Kerja Sama Indonesia-Jepang, Antusiasme Kedua Negara Menyongsong Tahun 2045, Berdampak untuk Dunia
“Kerja sama kedua negara ini sangat berharga dalam menyelesaikan tantangan global di masa depan,” kata Hidetoshi Nishimura
Di seminar tersebut, promosi ekspor dan perkembangan sumber daya manusia juga dibahas dalam diskursus mengenai kerja sama ekonomi dan sosial antara Indonesia dan Jepang.
Selama diskusi, terdapat sebuah penekanan bahwa Indonesia perlu lebih terbuka terhadap investasi asing karena sikap tersebut dibutuhkan untuk lebih mengembangkan promosi ekspor Indonesia.
Selain itu, perkembangan produktivitas juga dianggap menjadi salah satu faktor terpenting dalam aspek pengembangan sumber daya manusia.
Peluang Kerja Sama Indonesia-Jepang
Staf Ahli Kementerian Koordinator Perekonomian Edi Prio Pambudi mengatakan, Jepang selalu menjadi strategic partner bagi Indonesia.
Nilai perdagangan bilateral kedua negara pada 2019 naik menjadi 31,5 miliar dolar. Jepang salah tujuan favorit ekspor Indonesia,” kata Edi.
Pada 2019, ekspor Indonesia ke Jepang mencapai 15,9 miliar dolar, sedangkan impor Indonesia dari Jepang sekitar 15,6 miliar dolar.
Jepang juga merupakan negara dengan nilai investasi terbesar ketiga di Indonesia.
Tahun lalu, total investasi asing Jepang ke Indonesia mencapai 4,3 miliar dolar
dalam satu dekade terakhir investasi Jepang di Indonesia naik enam kali lipat.
Edi optimistis kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Jepang akan semakin optimal ke depan.
Progres dari negosiasi free trade agreement (FTA) akan menjadi momentum kedua negara untuk memperluas kerja sama ekonomi, katanya.
Menurut Edi, kerja sama ekonomi kedua negara secara intensif bisa dibangun melalui pengembangan teknologi, pengembangan sumber daya manusia (SDM), dan Infrastruktur.
Saat ini Indonesia membuka kesempatan kerja sama dalam training dan pengembangan SDM melalui program vokasi terutama dalam menghadapi era 4.0.
“Jepang bisa melalui privat sector, maupun negara bisa memperluas partisipasinya untuk penguatan human capital kita,” kata Edi.
Rektor Universitas Indonesia Profesor Ari Kuncoro menyoroti sisi sumber daya manusia (SDM), bonus demografi, dan kemajuan teknologi.
Ari mengatakan pentingnya kerja sama Indonesia Jepang dalam pendidikan tinggi dan pendidikan vokasi.