Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Viral Medsos

Video Menegangkan Bayi Dijauhkan Dokter Pasca Melahirkan, Ibunya Diduga Terdeteksi Virus Corona

Seorang wanita bernama Xiaoyan (27) yang merupakan penduduk asli Kota Wuhan, China harus menerima kenyataan dirinya terinfeksi virus corona.

Twitter
Detik-detik bayi dilahirkan di tengah ancaman virus corona. 

Bahkan berdasarkan laporan harian China Beijing Youth Daily, pakaian pelindung salah satu dokter itu dirobek di area yang terinfeksi.

Dokter itu melanjutkan, emosi publik menjadi labil karena rumah sakit sudah mencapai kapasitas maksimum sejak infeksi virus corona menjadi masif pada awal Januari.

"Banyak yang tidak mendapat tempat tidur. Namun apa yang bisa kami lakukan?" tanyanya seraya menambahkan, tim medis begitu kelelahan.

Sebab mereka bekerja tanpa henti. Bahkan di tengah malam, jam kerja mereka begitu padat. "Kami dikelilingi pasien yang terus batuk di samping kami," ungkapnya.

Pada Sabtu waktu setempat, pemerintah pusat mengumumkan bahwa virus yang berasal dari Pasar Seafood Huanan, Wuhan, itu sudah membunuh 259 orang.

Kemudian hampir 12.000 orang terinfeksi, membuat patogen dengan kode 2019-nCov itu melampaui catatan wabah Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) pada 2002-2003.

Di Kamis (30/1/2020), Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan status darurat karena menyoroti kemungkinan virus itu menjangkiti negara dengan sistem kesehatan lemah.

Seorang Wanita Diringkus Polisi, Sebarkan Berita Hoax Soal Virus Corona, Semua Berawal dari Candaan

dokter tewas saat tangani pasien virus corona
dokter tewas saat tangani pasien virus corona (TribunMataram Kolase/ Daily Mail)

Beijing menyatakan, mereka mengerahkan lebih dari 6.000 tim medis untuk membantu kolega mereka yang kelelahan, baik di Wuhan dan Provinsi Hubei.

Namun, meski 500.000 dokter dan perawat di Hubei memutuskan membatalkan libur Tahun Baru Imlek, kemampuan fasilitas medis sudah mencapai batasnya.

Dokter militer yang dikirimkan memang memberikan bantuan penting. Namun seorang sumber mengatakan, mereka masih kekurangan tenaga.

Dia menuturkan, mereka harus membagi waktu antara menjalani pemeriksaan bagi terduga pengidap dan merawat pasien positif.

"Namun dengan kehadiran kami (dokter militer) di sini, setidaknya rekan-rekan di Wuhan bisa istirahat dan tidur 1-2 jam," ujar sumber tersebut.

Belum lagi tantangan lain seperti kekurangan sejumlah peralatan penting, meski mereka sudah mendapat bantuan tambahan.

Dokter di Rumah Sakit Tongji mengungkapkan, dia harus mengenakan pakaian hazmat yang sama selama 10 jam karena mereka mengalami kekurangan.

Dia menjelaskan, pakaian pelindung tersebut harus diganti setiap kali mereka masuk ke dalam zona infeksi virus corona.

"Saya mengenakan popok dewasa dan minum sedikit air selama jam jaga, sehingga saya tidak perlu ke toilet. Hal yang sama juga dirasakan teman-teman lain," paparnya.

Koran Wuhan, Yangtze Daily, melaporkan pada pekan lalu bahwa kota itu menerima 10.000 pak pakaian pelindung, 800.000 masker pernapasan N95.

Kemudian 5 juta masker sekali pakai, hingga 4.200 pasang goggle. "Pada dasarnya, persediaan telah tercukupi, dan kekurangan teratasi," ulas harian itu.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Mataram
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved