Pulau Sebaru Kecil
Rencana Pada Masa Susilo Bambang Yudhoyono Tahun 2008 di Pulau Sebaru Kecil, Sudah Sediakan Gedung
Di Pulau Sebaru kecil terdapat jejak Presiden Keenam Republik Indonesia Soesilo Bambang Yudhoyono dan pemilik group Artha Graha Tomy Winata.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Inilah lokasi tempat observasi WNI dari berbagai negara yang mengonfirmasi adanya virus corona.
Tempatnya di satu pulau bernama Pulau Sebaru Kecil Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Di lokasi ini pemerintah tak perlu lagi membuat gedung baru untuk kepentingan observasi.
Ternyata sudah ada sejumlah gedung yang sangat mendukung proses observasi.

Ada 69 Warga Negara Indonesia (WNI) awak Kapal Diamond Princess akan menjalani masa observasi virus corona di Pulau Sebaru kecil, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, selama beberapa hari.
Di Pulau Sebaru kecil terdapat jejak Presiden Keenam Republik Indonesia Soesilo Bambang Yudhoyono dan pemilik group Artha Graha Tomy Winata.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto, mengatakan Pulau Sebaru kecil merupakan tempat yang layak untuk dipergunakan.

Menurut dia, fasilitas kesehatan sudah tersedia di sana. Hal ini, karena pada zaman pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2008 lalu tempat itu direncanakan sebagai klinik rehabilitasi bagi para pecandu narkoba.
"Pada 2008, pulau diresmikan Pak SBY sebagai klinik rehabilitasi ketergantungan narkoba. Tetapi setelah kebijakan rehabilitasi dilaksanakan di rumah sakit, maka ini tidak digunakan," kata Achmad, ditemui di Bandara Internasional Kertajati, Minggu (1/3/2020).
Dia menggambarkan tempat tinggal dan fasilitas kesehatan di Pulau Sebaru seperti di cottage atau penginapan. Terdapat satu komplek yang terdiri dari delapan bangunan. Masing-masing bangunan terdiri dari dua lantai.
Dia mengungkapkan satu bangunan diperuntukkan bagi 69 awak Kapal Diamond Princess. Sedangkan, sisanya akan diperuntukkan kepada 188 awak Kapal World Dream yang juga menjalani observasi di tempat tersebut.
"Itu satu komplek cottage. Bangunan bagus. Dari satu bangunan ke bangunan lain (jarak,-red) sekitar 50 meter. Sudah lengkap itu ada kamar, tempat tidur, semua lengkap bahkan ada klinik," kata dia.
Setelah tidak terpakai, aktivitas di Pulau Sebaru tetap berjalan. Berdasarkan informasi yang dihimpun, pemilik group Artha Graha Tomy Winata mengelola pulau itu untuk kepentingan tempat wisata.
Namun, Achmad menegaskan pulau itu milik pemerintah. Dia mengungkapkan ada orang yang memang mengelola pulau tersebut saat tidak lagi dipergunakan sebagai klinik rehabilitasi narkoba.

"Ini klinik rehabilitasi pemerintah. Pulau punya pemerintah. Hanya selama kosong ada yang merawat, hanya merawat. Karena dia mempunyai resort di pulau lain di sebelahnya," tambahnya.