Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kobe Bryant Meninggal Dunia

Mulai Diselidiki, Penyebab Kecelakaan Helikopter yang Menewaskan Kobe Bryant

Penyebab kecelakaan helikopter yang menewaskan legenda NBA, Kobe Bryant, mulai diselidiki Investigator dari Federal Aviation Administration (FAA).

Editor: Rizali Posumah
Kolase Foto Tribunmanado/fototribunnews/Skynews
Detik-detik Helikopter yang Ditumpangi Kobe Bryant dan Putrinya Gianna Maria Onore Terjatuh. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Penyebab kecelakaan helikopter yang menewaskan legenda NBA, Kobe Bryant, mulai diselidiki Investigator dari Federal Aviation Administration (FAA) dan National Safety Safety Board (NTSB).

Minggu, 26 Januari 2020 pagi, di Calabasas, California, Bryant bersama salah satu putrinya dan 7 penumpang lain tewas dalam kecelakaan helikopter.

Putrinya yang turut menjadi korban dalam kecelakaan tersebut yakni Giannya, berumur 13 tahun.

Helikopter Sikorsky S-76B yang ditumpangi Bryant jatuh ke lereng bukit di luar kota Calabasas, sebelah barat Los Angeles.

Sampai sejauh ini, ada dua kemungkinan penyebab kecelakaan tersebut, yakni kondisi cuaca yang berkabut dan kemungkinan kegagalan mekanis.

FBI memiliki tim yang terdiri dari sekitar 20 orang di Los Angeles dan akan bekerja sama dengan FAA, pabrik helikopter dan perusahaan yang membuat mesin.

FBI membantu staf NTSB mendokumentasikan tempat kejadian, yang merupakan prosedur standar.

Sebelum kecelakaan terjadi, kondisi cuaca di sekitar kediaman Bryant memang berkabut.

Kondisi yang sama juga dialami pihak kepolisian yang terpaksa mendaratkan helikopter mereka saat hendak menjangkau lokasi, Senin (27/1/2020).

Sebelum terjadinya kecelakaan, pilot helikopter yang ditumpangi Bryant sempat meminta izin khusus ke pengawas lalu lintas udara, yang dikenal sebagai Peraturan Penerbangan Visual Khusus, untuk terbang dalam cuaca kurang optimal.

Demikian pernyataan salah satu anggota dewan NTSB, Jennifer Homendy, yang pergi ke lokasi kecelakaan untuk mengumpulkan bukti.

Menurut Homendy, helikopter sempat berputar di udara selama 12 menit sebelum diberikan izin terbang.

Pilot kemudian meminta pengawas untuk "mengikuti penerbangan", sebuah bantuan yang diberikan kepada helikopter untuk menghindari tabrakan.

Namun, helikopter nahas tersebut terbang terlalu rendah, sehingga sulit dipantau oleh radar.

Pilot sempat melapor untuk menaikan ketinggian untuk menghindari lapisan awan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved