluruh bangsa Indonesia menyambut dengan baik. Diponegoro adalah milik bangsa bahkan milik dunia.
Yang Anda ketahui sejarah mengenai Keris Kyai Nogo Siluman

Dalam babat Diponegoro , Pangeran Diponegoro tidak pernah menyebut-nyebut nama Nogo Siluman. Nogo Siluman sendiri itu justru dicatat oleh Belanda ketika ada sebuah kejadian ataupun sebuah kesaksian, Sentot Prawirodirjo memberikan surat kesaksian bahwa pernah melihat Pangeran Diponegoro menghadiahkan keris Nogo Siluman kepada kolonel Clerence.

Satu dokumen lagi mengungkap, Kolonel Clerence menyerahkan keris milik Pangeran Diponegoro kepada Kerajaan Belanda. Kemudian dua data ini dihubungkan, yang satu mengatakan Pangeran Diponegoro menyerahkan atau menghadiahkan keris Nogo Siluman kepada Clerence. Satu dokumen mengatakan, Clerence menyerahkan kepada museum Belanda.

Dalam babat Diponegoro, Pangeran Diponegoro selalu menyebut keris Bondoyuda dan menceritakan darimana asalnya keris Bondoyuda ini. Keris berbahan dasar panah Sarutomo. Panah yang beliau dapatkan saat bersemedi di Parang Kusumo.

Kemudian panah Sarutomo ini dibuat oleh Pangeran Diponegoro sebagai sebuah cundrik atau keris kecil. Kemudian menjadi pusaka bagi istri pangeran Diponegoro yaitu Raden Ayu Maduretno.

Jerry Sambuaga Pastikan Stok Gula Aman: Corona Bikin IHSG Anjlok 16,37%

Saar istrinya wafat, keris atau cundrik sarutomo ini dilebur dengan dua pusaka yang lain, satu tombak, satu keris menjadi keris Bondoyuda. Menurut Peter Carey yang dulu pernah mewawancarai keluarga di Makassar, keris Bondoyuda ini dimakamkan bersama Jasad Diponegoro.

Keris Naga Siluman, ciri-cirinya seperti apa?

Saya akan bicara Nogo Siluman dalam dua hal. Satu Nogo Siluman sebagai nama dapur, Satu Nogo siluman sebagai gelar keris. Satu lagi adalah dapur atau fisik keris yang dikembalikan kepada Indonesia oleh Belanda.

Keris berdapur Nogo Siluman adalah keris dengan hiasan kepala naga yang kemudian ada badannya sedikit kemudian badannya menghilang di tubuh keris maka itu kemudian diberi nama Nogo siluman karena menghilang. Tetapi yang diberitakan ini adalah keris yang berdapur Nogo Sosro Kamarogan yang bergelar Nogo Siluman.

Bisa Anda jelaskan lebih rinci lagi?

Keris dengan dapur Nogo Sosro Kamarogan seperti yang kita lihat, ada Naganya kemudian tubuhnya nampak sampai di ekor, kemudian ada kinatah emasnya yang sangat bagus sekali, walaupun sebagian emas-emas yang melekat di keris itu ada yang sudah lepas. Sehingga tubuh naganya, hanya di bagian dekat ekor yang masih ada emasnya.
Dan itu persis seperti yang dideskripsikan oleh Raden Saleh saat akan memulai melukis peristiwa penangkapan Pangeran Diponegoro.

Apa yang diungkap Raden Saleh?

Kesaksian atau deskripsi yang dituliskan oleh Raden Saleh di kertas yang sama, kertas yang dipakai oleh Sentot. Untuk membuat kesaksian tentang penyerahan keris atau hadiah keris dari Pangeran Diponegoro kepada Kolonel Clerence.

Ada lagi sebuah pertanyaan yang menanyakan tentang perbedaan antara berita yaitu keris Nogo Siluman tetapi ternyata yang muncul adalah keris berdapur Nogo Sosro Kamarogan.

Apakah gelar atau nama keris tidak sama dengan dapurnya?

Saya sudah menanyakan kepada yang paham tentang keris . Ternyata jawaban mereka berdua sama, bahwa hal itu memungkinkan.

Terkait kontroversi yang kemudian muncul tentang keris Pangeran Diponegoro?

Terlepas dari kontroversi yang ada, sekali lagi, kami semua menyambut baik apa yang dilakukan oleh pemerintah kerajaan Belanda mengembalikan sebuah keris yang dulu menjadi pusaka kerajaan Jawa.

Wabah DBD Kalahkan Covid-19 di Indonesia, Jumlah Meninggal Lebih Banyak hingga Penularan Sama Cepat

Mudah-mudahan kedepan, pusaka-pusaka atau benda-benda yang ada di Belanda yang dulu bukan menjadi hadiah, misalnya itu barang rampasan atau diambil secara paksa, bisa dikembalikan ke Indonesia.

Fungsi Keris itu dulu difungsikan sebagai apa? Senjata atau Pegangan Pangeran Diponegoro?

Sekali lagi ini Pangeran Diponegoro tidak pernah menceritakan tentang keris Nogo Siluman di dalam babatnya. Saya belum membaca babat-babat yang lain apakah apakah di babat-babat Diponegoro yang lain menceritakan tentang keris Nogo Siluman.

Keris bagi orang Jawa itu tidak hanya berfungsi sebagai senjata. Bisa berfungsi sebagai piyandel. Keris bisa berfungsi sebagai kelengkapan busana atau ageman, tetapi keris juga bisa berfungsi sebagai pusaka.

Apakah Diponegoro selalu menggunakan keris?

Enggak juga, karena tehnik pertempuran pada saat perang Jawa, sudah ada meriam, sudah ada sanjata lite atau meriam kecil, kemudian sudah ada senapan, ada pistol, tombak juga. Tentara-tentara belanda itu juga ada yang menggunakan tombak panjang atau husan.

Kemudian orang-orang Jawa juga bahkan yang barisan para berandal itu menggunakan senjata apa adanya bisa kayu, bisa batu bisa bandil macem-macem. Jadi keris yang dikembalikan ini kalau melihat sosoknya itu sudah ada patahan-patahannya menurut Profesor Margana, bisa jadi itu karena benturan, bisa jadi karena korosi. Dibutuhkan riset yang lebih dalam tentang keris Nogo Siluman ini.

Apakah masih ada pusaka atau barang milik Pangeran Diponegoro di luar negeri ?

Kalau menurut catatan-catatan yang ada di bukunya Peter Carey,bahwa pangeran diponegoro pernah menyerahkan keris kepada salah satu puterinya yaitu Raden Ayu Impun, kemudian disita oleh Belanda saaat tertangkap di wilayah Karangwuni, Kulon Progo. Menurut catatan, keris itu bergelar Wreksa Gumelar.

Kemudian ada lagi beberapa tombak yang di sebutkan Pangeran Diponegoro di dalam babat tapi keberadaannya tidak diketahui. (tribun jogja/ Andreas Desca Budi Gunawan)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved