News
Siswi Dipaksa Oknum Guru Lepas Celana Dalam Untuk Lihat Hal Kewanitaan Ini
68 murid perempuan di sekolah telah dipaksa membuka pakaian setelah sebuah pembalut wanita yang sudah digunakan ditemukan di taman sekolah.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebanyak 68 siswi mengatakan mereka dipaksa untuk membuka celana dalam dan menunjukkan kepada guru mereka.
Ada apa?
Ada sebuah sekolah di India menerapkan aturan tentang hal kewanitaan itu.
Alasan guru mereka tersebut untuk membuktikan para siswi itu tidak sedang mengalami datang bulan.
Aturan sekolah melarang murid yang menstruarsi untuk tidur di bagian bawah asrama, dan tidak menyentuh murid lain.
Ada 68 murid perempuan di sekolah telah dipaksa membuka pakaian setelah sebuah pembalut wanita yang sudah digunakan ditemukan di taman sekolah Sahjanand Girls Institute di kota Bhuj.
Bhuj adalah sebuah kota yang terletak di negara bagian Gujarat dan terletak sekitar 1.100 km dari ibukota India, New Delhi.
"Kepala sekolah marah-marah, dan bertanya siapa diantara kami yang sedang haid. Dua diantara kami yang sedang haid kemudian maju," kata salah seorang murid seperti yang dikutip koran India, The Hindustan Times.
"Meski begitu, kami semua kemudian dibawa ke kamar mandi."

"Di situ guru perempuan meminta kami satu per satu membuka celana dalam sehingga mereka bisa memeriksa apakah kami sedang mentruasi atau tidak."
Sekolah yang terletak di Gujarat, negara bagian dimana Perdana Menteri India Narendra Modi berasal, dijalankan oleh sebuah sekte Hindu konservatif bernama Swaminarayan.
"Siswi-siswi sudah diberitahu mengenai aturan yang berlaku di asrama sekolah tersebut, sebelum mereka mendaftar masuk sekolah," kata salah seorang pengurus sekolah Pravin Pindoria kepada kantor berita AFP.
"Saya sudah meminta adanya pertemuan komite pengurus sekolah, yang akan mengambil tindakan terhadap mereka yang bertanggung jawab."
Aturan yang ada di sekolah adalah melarang murid yang sedang menstruasi masuk sekolah, seperti halnya mereka tidak diijinkan masuk ke pura atau dapur, bercampur atau bersentuhan dengan siswi lain, atau tidur di dalam penginapan, kata laporan media lokal.
Ketika sedang menstruasi, siswi juga harus tinggal di lantai bawah asrama.
