Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Ini Cara Membunuh Virus Menurut Eijkman Herawati Sudoyo, Pakar dari Lembaga Biologi Molekuler

Herawati mengungkapkan virus tersebut memang akan mati dalam suhu panas. Namun, suhu panas yang melemahkannya harus tinggi.

TRIBUNNEWS/CHAERUL UMAM
Pakar virus dari Lembaga Biologi Molekuler, Eijkman Herawati Sudoyo. 

"Tidak ada yang kontrol kembali ke RSPI. Karena RSPI meminta mereka kontrol ke dokter atau RS yang semula merujuk ke RSPI," kata Syahril.

Sebelumnya diberitakan, Syahril mengatakan pihaknya masih memeriksa sebanyak tiga orang yang diduga terinfeksi virus Corona.

Saat ini, semuanya masih diisolasi di ruang khusus. Sejauh ini, Syahril menuturkan, pihaknya telah memeriksa 24 orang yang diduga terinfeksi virus Corona.

Namun, 21 orangnya dinyatakan telah negatif terjangkit virus tersebut.

"Sebanyak 21 orang sudah pulang negatif semua. Tinggal 3 yang sekarang masih dirawat tinggal menunggu hasil pemeriksaan yang kedua. Nggak ada masalah," kata Syahril kepada Tribunnews.com, Sabtu (29/2/2020).

Ia menuturkan, pasien tersebut diperiksa karena mengalami sakit setelah memiliki riwayat perjalanan ke wilayah pandemik virus Corona mulai dari Wuhan, China, Jepang, Korea hingga ke Jepang dalam 14 hari terakhir.

Menurutnya, gejalanya sakit yang dirasa pasien biasanya demam tinggi hingga 38 derajat, batuk, pilek hingga sakit tenggorokan.

Waspadai Kabar Hoaks

Di kesempatan terpisah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau warga bijak dalam mengakses informasi terkait isu wabah virus corona (Covid-19) melalui media sosial.

BNPB mengklaim, sejak 23 Januari 2020 ada 138 kabar hoaks terkait dengan virus corona yang tersebar di media sosial.

Misalnya informasi yang beredar yang menyebutkan adanya 280 jamaah umrah dari Palembang dan Makassar yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona.

Mengutip keterangan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan dr Achmad Yurianto, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo mengatakan informasi tersebut tidak benar.

Dia mengatakan, berita hoaks lebih berbahaya daripada penyebaran wabah virus yang sebenarnya. "Melalui media sosial, pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab menyebarkan ketakutan dan kekhawatiran secara luas kepada publik," kata Agus.

Dia mengatakan, masyarakat diimbau untuk tidak terpancing dengan berita hoaks dan tidak juga mem-posting atau pun meneruskan berita hoaks melalui medium apa pun kepada publik.

Masyarakat lebih baik untuk membangun kewaspadaan diri dan kesiapsiagaan melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved