Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Perjuangan Seorang Ibu, 8 Tahun Berjuang Agar Anaknya Bisa Sembuh dari Kanker Darah

Reni Puspa Dewi, seorang ibu rumah tangga yang berusia 38 tahun, asal Lubuk Minturun, Kota Padang kini bisa tersenyum dan merasakan kebahagiaan

Editor:
Rima Kurniawati/Tribun Padang
Seorang ibu rumah tangga (IRT) Reni Puspa Dewi bersama anaknya, Muhammad Irsyad Al-Fikri tampil pada acara There's Always Hope" yang diadakan Yayasan Komunitas Cahaya, Minggu (16/2/2020) di Aula Rumah Sakit Umum Pusat M Jamil Padang. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Reni Puspa Dewi, seorang ibu rumah tangga yang berusia 38 tahun, asal Lubuk Minturun, Kota Padang kini bisa tersenyum dan merasakan kebahagiaan.

Perjuangannya yang cukup lama bersama sang suami Yulhendri (44) akhirnya menuai hasil.

Anaknya yang bernama Muhammad Irsyad Al-Fikri (11) dinyatakan berhasil sembuh dari penyakit kanker darah atau leukimia.

Fikri mengalami Penyakit kanker ketika ia masih berusia 3 tahun, saat itu tahun 2012.

Reni menceritakan, awalnya Fikri mengalami demam yang sangat tinggi.

Demam tersebut berlangsung selama seminggu lalu dibawa ke dokter umum hingga diberi obat dan sang dokter berpesan Fikri tidak boleh kelelahan.

Reni mengaku sejak itu dirinya susah tersenyum dan air matanya hampir setiap hari mengalir.

"Rasanya waktu itu tidak bisa tersenyum, berat, dan mungkin setiap hari air mata jatuh, saya selalu berdoa kesembuhan Fikri," kata Reni pada acara There's Always Hope" yang diadakan Yayasan Komunitas Cahaya, Minggu (16/2/2020) di Aula Rumah Sakit Umum Pusat M Jamil Padang

Fikri dirujuk ke RSUP M Jamil Padang, disana Fikri harus tranfusi darah merah dan darah putih serta dirawat inap selama sepuluh hari.

"Setelah itu selama seminggu Fikri sehat, kemudian demam lagi, kemudian dibawa ke RSUD Rasyidin. Di RSUD itu dicek darahnya, ternyata HB cuma 3,5," kata Reni pada TribunPadang.com.

Keadaan Fikri belumlah membaik, namun karena kehabisan uang, lantas orangtua membawa Fikri pulang.

"Kami kehabisan uang Rp 10 juta untuk waktu itu, kami bawa Fikri pulang, namun seminggu kemudian Fikri semakin parah, lalu dibawa ke IGD kembali," ungkap Reni.

Reni mengaku dirinya hanya seorang ibu rumah tangga, sedangkan suaminya Yulhendri bekerja sebagai buruh bangunan. Dan, mereka tidak mempunyai uang untuk pengobatan Fikri.

Lanjut, Reni bersama suami menemui pihak rumah sakit untuk menyatakan ketidak sanggupan membayar biaya pengobatan.

"Saya bilang, kami tidak ada dana lagi, kemana mau tranfusi darah dan pengobatan Fikri, buk. Kami tidak tidak ada," cerita Reni.

Pihak rumah sakit memberikan surat keterangan yang menyatakan sakit Fikri, yang kemudian digunakan Reni bersama suami untuk mencari donatur.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved