Tak Ada WNI Jadi Korban Penembakan di Thailand
Seorang tentara Thailand melakukan penembakan brutal hingga menewaskan 26 orang di sebuah mal.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Seorang tentara Thailand melakukan penembakan brutal hingga menewaskan 26 orang di sebuah mal. Terkait peristiwa tersebut tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban aksi penembakan tersebut.
• Korban Bom Samarinda Merasa Tersakiti: WNI Eks ISIS Akan Dipulangkan
Plt Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan lokasi penembakan berada cukup jauh dari Bangkok yang menjadi pusat konsentrasi WNI di Thailand. "Tidak ada WNI yang menjadi korban. Lokasi kejadian sekitar 250 km dari Bangkok," kata Faizasyah.
Sementara itu, pelaku penembakan, seorang tentara Thailand yang menewaskan setidaknya 26 orang di Nakhon Ratchasima, dilaporkan telah ditembak mati. Jakraphanth Thomma menembaki kuil dan pusat perbelanjaan di Distrik Muang pada Sabtu pukul 15.30 waktu setempat kemarin.
Sebelumnya, dia membunuh komandannya dan prajurit lain di barak, sebelum pergi mencuri senjata dan amunisi dari gudang dan menyerang Distrik Muang. Tentara Thailand dengan pangkat Sersan Mayor itu ditembak mati setelah pihak keamanan menyudutkannya di salah satu gedung sepanjang malam.
"Dia dilumpuhkan sekitar 30 menit lalu," kata Kepala Divisi Penindakan Kejahatan, Jirabhob Bhuridej, dilansir AFP.
Diberitakan BBC, militer menyatakan bahwa operasi telah selesai dilakukan pada pukul 09.30. Namun, mereka menolak menjabarkan detail penyerangan. Perdana Menteri Thailand Prayut Chan menduga Jakrapanth mengamuk karena masalah pribadi soal utang penjualan rumah untuk tentara.
Selain itu, menurutnya barak tempat Jakrapanth mencuri senjata sudah dijaga dengan baik. "Ini bukan kecerobohan. Kami tidak meninggalkan gudang persenjataan sendirian. Kami memiliki orang yang menjaganya," ujar Prayut.
• Pemulangan WNI Mantan ISIS, Ngabalin: Tidak Boleh Ada Orang yang Desak Pemerintah
Kepala Divisi Penindakan Kejahatan Jirabhob Bhuridej mengatakan, Jakraphanth tumbang tertembus timah panas sekitar pukul 09.00. Juru bicara Menteri Pertahanan, Kongcheep Tantrawanit menuturkan, pihaknya mendapat informasi bahwa Jakraphanth Thomma adalah petugas amunisi batalyon.
Dilansir CNN, dia bertugas di Batalion Amunisi ke-22. Kongcheep mengakui bahwa si tentara mempunyai kemampuan menembak yang bagus. "Secara umum, setiap personel militer tentunta piawai dalam menggunakan senjata. Namun, pria ini jelas kemampuannya di atas," katanya.
Kepada Reuters, dia juga menuturkan tidak tahu mengapa pria tersebut sampai membunuh banyak orang. "Sepertinya dia marah sekali," tuturnya. Tantrawanit melanjutkan, insiden tragis itu dimulai setelah Jakraphanth bertengkar dengan komandannya, di mana si komandan dibunuh.
Dia kemudian mengambil senjata komandannya, menembak beberapa prajurit yang ada di barak.
Tantrawanit tak mengonfirmasi jika ada personel yang terbunuh. Setelah itu dia pergi ke gudang senjata dan mengambil banyak amunisi dan senjata, termasuk satu senapan mesin, dan kendaraan tipe Humvee. Baru dari sana dia pergi ke Distrik Muang, menembaki kuil dan pusat perbelanjaan yang ada di sana sebelum menuju ke mall Terminal 21.
Muncul sejumlah laporan di mana dia mengambil sandera dan hendak kabur dari bagian belakang gedung, sebelum ditembak mati tim elite kepolisian. Nakhon Ratchasima, dikenal juga sebagai Korat, adalah kota bagi salah satu barak tentara terbesar di Negeri "Gajah Putih", kekuatan yang merasuk baik ke politik maupun sosial masyarakatnya.
• Ternyata ini Jurusan Para Miliarder Dunia Saat Kuliah, Di Indonesia Juga ada Jurusan yang Sama
Thailand juga disebut salah satu negara dengan kepemilikan senjata terbesar dunia, dengan serangkaian penembakan di pengadilan pada 2019 menuai kekhawatiran publik. (Tribun Network/rin/kps/bbc/cnn/reuters/afp/wly)