Pasca Penerbangan dari Tiongkok Distop, Perhotelan di Manado Terpukul
"Biasanya wisman China ambil 30-40 kamar dari total 184 kamar. Itu rata-rata," kata Jemmy, Selasa (04/02/2020).
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Maickel Karundeng
TRIBUNMANADO.CO.ID - Ancaman virus Corona (2019-nCoV) yang berdampak pada dihentikannya penerbangan langsung dari sejumlah kota di Tiongkok ke Manado menjadi pukulan bagi dunia pariwisata di Bumi Nyiur Melambai.
Perhotelan adalah salah satu sektor yang paling terpukul.
Dengan dihentikannya penerbangan langsung, tak ada lagi wisman Tiongkok yang datang.
Imbasnya angka pemakaian kamar hotel melorot.
General Manager in Charge Best Western (BW) Lagoon Manado, Jemmy Budihartono bilang, pihaknya kehilangan sekitar 30 persen tingkat hunian.
"Biasanya wisman China ambil 30-40 kamar dari total 184 kamar. Itu rata-rata," kata Jemmy, Selasa (04/02/2020).
Ia bilang, hal itu menjadi tantangan bagi perhotelan di Manado untuk mencari pendapatan baru.
"Tentu kita gencar promosi ke wisman Nusantara, perbanyak event meeting. Termasuk juga acara pemerintah," kata Jemmy.
Menurutnya, perhotelan harus bergandeng tangan sama-sama promosikan keindahan alam Sulut.
"Kita buat event, promosi yang kreatif sehingga orang mau datang," kata dia.
Menurut dia selain dari turis asal Tiongkok, pariwisata Sulut sangat bergantung pada event MICE (Meeting, Incentive, Conference dan Exhibition).
Event itu mampu mendatangkan banyak orang ke Manado.
"Festival juga mulai menjadi pendorong. Seperti Manado Fiesta, Festival Bunaken dan TIFF (Tomohon Internasional Flower Festival)," katanya.
Pukulan yang sama dirasakan Grand Luley Manado.
Public Relations Grand Luley Manado, Lenda Toalu bilang, wisman Tiongkok biasanya rata-rata memakai hingga 50 kamar.