NAP-JG-SR-SS Menguat: Perang Segi Empat di Minut
Tensi politik di Kabupaten Minahasa Utara memanas jelang Pilkada Serentak September 2020. Suksesi kali ini diperkirakan diikuti 4 pasangan
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Di lain pihak ada kekuatan PDIP yang di pemilu legislatif (pileg) lalu berhasil meraih yang teratas. Tampaknya PDIP dalam Pilkada Minut 2020 akan memasang pengusaha muda potensial, Joune Ganda (JG), dalam upaya memecah "mitos politik" gagal dalam Pilkada Minut. Tentunya hal ini tidak mudah bagi PDIP dikarenakan pertarungan politik di pileg akan berbeda dengan pilkada.
Dalam kontestasi pilkada akan lebih kompleks serta kerap perilaku pemilih pun menjadi berbeda. Selain kedua kekuatan politik itu juga terinformasi mantan Bupati Minut Sompie SF Singal akan turun bertarung melalui jalur independen.
• Pria 30 Tahun Tembak Pamannya dengan Senapan Angin hingga Tewas, Berawal dari Iseng-Iseng
Jika nantinya memang akan turun maka akan menjadi lawan tangguh dikarenakan sampai saat ini Sompie masih memiliki popularitas relatif tinggi dan juga memiliki basis massa cukup kuat.
Sompie dalam perjalanan politik Minut dapat dikatakan menjadi salah satu figur lawan tangguh dari VAP. Diluar itu masih berpeluang Netty A Pantouw (NAP). Keberadaan NAP patut mendapat perhitungan karena telah beberapa kali lolos dalam persaingan ketat Pileg Dapil Minut-Bitung yang ketat.
Seperti diperiode lalu, NAP mengungguli figur kuat diinternal PD, Jhon Dumais dan Etha Tuwaidan. Di periode sekarangpun NAP lolos walupun harus berhadapan dengan figur-figur partai politik lain yang kuat. Ini menunjukkan yang bersangkutan punya massa pendukung cukup kuat.
Adapun kekuatan politik yang berbeda adalah Partai Golkar (PG), nampaknya akan mengambil posisi di luar persaingan perebutan bakal kandidat Bupati Minut. PG tampak akan realistis mengambil posisi "pelengkap" yang nantinya berpotensi akan menjadi strategis dikarenakan beberapa parpol membutuhkan PG sebagai "penggenapan" kekuatannya.
Dari gambaran sementara ini semua kekuatan politik yang akan bertarung di Pilkada Minut nampaknya masih mengambil posisi saling tunggu dan saling intip, wait and see.
Ini terlihat belum ada satupun bakal kandidat yang berniat maju telah mengirim signal tegas akan berpasangan dengan siapa. Terlihat masih saling lempar wacana siapa bakal kandidat "papan dua" (Wakil Bupati) guna meliat reaksi publik atau semacam tes pasar dalam upaya melihat dinamika serta perubahan konstelasi politik.
Ini memang ada kesan menunjukan kehati-hatian dalam kalkulasi politik, namun disisi lain secara psikologi politik menunjukan sampai saat ini belum ada satupun kekuatan politik yang percaya diri.
Kondisi ini adalah bagian dari cerminan dalam Pilkada Minut 2020 tidak ada satupun bakal calon kandidat yang benar-benar memiliki peluang lebih bagus secara menonjol dari antara mereka. (dma/fer)