Cap Go Meh di Manado
Kala Tonaas dan Macan Berperang Melawan Iblis
Tonaas menusuk dengan pedang dan tombak, sedang macan menendang dengan kedua kakinya.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Maickel Karundeng
TRIBUNMANADO.CO.ID - Cap Go Meh Manado, Sabtu, di kawasan pecinan menampilkan perpaduan budaya yang harmonis.
Di pembuka acara, Kabasaran melakukan kolaborasi dengan Barongsai.
Dalam skema adegan, seakan akan macan dan tonaas sedang bersama sama melawan iblis.

Tonaas menusuk dengan pedang dan tombak, sedang macan menendang dengan kedua kakinya.
Salah satu tujuan dari keluarnya para Tangsin adalah untuk membasmi iblis sembari membawa kedamaian di muka bumi.
Aplaus panjang mengiringi penampilan unik tersebut.
Wali kota Manado Vicky Lumentut dan Wawali Mor Bastian bertepuk tangan dengan meriah.
Budaya Minahasa yang juga ditampilkan adalah musik bambu.
Alunan lagu yang dimainkan menghidupkan suasana.
Tampil pula Masamper yang merupakan adat Nusa Utara dan Usapa yakni tarian perang dari Bantik.
Wakil Walikota Manado Mor Bastian mengatakan, Cap Go Meh merupakan bukti bahwa Manado rukun.
"Semua suku hidup dengan harmoni," katanya. (art)
Ribuan warga Manado yang memadati kawasan pecinan Manado, Sabtu (8/2/2020), terhibur dengan aksi delapan Tangsin dari enam klenteng.
Para Tangsin memeragakan gerakan ekstrem seperti mengiris lidah dengan pedang atau menusuk mulut dengan tombak.
Tak hanya melakukan aksi ekstrem, Tangsin juga melakukan hal lain, antaranya pengobatan serta memberkati anak.

Hal yang terakhir ini dilakukan Tangsin kala mendapati ada anak kecil di rumah yang dikunjunginya.
Seorang Tangsin terlihat memegang dupa dan melakukan gerakan seperti menulis di dahi seorang bayi.
Bayi tersebut menangis. Dan Tangsin tersenyum.
Giliran seorang anak yang lebih besar. Ia menangis di pangkuan ibunya.
Tangsin memeragakan gerakan seperti menulis dengan dupa di punggung si anak, karena ia membalikkan badan.
Selain Tangsin, hal menarik lainnya adalah kolaborasi tarian kabasaran dengan barongsai.
Tampil di pembuka acara, kolaborasi Minahasa dan Cina ini sungguh memukan hingga mendapat tepukan tangan. (art)