Penyakit DBD di Sulut
Dinkes Sulut: Penanganan DBD Harus Disertai Kesadaran Masyarakat
Kasus demam berdarah dengue (DBD) menjadi perhatian dan harus selalu diupayakan untuk mencegah serta menanggulangi penyakit ini di Sulawesi Utara.
Penulis: Dewangga Ardhiananta | Editor: Rizali Posumah
Laporan Wartawan Tribunmanado.co.id - Dewangga Ardhiananta
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kasus demam berdarah dengue (DBD) menjadi perhatian dan harus selalu diupayakan untuk mencegah serta menanggulangi penyakit ini di Sulawesi Utara (Sulut).
"Kita prioritaskan penanganan DBD adalah dengan melibatkan perubahan perilaku masyarakat untuk lebih memperhatikan kesehatan lingkungan yaitu pemberantasan sarang nyamuk," kata dr Debie Kalalo MSc PH, Kepala Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulut, Rabu (05/02/2020).
Lanjutnya, hal itu harus diperkuat karena yang pertama tidak ada vaksin atau obat untuk DBD dan yang paling utama yaitu pencegahan primer.
"Pencegahan utamanya adalah membuat lingkungan kita lebih sehat," jelasnya.
Ia menyatakan, hal itu yang diupayakan oleh Dinas Kesehatan lewat penyuluhan, program angka bebas jentik di rumah-rumah dan kemudian pengawasan lingkungan.
"Untuk imbauan tentang demam berdarah hanya satu dengan perkuat pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M plus," ujarnya.
Ia mengatakan, contohnya menghindari ada genangan air dan selalu memeriksa di sekitar rumah apabila ada potensi sarang nyamuk.
"Yaitu mencegah ada sarang air yang akan membuat nyamuk hinggap dan kemudian bertelur," ungkapnya.
Ia berharap, untuk kasus DBD pada tahun ini semoga tidak seperti tahun lalu dan Dinkes akan menekan angka DBD.
Yaitu dengan dibantu oleh kesadaran masyarakat agar kasus DBD menjadi lebih rendah serendah mungkin.
"Kita harus tetap waspada dengan mencegah DBD," pungkasnya.
• Ini Penahan Laju Pertumbuhan Ekonomi Sulut di Tahun 2019, Termasuk Serapan Anggaran Pemerintah