Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Virus Corona

7000 Orang Tunjukan Gejala COVID-19, Korea Utara Diam-diam Minta 1.500 Alat Tes ke Rusia

Virus corona telah membunuh lebih dari 3000 orang dan menginfeksi sekitar 92 ribu orang ini turut membuat Korea Utara waspada.

Editor: Rizali Posumah
Pen News via Daily Mail
Kim Jong Un pemimpin Korea Utara. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Virus corona telah membunuh lebih dari 3000 orang dan menginfeksi sekitar 92 ribu orang ini turut membuat Korea Utara waspada. 

Pada bulan Januari 2020, Korea Utara memberi tahu agen perjalanan bahwa mereka menutup perbatasannya dengan warga negara asing.

Media pemerintah seperti dikutip Time, mengatakan pemerintah Korea Utara memantau 7.000 orang yang telah menunjukkan gejala virus Covid-19.

Sementara Senior Fellow for Korea Studies dan Direktur Program tentang Kebijakan AS-Korea Scott Snyder menyebut Korea Utara secara diam-diam mengajukan permohonan bantuan, sambil secara terbuka masih menyatakan tidak ada kasus virus korona di negara itu.

Sebanyak 1.500 alat tes virus corona

Pada 26 Februari, kementerian luar negeri Rusia mengumumkan bahwa mereka, atas permintaan Pyongyang, memberi Korea Utara 1.500 alat uji virus corona.

"Karena risiko yang berkelanjutan dari infeksi Covid-19 yang baru, Rusia telah menyumbangkan 1.500 alat tes diagnostik coronavirus ke Pyongyang atas permintaan Republik Rakyat Demokratik Korea."

"Kami berharap langkah ini akan membantu Korea Utara mencegah penularan dari negara itu," kata rilis Kementerian Luar Negeri Rusia.

Sementara dikutip dari Daily NK ,ada 20 orang yang meninggal diduga karena virus corona sejak Januari 2020.

Sedangkan Yonhap News Korea Selatan melaporkan sekitar 7.000 orang dimonitor untuk gejala-gejala virus corona, sementara pemerintah Korea Utara mendorong para diplomat asing yang ditempatkan di Pyongyang untuk meninggalkan negara itu dalam waktu dekat.

Dilansir dari CNN, Kedutaan Besar Jerman, Kantor Kerjasama Prancis, dan Kerjasama Pembangunan Swiss akan menutup operasi di ibukota Pyongyang sepenuhnya.

Negara-negara lain dengan misi diplomatik di Korea Utara berencana mengurangi operasi.

Meskipun virus itu telah menyebar hingga ke Brasil, Israel, dan Nigeria, Korea Utara, yang berbagi perbatasan dengan China tetap mengklaim bahwa tidak ada kasus yang dikonfirmasi.

Namun demikian, Zhang Jun, duta besar China untuk PBB, mengatakan pada hari Senin (2/3/2020) bahwa Korea Utara menderita efek negatif dari Covid-19.

Sistem kesehatan Korea Utara menderita karena kurangnya dana dan peralatan, dan cakupan medis sangat buruk di daerah pedesaan yang miskin di negara itu.

Sumber: TribunnewsWiki
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved