Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Virus Corona

Belasan Virus Ditemukan pada Kelelawar dan Tikus Liar, Pasar Ekstrem Tomohon Sulut Jadi Perbincangan

Belasan virus, baik yang sudah dikenali sebelumnya maupun jenis virus yang baru, ditemukan pada kelelawar dan tikus liar di empat provinsi di Sulawesi

Editor: Frandi Piring
Kolase Foto: Tangkap layar foto Alf Jacob Nilsen/TRIBUNMANADO/DAVID MANEWUS
Hewan liar Kekelawar dan Tikus di Pasar Tomohon, Sulawesi Utara. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ditemukan ada belasan virus, baik yang sudah dikenali sebelumnya maupun jenis virus yang baru, ditemukan pada kelelawar dan tikus liar di empat provinsi di Sulawesi termasuk virus corona.

Belajar dari infeksi virus korona baru dari Wuhan, China, masyarakat disarankan untuk membatasi interaksi dengan satwa liar dan tidak mengganggu habitat alaminya.

“Satwa liar seperti kelelawar menjadi reservoar atau inang alami bagi virus. Hewan ini sekalipun terinfeksi virus secara alami tetapi tidak menunjukkan gejala klinis karena memiliki mekanisme kekebalan yang menyebabkan toleransi.

"Namun begitu, virusnya bisa saja menjadi berbahaya pada manusia atau hewan lain,” kata Peneliti Pusat Studi Satwa Primata Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat IPB University, Joko Pamungkas, dalam diskusi di Bogor, Jumat (31/1/2020).

Joko yang menjadi Koordinator PREDICT-Indonesia 2014-2019 telah melakukan sampling terhadap kelelawar dan rodensia (tikus liar) di Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat dari tahun 2016 hingga 2018.

Daging Kelelawar di Pasar Tomohon
Daging Kelelawar di Pasar Tomohon (TRIBUNMANADO/DAVID MANEWUS)

Dalam survei ini ditemukan 13 virus baru dan 17 virus yang ditemukan dalam survei periode sebelumnya.

Sedangkan sampling yang dilakukan pada 2012-2013 terhadap lebih dari 400 satwa liar dari 3 taxa, yaitu satwa primata, rodensia, kelelawar menemukan 14 virus baru dan 6 virus yang telah diketahui sebelumnya.

Beberapa virus tersebut di antaranya Paramyxoviruses, Coronaviruses, Astroviruses, Rhabdoviruses, dan Herpesviruses.

Virus korona yang ditemukan di kelelawar di Indonesia ini tidak sama dengan yang di China.

“Virus korona yang ditemukan di kelelawar di Indonesia ini tidak sama dengan yang di China. Pohon kekerabatannya juga masih jauh dari yang menginfeksi manusia.

Update informasi terkini wabah Virus Corona yang menyerang China dan beberapa negara lain, Minggu (26/1/2020)
Update informasi terkini wabah Virus Corona yang menyerang China dan beberapa negara lain, Minggu (26/1/2020) (YouTube South China Morning Post)

Tetapi potensinya tidak bisa dikesampingkan dan tetap ada. Tentu kita berharap tidak terjadi, tetapi karena virus bisa bermutasi, sangat mungkin di saat lain bisa ditemukan virus yang berbahaya bagi manusia,” kata dia.

Interaksi yang intens dengan satwa liar, khususnya kelelawar, bisa meningkatkan risiko kasus zoonosis, yaitu penularan virus yang menginfeksi binatang ke manusia.

“Kalau bersinggungannya dengan daging (satwa) yang sudah masak, mungkin aman.

"Tetapi sebelum itu, dari pemburuan, pengepul di dekat rumah bisa membahayakan keluarga dan tetangga, transportasi, hingga pasar akan meningkatkan risiko penularan virus,” kata dia.

Warga Norwegia, Alf Jacob Nilsen (64), pernah mengunjungi pasar Tomohon tersebut.
Warga Norwegia, Alf Jacob Nilsen (64), pernah mengunjungi pasar Tomohon tersebut. (Tangkap layar foto Alf Jacob Nilsen)

Semakin langka jenis gading yang dimasak menjadi keunikan dan buruan tamu yang datang saat pesta.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved