Virus Corona
Pemerintah Evakuasi 1 WNA Dari Wuhan, Ikut Karantina di Natuna, Ini Penjelasan Menkes Terawan
Ada satu warga negara asing (wna) yang ikut dievakuasi oleh pemerintah Indonesia dari Wuhan China ke Natuna Indonesia.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Selain ratusan warga negara Indonesia (WNI), pemerintah juga ikut mengevakuasi satu warga negara asing dari Wuhan China ke Natuna Indonesia.
Saat ini satu warga negara asing yang diketahui dari Eropa tersebut sedang mengikuti proses karantina di Natuna bersama dengan WNI.
Ini penjelasan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto terkait satu warga negara asing tersebut.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto membenarkan adanya satu warga negara asing (WNA) yang ikut dievakuasi ke Indonesia dari China akibat mewabahnya virus Corona.
Satu WNA tersebut ikut bersama 243 WNI yang dievakuasi pemerintah dan ikut di Karantina di Natuna.
Terawan mengatakan alasan ikut dievakuasinya WNA tersebut karena alasan kemanusiaan.
Anak dan istri dari WNA tersebut, merupakan warga Indonesia yang dievakuasi pemerintah.
"Kamu tega enggak meninggalkan suaminya," kata Terawan di Istana Bogor, Selasa, (4/2/2020).
Terawan mengatakan WNA tersebut berasal dari Eropa. Ia belum menanyakan pasti asal negara WNA tersebut.
Menurut Terawan ikut dievakuasi WNA tersebut tidak menyalahi aturan. Secara keimigrasian tidak ada masalah orang Eropa ke Indonesia.
Terawan mengatakan Indonesia merupakan bangsa yang arif. Oleh karena itu tidak mungkin meninggalkan seorang suami di China yang dilanda wabah virus Corona, sementara anak dan istrinya dibawa ke Indonesia.
"Karena ini juga kemanusiaan. Anaknya sama istrinya dibawa. Kita ini bangsa Indonesia bangsa yang arif. Yang betul-betul ingin membantu semua orang. Tapi juga ingin melindungi bangsa dan negara kita," pungkasnya. (*)
Update Jumlah Korban Meninggal Dunia Karena Virus Corona
Update informasi terbaru jumlah korban meninggal dunia karena virus corona hingga hari ini Rabu (5/2/2020) sudah 492 orang.
Sedangkan untuk jumlah orang yang terinfeksi virus corona mencapai 24.537 kasus. Data-data tersebut dilansir South China Morning Post, Rabu (5/2/2020).