Info Gempa Hari Ini
BMKG Akui soal Potensi Megathurst Sukabumi Picu Gempa Besar 8,7 M dan Tsunami 15 Meter, Hasil Kajian
Sebelumnya, Peneliti ITB kmengingatkan warga agar waspada terhadap Megathrust yang bisa picu Gempa 8,7 M dan Tsunami 15 Meter.
Di antaranya risiko kerugian sosial, ekonomi, dan korban jiwa seandainya dempa benar terjadi.
"Pemodelan seperti ini dilakukan bukan untuk menakut-nakuti masyarakat. Namun agar pemerintah daerah segera menyiapkan upaya mitigasinya secara tepat, baik mitigasi struktural (teknis) maupun kultural (non teknis)," tegas Daryono.
BMKG menilai dari hasil kajian inilah, pemerintah perlu memperhatikan peta rawan bencana sebelum merencanakan penataan ruang dan wilayah, termasuk dalam hal penataan ruang pantai yang aman tsunami.
"Perlu ada upaya serius dari berbagai pihak dalam mendukung dan memperkuat penerapan atau building code dalam upaya membangun struktur bangunan tahap gempa," tutur dia.
Perlu persiapan dan antisipasi potensi
Adanya hasil kajian potensi oleh para ahli ini, juga diharapkan BMKG tidak sampai membuat masyarakat yang bermukim di dekat sumber gempa dan daerah rawat tsunami dicekam rasa takut dan khawatir.
Warga atau masyarakat daerah yang rawan harus berusaha meningkatkan kemampuan dalam memahami cara penyelamatan saat terjadi gempa dan tsunami, serta mengikutiarahan pemerintah dalam melakukan evakuasi.
"Jalur evakuasi ataupun shelter untuk tempat penyelamatan darurat perlu disiapkan dengan memadai," tutur Daryono.
Tidak hanya itu, sosialisasi di daerah rawan harus digalakkan karena dapat membuat masyarakat lebih siap dalam menghadapi bencana.
Diingatkan BMKG, kesiapan dalam menghadapi bencana terbukti dapat memperkecil jumlah korban.
BMKG menghimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah terpancing isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Potensi Gempa 8,7 M dan Tsunami 15 Meter, Dipicu Megathrust
Potensi gempa bumi yang diprediksi mencapai magnitudo 8,7 ini dipicu dari sesar naik sangat besar (megathrust) yang berpusat di sepanjang lautan lepas Samudera Hindia.
Dampaknya juga bisa membangkitkan tsunami.
Hal itu disampaikan Peneliti Pusat Penelitian Mitigasi Bencana - ITB, Renza Furqon kepada Kompas.com di Sukabumi, Jumat (21/2/2020). '