Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pembunuhan Steven Indy Ditangkap

5 FAKTA BARU Pembunuhan Steven Indy, Kronologi Penangkapan hingga Pengakuan Tersangka

Kepolisian menangkap 2 tersangka pembunuhan terhadap Steven Indy (30) warga Kelurahan Rap-rap, Kecamatan Airmadidi, Minahasa Utara.

Penulis: | Editor: Aldi Ponge
Tribun Manado/ISTIMEWA
 Pembunuhan Steven Indy dan jenazah korban 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kepolisian menangkap 2 tersangka pembunuhan terhadap Steven Indy (30) warga Kelurahan Rap-rap, Kecamatan Airmadidi, Minahasa Utara.

Diketahui, Steven Indy Warga Minahasa Utara tewas ditikam pada 3 Februari 2020.

Jenazahnya telah dimakamkan pada 5 Februari 2020.

Kedua tersangka menyerahkan diri ke polisi pada 8 Februari 2020.

Berita fakta-fakta kasus pembunuhan Steven Indy:

1. Kronologi Kejadian

LR menceritakan awal mula kejadian tersebut, ia bersama dengan Ais hendak membawa majikan perempuan ke RSU Walanda Maramis Minut. Wanita dalam keadaan hamil dan dibawa ke UGD.

Tiba-tiba, korban datang dan langsung tanyakan. Katanya saat itu korban dalam keadaan mabuk.

"Di mana perempuan tadi yang kalian bawa. Anak dalam kandungan itu anak saya," katanya

Korban berusaha memukul LR dan kejar-kejaran terjadi dari RSU Walanda Maramis hingga masuk ke lorong yang tak jauh dari RS tersebut.

Di situ terjadilah penikaman kepada Steven.

"Seusai tikam korban, saya kemudian melarikan diri bersama Ais, sudah lupa berapa tikaman," katanya.

Ia menjelaskan, setelah menikam korban Steven Indy, mereka menuju Gorontalo kemudian ke Kota Palu dan berakhir di Makasar.

Di situ mereka menyerahkan diri ke petugas di Kota Makasar.

"Di Makassar kami berdua menyalakan hp, kemudian ada yang menelepon dan kami bilang keberadaan kami dan langsung menyerahkan diri," kata Bigar.

2. Pengakuan Tersangka

LR alias Bigar warga Tinoor dan AB alias Ais warga Winangun, menyerahkan diri kepada polisi di Kota Makasar 

LR mengaku menikam tubuh korban karena dalam keadaan terancam nyawanya.

"Saya memang kebetulan ada bawa pisau badik. Saya terpaksa tikam dia (korban) karena dalam keadaan terancam juga nyawa saya. Korban sudah bawa batu dan besi dan teman-temannya sudah berdatangan," katanya.

3. Menyerahkan Diri

Tersangka LR (20) warga Tinoor dan Ais (20) warga Winangun ditangkap personel polsek Maesa saat sedang mencari pelaku kasus lainnya di Makassar.

Kapolsek Maesa Kompol E Maramis mengatakan, kebetulan anggotanya ada di Makassar. 

"Nah anggota kami kebetulan ada di Makassar. Sebenarnya mau kejar pelaku yang kasus lain, tapi anggota kami menerima informasi bahwa kedua pelaku pembunuhan Minut (Minahasa Utara) ada di Makassar, dan saling nego terjadi, kedua terduga pelaku dan anggota saya janjian ketemuan dan keduanya menyerahkan diri, Sabtu 8 Februari 2020," kata Kapolsek.

Kapolsek Maesa mengatakan, pihaknya langsung menyerahkan kedua pelaku di Polres Minut.

Kapolres Minut AKBP Grace Rahakbau SIK MSi, mengatakan, benar kedua pelaku sudah menyerahkan diri.

"Ini berkat bantuan dari Polsek Maesa sehingga kedua pelaku menyerahkan diri saat petugas Polsek Maesa berada di Makasar," kata Kapolres Minut, Minggu (9/2/2020).

4. Ketakutan Baca Berita 

LR alias Bigar (26) warga Tinoor dan AB alias Ais (32) mengaku tak bisa tidur saat melihat status Facebook  teman-teman korban.  

Mereka ketakutan membaca berita, jika tak menyerahkan diri akan ditindak tegas tembak di tempat.    

"Kami sebenarnya sudah lama mau menyerahkan diri, tapi sudah takut liat status dan berita-berita akan di tembak," kata Bigar

Sebelumnya, satu tersangka berinisial R telah menyerahkan diri ke polisi.

5. Minta Hukum seberat-beratnya

Arnold Indy, ayah dari korban tak henti-henti meneteskan air mata, atas kepergian sang anak kekasihnya.

Arnold berharap agar kedua pelaku segera diungkap.

"Harus dapat hukuman setimpal dengan perbuatan mereka, diharapkan polisi segera mengungkap kasus ini," kata pensiunan TNI tersebut

Howard Hendrik Marius, Ketua LSM GMBI Wilayah Teritorial Sulawesi Utara (Wiltar Sulut) berharap Polres Minut secepatnya menuntaskan kasus dugaan pembunuhan terhadap Almarhum Steven Indy.

"Kami mendoakan dan men-support Polres Minut dalam pengungkapan kasus dan penangkapan pelaku-pelaku pembununan dari sahabat atau anggota kami," kata Marius.

Pihaknya menduga ada orang kuat yang membantu para pelaku sehingga sudah lebih dari 3 x 24 jam sampai detik ini mereka belum juga tertangkap.

"Kami meminta Polres Minut mengungkap siapa orang yang mem-back-up dan yang menyembunyikan para pelaku.

Saat ini, kami sudah berkordinasi dengan link LSM GMBI di Pusat, 4 huruf dan 3 huruf untuk pengungkapan dan penangkapan para Pelaku, dan nantinya akan bekerja sama dengan Polres Minut," katanya.

Menurut Howard, memang tidak mudah lakukan penangkapan pada para pelaku bila dugaan, ada yang memback-up.

Itu sebabnya LSM GMBI akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas.

"Mohon dukungan doa dan support dari keluarga, teman-teman Steven Indy dan juga masyarakat yang peduli.

Tapi jangan bertindak sendiri, sebab kami yakin Polres Minut akan bekerja maksimal. Kita tunggu saja sampai para pelaku ditangkap," pungkas Marius.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved