Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Facrul Razi, Mantan Tentara Jadi Menag (1): Pelayanan Jamaah Haji Paling Banyak Kemajuan

Ketika namanya diumumkan sebagai Menteri Agama Republik Indonesia, sejumlah pihak terkejut. Begitu pula ketika mantan perwira tinggi

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim
Menteri Agama Fachrul Razi. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ketika namanya diumumkan sebagai Menteri Agama Republik Indonesia, sejumlah pihak terkejut. Begitu pula ketika mantan perwira tinggi (pati) TNI itu di awal jabatannya menyoroti soal celana cingkrang dan penggunaan cadar di lingkungan aparat sipil negara (ASN).

WNI Dilarang ke China, Aturan Bebas Visa Warga China Dicabut

Jenderal Purn Fachrul Razi merasa bangga, setelah 100 hari memimpin Kementerian Agama ia telah melakukan sejumlah kemajuan, terutama terkait ibadah haji. "Ongkos naik haji pada 2020 tidak naik, namun fasilitasnya meningkat.

Ongkos naik haji Rp 35,2 juta per orang, sudah termasuk biaya pembuatan visa 300 real Saudi (setara Rp1,1 juta)," ujar Fachrul Razi, dalam wawancara eksklusif dengan tim Tribunnews Network, di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (31/1).

Namun Fachrul menyadari adanya tantangan yang harus dihadapi Kementerian Agama, di antaranya menjaga toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Berdasar kunjunganya ke berbagai negara di Timur Tengah, ia meyakini toleransi merupakan kunci agar negeri ini bisa lebih maju.

Berikut petikan wawancara dengan Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi.

Apa progres 100 hari pertama Anda sebagai Menteri Agama sejak ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo?

Kalau kemajuan sih banyak. Yang mencolok soal haji, saya kira kemajuan luar biasa tahun ini. Ada banyak fasilitas tambahan, tapi ongkos haji tidak naik.

Satu, makan yang dulunya 40 kali di Mekkah, sekarang jadi 50 kali. Kemudian soal visa, pemerintah Saudi menerapkan ongkos sebesar 300 real Saudi.

Fitri Khawatir dengan Kondisi Nikita Mirzani, Harus Terpisah dengan Bayi 9 Bulan: Enggak Bisa Jawab

Jadi jumlah makan kita tingkatkan, ditambah biaya visa, tapi ongkos haji secara keseluruhan turun. Namun kewajiban jamaah membayar biaya haji sama seperti tahun lalu.

Kemudian tahun ini cadangan kita tambah, dari 5 persen menjadi 10 persen. Dari cadangan itu, 5 persen untuk lansia. Mereka yang berusia 75 tahun ke atas jadi prioritas. Kemudian kita berikan lagi jatah 1 persen khusus untuk lansia dari kuota reguler.

Selain itu tahun ini kita mulai menggunakan empat penerbangan, dulu cuma dua yaitu Saudia dan Garuda. Sekarang Saudia, Garuda, Citilink, dan Flynas. Fasilitas menggunakan lounge (ruang tunggu) sebelum boarding pulang ke Indonesia, tahun ini ditambah lagi.

Fasilitas lain yang menonjol yakni fast track atau lintas cepat. Adanya fasilitas itu, jamaah RI yang landing di Jeddah atau Madinah bisa langsung naik bus tanpa harus melalui pemeriksaan keimigrasian.

Pemeriksaan keimigrasian sudah dilakukan sekaligus di Bandara Soekarno-Hatta. Tahun ini kami minta jangan hanya di Bandara Soekarno-Hatta tapi juga di Bandara Juanda (Sidoarjo). Mereka (pemerintah Arab Saudi) setuju. Jadi Arab Saudi mengirimkan tim imigrasinya ke sini.

Tahun ini dilakukan uji coba fast track untuk jamaah yang balik ke tanah air. Imigrasi ikut melakukan pemeriksaan di Jeddah atau Madinah.
Kali ini betul-betul banyak sekali inovasi, mudah-mudahan membuat jemaah bisa lebih santai. Ongkos haji tidak naik, tetap Rp 35.235.000.

Satu lagi, masalah keterbatasan toilet di Mina sudah teratasi. Mulai tahun ini Arab Saudi membangun 60 ribu toilet bertingkat sehingga orang lebih nyaman. Kami sudah minta karena (jamaah) paling banyak dari Indonesia, sehingga Indonesia didahulukan.

Manado dan Jakarta Akan Diguyur Hujan Besok Hari Senin 3 Februari 2020, Data Prakiraan BMKG

Kita juga telah menerapkan sistem blocking hotel di Madinah. Jadi jamaah dari Indonesia bisa lebih nyaman, tidak usah khawatir harus menunggu lama karena kamar hotel belum siap dihuni.

Ketika Anda ditunjuk sebagai menteri berbagai pihak terkejut. Bagaimana ceritanya Anda menadapat tugas di Kementerian Agama?

Semula saya tidak tahu persis akan mendapat tugas jadi menteri apa. Tapi saya tebak-tebak karena beberapa orang telah kontak saya sebelumnya.
Misalnya Pak JK (Jusuf Kalla) bilang, "Pak Jokowi ngomong-ngomong ke saya. Kata beliau, kali ini Menteri Agama tidak dari partai, tapi dari tentara gitu." Terus beliau (Kalla) langsung merekomendasi saya.

Beberapa teman juga mendorong, misalnya Pak Luhut (Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan) bilang sudah betul itu.

Apakah Anda terkejut mendapat tugas sebagai Menteri Agama?

Saya cukup surprise. Saya memang sempat membayangkan bertugas di kementerian lain. Tapi saya senang banyak challenge (tantangan) di sini.

Apa pesan khusus Presiden Jokowi kepada Anda?

Pak Jokowi ini pemimpin yang luar biasa. Dia memberikan arahan begini, Pak Fachrul, nanti sudah punya tupoksi (tugas pokok dan fungsi), lakukan apa-apa yang terbaik menurut bapak dalam batas tupoksi itu. Kalau ada yang menurut saya tidak pas, pasti dibicarakan, tapi selama sesuai tupoksi jalan terus.

Kemudian ada pesan soal pembinaan ke dalam (internal kementerian agama). Karena saya dengar ada isu-isu begini, begini, begini, coba tengahi. Baik masalah reward dan punishment.
Ada yang mesti di-punish tapi tidak segera di-punish. Ada yang mestinya dikasih reward, tapi tidak di-reward. Setelah saya masuk, memang ada sih kasus itu. (dennis/genik)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved