Berita Viral
VIDEO VIRAL, Balita Dihukum Orang Tua di Rak Bagasi Kereta Api, Psikolog Anak Bereaksi
Medsos dihebohkan dengan video viral seorang balita dihukum di rak bagasi kereta api oleh orang tuanya.
Dalam video berdurasi lima detik itu, terlihat seorang balita tampak 'dihukum' dan didudukkan di atas rak bagasi.
Balita itu terlihat menangis sembari memanggil ayahnya.
"Jangan nakal ya," ujar sang ayah yang berada di bawahnya itu.
Video tersebut viral di Twitter dan sudah ditonton sebanyak 846.200 kali hingga Sabtu (1/2/2020).
Bahkan video tersebut di-retweet sebanyak 18.600 kali dan mendapat 29.000 like dari warganet di Twitter.
Dari penelusuran Tribunnews.com, video itu diunggah pertama kali oleh akun @brllntjl, kemudian pemilik akun bernama Brilian itu menceritakan kejadian sebenarnya.
Rupaya video tersebut ia rekam pada 26 Januari 2019 atau setahun silam saat menaiki kereta api Logawa dari Yogyakarta menuju Surabaya.
• Natuna Dipilih Sebagai Transit Observasi WNI dari Wuhan, Sudah Sesuai Protokol WHO?
Ada alasan tersendiri kenapa balita tersebut didudukkan di atas rak, ternyata sang anak terus berlarian di gerbong saat kereta berjalan.
"Seingat saya si anak sangat hiperaktif sampai mencubit seorang penumpang," ujar Brillian kepada Tribunnews.com.
Sang anak juga ditegur seorang ibu saat mencubit penumpang dan berlarian hingga akhirnya terjadilah momen yang ada dalam video pendek itu.
Sang anak 'dihukum' oleh ayahnya dan didudukkan di atas rak bagasi kereta api, namun peristiwa itu tidak berlangsung lama.
"Bapaknya dengan sabar langsung menghukum anak dengan meletakkan di atas rak bagasi seperti dalam video," tutur Brillian.
• Mengharukan, Seorang Pria Menangis, Lihat Anaknya Minta Dipeluk Dari Ruang Karantina Virus Corona
Brillian mengaku tidak tega melihat sang anak diperlakukan seperti itu, tetapi ia berpendapat hukuman tersebut penting untuk membuat sang anak jera.
"Tetapi saya juga sadar kalau purnishment itu penting untuk efek jera dan mendidik sang anak supaya berkembang tumbuh lebih baik lagi, tanpa melakukan kekerasan secara fisik," ungkapnya.
Mahasiswa Universitas Jember, Jawa Timur itu mengaku kagum dengan perlakuan orangtua sang anak.