Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Virus Corona

Kisahnya Bikin Sedih, Seorang Dokter 29 Tahun Tunda Pernikahan Untuk Rawat Pasien Virus Corona

Kondisinya memburuk saat dipindahkan ke Rumah Sakit Jinyintan di Wuhan pada 30 Januari untuk mendapat perawatan darurat.

YouTube South China Morning Post
Potret Warga Wuhan dalam upaya mendapatkan pertolongan medis untuk mengantisipasi wabah Virus Corona, Minggu (26/1/2020) 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Berujung tak bahagia. Ada seorang dokter yang menunda pernikahannya demi fokus merawat pasien yang terjangkit virus corona. 

Dokter itu berusia 29 tahun. Dalam merawat pasien virus corona, dirinya bertugas di bagian pernapasan dan perawatan kritis Rumah Sakit Rakyat Pertama Distrik Jianxia, "garis depan" dalam pencegahan melawan virus. 

Nama dokter itu adalah Peng Yinhua. Dia bekerja mengobati pasien virus corona tanpa henti siang dan malam. Seperti dilansir China Plus Jumat (21/2/2020).

Hal yang dilakukan Peng Yinhua saat mendengar pertama kali virus corona dengan nama resmi Covid-19 itu menyebar tak terkendali, dirinya langsung mengajukan diri. 

Memang saat itu sangat dibutuhkan bantuan spesialis. 

Dia menunda pernikahannya yang rencananya akan digelar pada 1 Februari. Sebelumnya dirinya sudah sempat dicegah oleh teman-temannya untuk bertugas, namun Peng Yinhua justru mengatakan tenaganya sangat dibutuhkan banyak orang. 

"Saya masih muda. Saya bisa bekerja selama berjam-jam," katanya saat itu.

Peng Yinhua kemudian dilaporkan positif terinfeksi virus corona pada 25 Januari. Dan meninggal dua hari lalu. 

Kondisinya memburuk saat dipindahkan ke Rumah Sakit Jinyintan di Wuhan pada 30 Januari untuk mendapat perawatan darurat.

Diberitakan The Guardian, pihak rumah sakit mengumumkan bahwa sang dokter muda itu meninggal pada Kamis pukul 21.50 waktu setempat (20/2/2020).

Kematiannya terjadi China melaporkan adanya peningkatkan dari patogen yang diyakini berasal dari Pasar Seafood Huanan di Wuhan.

Beijing mengumumkan adanya 1.109 kasus penularan baru, jumlah yang naik hampir dua kali lipat dibandingkan 394 pada hari sebelumnya.

Total, 74.685 seantero Negeri "Panda" meninggal karena Covid-19, dengan 2.236 korban meninggal setelah otoritas mengumumkan 118 kasus kematian baru.

Jumlaj tersebut termasuk lebih dari 500 kasus infeksi yang ditemukan di penjara seantero China, membuat pemerintah melakukan revisi.

Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan, virus tersebut harus dianggap sebagai "musuh publik nomor satu".

"Jika kita tidak menghantamnya dengan keras menggunakan peluang yang diberikan, maka virus ini akan menjadi masalah besar," tegas Tedros.

Pemerintah pusat China dikabarkan memberikan kompensasi sebesar 3.000 yuan, sekitar Rp 5,8 juta, bagi keluarga tim medis yang tertular.

Sementara jika dokter atau perawat itu meninggal setelah dirawat bakal mendapat "dana dukacita" 5.000 yuan, atau Rp 9,7 juta. (*)

Virus Corona Dapat Menular Lewat Darah dan Feses

 Sebuah studi yang dilakukan ilmuwan China menemukan bahwa Covid-19 alias virus corona dapat menular lewat darah dan feses seperti halnya tetesan air (dari penderita).

Institut Virologi Wuhan di Hubei memublikasikan pada Senin (17/02/2020) sebuah hasil penelitian tentang "Investigasi molekuler dan serologis terhadap pasien terinfeksi Covid-19: Implication of multiple shedding routes," dalam jurnal internasional "Emerging Microbes and Infections".

Peneliti mengungkapkan dalam penelitian itu, bahwa virus lebih dapat dideteksi dari darah dan feses (tinja) dari pada melalui cairan (saat bersin atau batuk).

Dari hari pertama penelitian, 80 persen positif dari oral swab (pengambilan sampel dari oral) dan pada hari kelima, 50 persen dari mereka masih positif terinfeksi sama seperti 75 persen pasien terinfeksi yang diketahui dari anal swab (sampel dari dubur).

Cairan dari pernapasan (lendir hidung saat bersin atau liur saat batuk) diketahui memang menjadi rute penyebaran Covid-19. Tapi, tidak sepenuhnya menjadikan itu sebagai penularan cepat virus corona. Penyebaran virus corona ternyata lebih mudah menular lewat darah dan feses.

Sementara itu, terdapat kekhawatiran tentang penyebaran virus melalui zat aerosol di Hong Kong. Pada 11 Februari, warga Hong Kong dievakuasi dari apartemen mereka karena kekhawatiran penularan virus corona dari pipa-pipa gedung.

Berdasarkan laporan pemerintah kota Wuhan, di kota itu sudah dilakukan desinfektan untuk mensterilkan pipa drainase dan saluran selokan dari19 Januari 2020 sampai Selasa kemarin.

Terkait penularan melalui aerosol, Otoritas Tertinggi Kesehatan di China telah resmi mengumumkan kemungkinan penyebaran Covid-19 melalui aerosol. 

Komisi Kesehatan Nasional China pada Rabu (19/02/2020) menambahkan adanya paparan pada tingkat konsentrasi tinggi cairan dari tubuh terinfeksi virus corona yang menyembur ke udara dalam ruang tertutup dengan waktu lama sebagai salah satu rute memungkinkan bagi penularan virus corona dengan petunjuk-petunjuk baru untuk mendiagnosa dan merawat pasien.

Mereka mengungkapkan bahwa penularan melalui aerosol masih belum jelas. Bagaimanapun, akhir-akhir ini, beberapa pakar dan pemerintah lokal menyugestikan kemungkinan adanya penularan melalui aerosol.

Pada 8 Februari, pemerintah Shanghai bahkan telah mengumumkan adanya rute penularan virus corona termasuk penularan langsung, dan melalui aerosol. 

Namun berbagai kontroversi masih berlangsung ketika agen kesehatan China membantah teori yang mengatakan bahwa belum ada bukti penularan melalui aerosol.

Penyebaran melalui cairan yang menyembur di udara dianggap lebih berat dan lebih jauh rentang perjalanannya (kurang lebih sejauh dua meter), aerosol lebih ringnan dan mudah menyebar dengan cepat. 

Kumpulan orang terinfeksi dapat terjadi jika virus tersebut tersebar melalui aerosol di ruang tertutup.

Penularan melalui aerosol berdasarkan KBBI daring adalah penularan melalui partikel halus zat padat atau cairan dalam gas atau udara seperti asap (padat dalam gas) dan kabut (cair dalam gas).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tunda Menikah, Dokter 29 Tahun di Wuhan Meninggal karena Virus Corona" dan dengan judul "Penularan Virus Corona Mulai dari Darah, Tinja Sampai Aerosol"

Subscribe YouTube Channel Tribun Manado:

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved