Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tak Ada Kasus Virus Corona di Indonesia, Ahli Khawatir Virus Tak Terdeteksi: Pasti Kasus Itu Ada

Menteri luar negeri Asia Tenggara pun saling "bergandeng tangan" dengan China dan mendeklarasikan keinginannya untuk "tetap kuat"

Editor: Finneke Wolajan
EPA-EFE / XIONG QI / XINHUA
Ilustrasi - Kini, status risiko virus corona masuk level tertinggi lantaran virus corona atau Covid-19 menyebar ke 55 negara. 

Namun, sikap penolakan keras dari Hun Sen terhadap risiko penyakit telah meningkatkan ketakutan di Kamboja, sebuah titik wisata dengan sumberdaya kesehatan terbatas, akan menjadi vektor transmisi lainnya.

"Biaya yang dibayar dari keputusannya adalah kesehatan warganya. Kamboja telah menjadi jaringan terlemah: sebuah negara dengan layanan kesehatan buruk, ketahanan penyakit buruk, hingga kasus-kasus tidak tercatat lainnya," kata Ahli Politik Kamboja di Occidental College of California, Sophal Ear.

Penelitian Harvard

Pada awal bulan ini, sebuah penelitian dari sekelompok peneliti Harvard T.H. Chan School of Public Health menyimpulkan bahwa secara statistik, tidak masuk akal bila Kamboja dan Thailand tidak memiliki lebih banyak kasus.

Sementara, untuk Indonesia, hasil penelitian menyebutkan hampir mustahil jika Indonesia, negara keempat dengan penduduk terbanyak di dunia, belum melaporkan satu pun kasus.

Berdasarkan penerbangan langsungnya dari Wuhan, Indonesia diproyeksikan memiliki setidaknya lima kasus dalam periode penelitian.

Sekitar 2 juta wisatawan China mengunjungi Indonesia setiap tahunnya.

"Pasti kasus itu ada. Kita saja yang belum menemukannya," kata Dokter di Indonesia, Shela Putri Sundawa, dalam podcast-nya, "Relatif Perspektif".

Sementara, di beberapa negara lain, kasus telah dideteksi pada pasien yang belum pernah mengunjungi China.

Belum ditemukannya satu agen potensial dapat memicu terjadinya infeksi lanjutan yang tidak berhubungan dengan perjalanan.

Kondisi ini berarti lebih banyak pasien yang mungkin tidak diperiksa.

"Anda tidak akan menemukan apa yang tidak anda cari. Bahkan, kami memperkirakan negara-negara dengan pengawasan tinggi belum mendeteksi sekitar separuh dari kasus-kasus impor yang ada," kata Ahli Epidemi Harvard, Profesor Lipsitch.

Perlunya investigasi

Menurut Coker, pemindaian di bandara lebih diartikan sebagai langkah politis daripada praktis.

"Langkah ini akan menenangkan orang dan menunjukkan bahwa pemerintah melakukan sesuatu. Namun, bagi kesehatan publik, hal ini menjadi tidak berguna," kata Profesor Kesehatan Publik ini.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved