RS Siloam Gelar World Hearing Day 2020, Dr Steward Sebut 5 Penyakit Telinga penyebab ketulian
Rumah Sakit Siloam Manado mengadakan seminar kesehatan peringatan Hari Pendengaran Sedunia tahun 2020, Jumat 6/3/2020
Penulis: Anggara Wikan Prasetya | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID,MANADO - Rumah Sakit Siloam Manado mengadakan seminar kesehatan peringatan Hari Pendengaran Sedunia tahun 2020, Jumat (6/3/2020).

Tema seminar kesehatan tersebut sesuai dengan tema World Hearing Day 2020 ialah 'Don't Let Hearing Loss Limit You'.
Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama RS Siloam dengan Komite Daerah Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (KOMDA PGPKT) Sulawesi Utara serta Perhimpunan Dokter Ahli Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (Perhati-KL) Cabang Sulawesi Utara.
Acara ini digelar di lantai satu (Lobby) Rumah Sakit Siloam yang beralamat Jalan Sam Ratulangi Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sulut.
Diketahui Hari Pendengaran Sedunia diperingati pada 3 Maret setiap tahunnya.
"Kebetulan tema tahun ini oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO yaitu 'Don't Let Hearing Loss Limit You, Hearing for life” dimana menjadi perhatian agar jangan sampai gangguan pendengaran membatasi kita dalam berbagai aktivitas," kata dr Steward K, Mengko Sp.THT-KL(K), Jumat (6/3/2020).
“Komite Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (KOMNAS PGPKT) sebagai mitra KEMENKES RI, melaui KOMDA PGPKT seluruh Indonesia melaksanakan berbagai upaya penaggulangan gangguan pendengaran dan ketulian, terutama dikonsentrasikan pada lima penyakit yang bisa dicegah," ujarnya.
Lanjutnya, lima penyakit itu terdiri dari tuli bawaan (kongenital), tuli akibat kebisingan, tuli akibat infeksi telinga tengah (otitis media), tuli karena faktor usia lanjut (presbiakusis) dan tuli akibat sumbatan kotoran telinga (serumen).
"Karena lima penyakit ini banyak ditemui di masyarakat, apalagi ketulian akibat bising pada anak maupun remaja usia sekolah, yang kasusnya makin meningkat seiiring peningkatan penggunakan gadget pada usia dini," sebut dia.
Ketua KOMDA PGPKT Cabang Sulut itu juga melanjutkan "Apalagi kurangnya kesadaran orang tua, memanjakan anak dengan memberikan fasilitas gadget sejak masih kecil tanpa proteksi yag menjadi sumber kebisingan dan dapat berpengaruh terhadap pendengaran ,"
Ketua PERHATI-KL Cabang Sulut itu juga mengatakan, tuli akibat kebisingan ini perlu perhatian khusus karena kasusnya semakin meningkat sehingga perlu kesadaran dari orang tua. "Tips penggunaan gadget (handphone/ ipod) sebagai sumber kebisingan dengan rumus 60/60 maksudnya menggunakan dengan volume maksimal 60 % dengan durasi paling lama 60 menit," terang dia.
"Kalau terpapar lebih dari itu bisa beresiko menyebabkan gangguan pendengaran apalagi sambil tidur kadang lupa sampai bangun pagi baru lepas earphone," ucapnya.
Ia menjelaskan, gangguan pendengaran bawaan bisa terjadi antara lain karena terpapar dengan obat-obatan tertentu yang bersifat toksik sejak masa kehamilan dan berbagai faktor resiko lainnya seperti lahir prematur, berat badan lahir rendah, persalinan dengan alat vacuum beresiko trauma pada janin, dan faktor lainnya.
"Sehingga bayi dapat lahir dengan sindroma berbagai kelainan tubuh/ organ, salah satunya ialah gangguan pendengaran,"
Ia menyebut, infeksi telinga tengah dengan gejala keluar cairan telinga bernanah dapat diawali radang saluran napas atas dengan batuk atau pilek yang tidak terobati dengan baik.