Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sulawesi Utara

Pemakaman Pastor Frans Rares, MSC Indonesia: Terima Kasih dan Selamat Jalan

Sebagai imam tarekat MSC, almarhum pernah berkarya di Keuskupan Amboina, Keuskupan Agung Jakarta, dan Keuskupan Manado.

Penulis: | Editor: maximus conterius
Tribun Manado
Suasana misa pemakaman almarhum Pastor Frans Rares MSC di Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Karombasan, Manado, Selasa (10/3/2020). 

Pater telah pamit untuk pergi meninggalkan kami para konfratermu, pada saat provinsi kita MSC Indonesia berada dalam sebuah masa transisi - peralihan kepemimpinan dari kepemimpinan yang lama kepada kepemimpinan yang baru.

Atas nama kepemimpinan yang baru, saya memohon maaf karena bersama dewan pimpinan yang baru, belum sempat untuk melayani Pater sebagaimana diharapkan.

Saya secara pribadi, sungguh-sungguh berkeinginan untuk datang, hadir dan melepas kepergian Pater. Namun, saya terpaksa harus mengurungkan niat saya ini.

Saya mengutus Br Maxi Dumanaw MSC dan Pater Hubertus Berry Pareira MSC untuk mewakili dewan pimpinan yang baru.

Mochamad Iriawan alias Iwan Bule Jadi Penanggung Jawab Penuh Piala Dunia U-20 2021

Bersama dengan semua konfrater MSC yang hadir pada saat ini, kami mengucapkan terima kasih banyak untuk Pater Frans.

Terima kasih untuk pilihanmu menjadi MSC. Terima kasih untuk kesaksian hidupmu sebagai MSC.

Ketenangan, kegigihan, kerja keras, dan tidak mudah menyerah dalam hidup dan tugas perutusan adalah semangat yang menjiwai Pater dalam menghayati "cara hidup menurut hati" atau "the way of the heart".

Ini adalah jejak-jejak hidup yang Pater tinggalkan untuk kami, dan yang menjadi inspirasi untuk kami para konfratermu.

Terima kasih Pater Frans untuk terus berjuang bersama kami para konfratermu untuk mewujudkan cita-cita kita bersama membuat "Hati Kudus Yesus dikenal dan dikasihi di seluruh dunia".

Pater Frans, pada hari-hari terakhir hidupmu, Pater menghendaki: Saya mau pergi tanpa beban yang mengikat dan menekan".

Bullying Bisa Berdampak Jangka Panjang Pada Kejiwaan

Ini adalah juga jiwa dan semangat yang menjiwai Pater Jules Chevalier, pendiri tarekat kita, di hari-hari terakhir hidupnya.

Dan karena itu, saya hendak mengutip di sini apa yang ditulis oleh Pater Charles Piperon MSC, yang menemani Pater Jules Chevalier sejak awal pembentukan kongregasi kita sampai pada saat kematiannya.

Tentang hari-hari terakhir dari hidup pater pendiri kita, Pater Piperon menulis:

"Pada waktu kami mau mengundurkan diri (sesudah pertemuan dengan Chevalier yang tua dan sakit) supaya beliau dapat beristirahat sebentar, dia berkata dengan suara lemah: "Pater, tinggal sebentar, saya ingin bicara dengan Pater sendirian.

Lalu kami membicarakan beberapa hal yang intim dan saya diberi nasehat seperti dari seorang Bapa kepada puteranya.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved