Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Virus Corona

Kata-kata Menyakitkan Untuk Dr Li Wenliang Jelang Hari Kematian 'Sang Pahlawan Virus Corona'

Meninggalnya Dr Li Wenliang, sosok ahli medis pertama yang ingatkan bahaya virus corona di China membuat terpukul rakyat Tiongkok.

Editor: Rizali Posumah
AP PHOTO:KIN CHEUNG & voanews.com
Kematian Li Wenliang 

Anggota staf medis membawa seorang pasien ke rumah sakit Jinyintan, di mana pasien yang terinfeksi oleh virus mirip SARS (virus corona) sedang dirawat, di Wuhan, Hubei, China (18/1/2020). (STR-AFP) (STR-AFP)

Kematiannya Memicu Kemarahan

Kematian Li Wenliang, seorang dokter Tiongkok yang mencoba memperingatkan tentang wabah koronavirus telah memicu kemarahan dan kesedihan masyarakat luas di Tiongkok.

Li Wenliang dinyatakan meninggal dunia pada Jumat (7/2/2020) setelah terinfeksi virus saat merawat pasien di Wuhan.

Pada Desember 2019 lalu Dr Li mengirim pesan ke sesama petugas medis, ia memperingatkan adanya virus yang ia pikir mirip dengan SARS.

Akan tetapi, pihak kepolisian memperingatkannya untuk berhenti membuat komentar palsu dan ia juga diselidiki karena menyebarkan desas-desus.

"Kurasa dia bukan penyebar rumor. Bukankah ini berubah menjadi kenyataan sekarang?" Ujar ayah Dr Li, Li Shuying, dikutip dari bbc.com.

"Anakku luar biasa," tambahnya.

Kepemimpinan China telah menghadapi tuduhan meremehkan keparahan virus dan juga berusaha merahasiakannya pada awal kemunculannya.

Hingga hari ini, Sabtu (8/2/2020) virus ini telah menginfeksi sebanyak 34.375 orang dan 719 orang dinyatakan meninggal dunia.

Selain itu, jumlah negara yang menjadi lokasi penyebaran virus ini ada 28 negara.

Dari jumlah yang terinfeksi ada 1.565 orang dinyatakan sembuh.

Berita kematian Dr Li menjadi trending topik teratas di media sosial China, berisi sekitar 1,5 miliar pendapat.

Kematiannya juga membawa tuntutan dari masyarakat kepada pemerintah China.

Masyarakat ramai menyuarakan taggar "pemerintah Wuhan berutang permintaan maaf kepada Dr Li Wenliang" dan "Kami ingin kebebasan berbicara".

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved